Ten Lee dan Lalisa...
Teman kecil yang akhirnya berubah menjadi teman hidup.
Satu keputusan terpaksa yang harus diambil keduanya demi kebebasan masing-masing.
Dua manusia berbeda mulai dari keseharian, karir juga kesibukan.
Dua manusia berstatus men...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Langit belum begitu terang, sang surya masih malu-malu untuk menampakkan sinarnya. Udara pagi yang segar menyambut Yoshi begitu ia melangkah keluar dari gedung agensinya.
"Augh... badanku," Keluhnya saat merasakan pegal disekujur tubuh. Bagaimana tidak, ia nyaris menghabiskan waktu semalaman mendekam dalam studio mengerjakan musiknya.
Niatnya ingin berjalan kaki kembali ke dorm sembari menikmati udara pagi, tapi baru saja ia berjalan sepuluh meter sudut matanya menangkap sebuah pergerakan mencurigakan dari seseorang di depan sana.
Keduanya berpapasan, Yoshi sibuk dengan ponsel ditangan meskipun sudut matanya tetap mengawasi. Saat jarak dirasa aman, ia berbalik dan bisa melihat bagaimana orang itu terlihat mengawasi sekitaran gedung agensi seolah sedang memastikan tidak ada orang disana. Merasa ada yang tidak beres, pemuda itu memilih bersembunyi dibalik pohon besar sembari terus mengawasi dari jauh.
Sialnya ini masih terlalu pagi untuk orang-orang beraktifitas, sehingga area sekitaran agensi memang terbilang sepi. Hanya terlihat beberapa staff yang baru saja datang pagi itu.
Saat sebuah mobil hendak memasuki area parkir agensi, ia dibuat tersentak ketika orang asing di depan sana bergerak cepat menghampiri mobil yang baru saja berhenti.
Tanpa menunggu lama, Yoshi berlari kencang kembali ke agensi. Ia semakin dibuat panik saat matanya menangkap kehadiran sebuah benda yang baru saja dikeluarkan orang itu dari saku mantel yang dipakainya.
HAP!
Seakan tepat waktu, ia berhasil memutar balik badan si orang asing hanya dengan sekali hentakan. Bukan hanya orang itu, namun si target—Lisa, yang hendak masuk ke gedung agensi ikut tersentak kaget.
"Yoshi-ya..." lirih Lisa saat berbalik dan menemukan Yoshi sedang memeluk seseorang.
"Good Morning, Noona~" Ceria sang pemuda dengan senyuman lebar diwajahnya.
Lisa masih terdiam, "Apa yang kau lakukan? Siapa dia?" Tanya Lisa yang merasa aneh dengan tingkah juniornya itu.
Yoshi melepas pelukannya setelah berhasil mengambil alih pisau ditangan si orang asing. "Dia temanku, Noona. Baru datang dari Jepang, kami sudah lama tidak bertemu. Makanya pemuda bodoh ini langsung menghampiriku ke agensi." Bohongnya yang tentu saja dipercayai Lisa begitu saja.
"Ayo, beri salam. Tunjukkan sopan santunmu," suruh Yoshi menyenggol lengan pemuda disampingnya.
Pemuda itu membungkuk. "Annyeonghaseyo," ucapnya dengan suara rendah nyaris tak terdengar.
Lisa membalas dengan senyuman ramah. "Hai, aku Lisa." Perempuan itu kemudian kembali menatap Yoshi, "Kau bisa mengajak temanmu untuk sarapan bersama di agensi. Dia pasti akan menyukainya." Kata Lisa tanpa menaruh curiga.
"Lain kali saja, Noona. Kami sudah memiliki rencana hari ini." Senyuman lebar pemuda itu berhasil menutupi segala keanehan yang sedang terjadi.