11📨

632 120 20
                                    

Meski tubuhnya terasa lelah, Ten tetap menyempatkan diri untuk melanjutkan bacaan yang tertunda; membaca kembali artikel berita atau sekedar melihat artikel sederhana yang membahas tentang seni.

Pria itu menyamankan diri di sofa santai yang terdapat disudut kamar. Kacamata baca bertengger dihidung runcingnya, satu tangan memegang iPad dan tangan lainnya memegang apple pen.

Lagu The Magician milik Andy Shauf sayup-sayup terdengar memenuhi ruangan berukuran besar itu. Lampu utama ia matikan, lampu tidur ia nyalakan. Penerangan seadanya membuat Ten semakin rileks menikmati waktunya, terkadang ia juga menyiapkan sebotol wine tapi malam ini pria itu memilik sebotol air mineral sebagai pelengkapnya.

Tok tok tok!

Suara ketukan di pintu kamarnya terdengar, Ten mendongak. "Dia belum tidur?" Gumam pria itu saat melihat jam dinding menunjukkan pukul 01.00 dini hari.

"Masuk." Suruh Ten.

Tak lama pintu kamarnya terbuka, Lisa muncul dengan sebuah boneka beruang yang berada dalam pelukannya.

"Belum tidur?" Tanya Ten saat Lisa hanya berdiri diam diambang pintu dengan wajah tertekuk.

Perempuan itu menggeleng, "Apa aku mengganggumu?" Suaranya terdengar ragu, ia bahkan seperti orang linglung saat ini.

"Tidak." Ten melepaskan kacamata bacanya, "Kenapa kau hanya berdiri disana? Masuklah." Suruh pria itu.

Perlahan Lisa masuk ke dalam kamar suaminya, jujur saja ini pertama kalinya bahkan sejak mereka menikah. Kamar Ten sangat luas, terdapat beberapa perabot yang terlihat antik, sangat memanjakan mata dan juga—hangat.

 Kamar Ten sangat luas, terdapat beberapa perabot yang terlihat antik, sangat memanjakan mata dan juga—hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak bisa tidur?" Suara Ten menyadarkan Lisa dari kegiatan melihat-lihatnya.

Perempuan itu mengangguk, "Lagu ini—" celetuknya tiba-tiba begitu mendengar alunan yang tidak asing ditelinga.

"—Moon River." Ucap mereka bersamaan. Keduanya tersenyum simpul. Lagu milik Frank Sinatra itu merupakan salah satu lagu lama yang disukai Lisa.

"Duduklah. Kenapa kau hanya berdiri disana." Suruh Ten sekali lagi.

Lisa mengigiti bibirnya, terlihat ragu untuk bersuara. Ten yang paham kembali tersenyum. "Ada apa, Lisa? Kau perlu sesuatu?" Tanyanya.

"Itu... Hm, boleh aku tidur disini?"

Meski sempat terkejut, Ten bisa melihat wajah Lisa yang memerah karena menahan malu.

"Tentu saja. Aku tidak akan melarangmu."

Tanpa disuruh dua kali Lisa dengan cepat naik ke kasur berukuran besar milik Ten, ia bahkan langsung menutupi sebagian tubuhnya dengan selimut. Ten yang memperhatikan itu dibuat terkekeh karena tingkah lucu sang istri.

Paper HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang