Ten tidak bisa mengikuti pertemuan itu dengan fokus. Dirinya terus bergerak gelisah, mencuri pandang pada jam tangan juga ponselnya—berharap menemukan satu notifikasi akan muncul segera di layar ponselnya. Namun nihil. Bahkan sampai pertemuan itu selesai, ponselnya masih tetap diam tanpa memunculkan satu pun pemberitahuan di layarnya.
"Tuan?" Panggil Sana. Saat ini mereka sudah kembali ke kamar hotel. Ten yang lelah memilih duduk diatas sofa sembari menyenderkan kepala pada bantal yang ada disana. "Ada apa, Sana?" Tanya pria itu dengan mata terpejam.
"Mr. Fujitora ingin mengajak anda untuk makan malam bersama, Tuan." Ucap sang asisten menyampaikan pesan yang baru saja ia dapat.
Ten membuka mata, menghela nafas berat kemudian melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah hampir jam makan malam rupanya, "Dimana Hendery?" Tanya pria itu.
"Saya disini." Sahut si pemilik nama melangkah mendekati sang bos. Berbeda dengan kunjungan kerja sebelumnya, kali ini Hendery ikut serta.
"Hubungi Juyeon dan yang lainnya, tanya keberadaan mereka." Suruh Ten yang diangguki langsung oleh Hendery. Pemuda itu mundur beberapa langkah kemudian berbalik dan pergi dari sana.
Sepeninggalan Hendery, Ten kembali menoleh pada Sana. "Dimana?"
"Di restoran hotel ini, Tuan. Di lantai lima."
"Baiklah. Siapkan pakaian saya." Meskipun Ten yakin perjamuan itu akan berlangsung lama, tapi tidak masalah. Toh kerja sama diantara mereka sudah berhasil terjalin. Anggap saja makan malam ini menjadi perayaan untuk kelancaran project yang akan dijalankan.
"Baik, Tuan." Sana si perempuan Jepang membungkuk hormat sebelum pergi menyiapkan pakaian atasannya.
Ten kembali terdiam. Matanya memandang lurus pada langit-langit kamar, pikirannya menerawang dan hatinya kian gelisah. Lisa belum membalas pesannya sejak tadi, bahkan sejak ia landing di bandara Haneda sejak beberapa jam yang lalu.
Pria itu kembali meraih ponsel yang berada di atas meja, membuka applikasi pesan dan membaca kembali isi room chat-nya dengan sang istri.
LiLi
Aku sudah di agensi.
Kau sudah di bandara?Ten Lee
Belum.
Baru saja keluar dari kantor.LiLi
Kau pergi bersama Sana?Ten Lee
Hm, ya. Kenapa?LiLi
Aku hanya bertanya.Ten Lee
Kau cemburu?LiLi
Aku? Cemburu?
Hah! In your dream!Ten Lee
Ck, mengaku saja apa susahnya.LiLi
Kau ingin ku pukul?Ten Lee
Aku sudah di BandaraTen Lee
Aku take off.Ten Lee
Aku landing.Ten Lee
Kau masih rekaman?Ten Lee
Hendery juga ikut,Ten Lee
Ingin sesuatu dari sini?Ten Lee
Pertemuanku selesai.Ten Lee
Kau dimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Hearts
Fiksi PenggemarTen Lee dan Lalisa... Teman kecil yang akhirnya berubah menjadi teman hidup. Satu keputusan terpaksa yang harus diambil keduanya demi kebebasan masing-masing. Dua manusia berbeda mulai dari keseharian, karir juga kesibukan. Dua manusia berstatus men...