Part ini bakal panjang :)
Jadi siapkan mental kalian..
Ingat ini hanya karangan saja, jadi setiap kejadian atau kata-kata yang di gunakan hanya mengarang.
••
Lisa terus berlatih di ruangan ballet khusus di rumah nya, gadis itu sedang memasang sepatu nya dengan benar.
Lalu melakukan pemanasan, walau beberapa kali hilang keseimbangan.
Mata nya menatap kosong, musik mengalun memenuhi seisi ruangan yang hanya ada dirinya sendiri.
Dia mulai meliukan tubuh nya sesuai dengan iringan musik setelah beberapa menit lalu melakukan pemanasan.
Dia menyuruh semua orang agar tidak ada yang mengganggu nya, bahkan di luar sana paman Han dan juga bibi Minju terlihat khawatir pada sang nona muda begitu pula dengan beberapa maid lainnya.
Lisa melakukan putaran namun lagi-lagi terjatuh, terus-terus mencoba kakinya terasa perih.
Bruk!
Tubuh nya ambruk, dengan kesal Lisa melemparkan sepatu nya yang sudah berlumuran darah.
Dia mengambil lagi dan lagi sepatu ballet milik nya.
Berputar terus seperti itu, meliukan tubuhnya.
Bruk!
Lagi lagi dia jatuh, kaki nya terasa mati rasa.
Melemparkan lagi sepatu yang sudah terkena noda darah itu, meraung melemparkan semua sepatu dan gaun ballet yang tersimpan rapih di dalam lemari.
Air matanya keluar, Lisa memeluk dirinya sendiri terisak kuat mengeluarkan semua beban yang dia rasakan.
Sakit.
Sangat sakit.
Dia kesakitan, di dalam kegelapan.
BRAK!
"Nonaaa!" bibi Minju langsung memeluk nona muda nya yang menangis meraung-raung, dia ikut menangis melihat kondisi nona muda nya yang jauh dari kata baik-baik saja.
Paman Han tertegun melihat semua barang-barang berantakan dan septu ballet yang berserakan dengan bercak darah.
"Nona.."
Brug
Lisa pingsan, tubuh nya lelah dan kakinya serasa mati rasa.
"NONA!" teriak histeria bibi Minju. Paman Han langsung menggendong nona muda nya itu untuk segera di bawa ke rumah sakit.
"Siapkan mobil!"
••
Paman Han menggendong tubuh lemah nona muda nya, berlarian untuk masuk kedalam rumah sakit di ikuti bibi Han yang menangis dan beberapa bodygurad.
"DOKTER TOLONG!" teriak paman Han.
Seorang dokter langsung menyuruh perawat untuk membawakan brankar.
Dokter itu terkesiap melihat siapa yang di bawa itu.
"Lalisa.." gumamnya.