"Lisa hamil."
Semburan kopi dari mulut Doyoung tak terelakkan. Cairan hitam itu mengenai kaos Jaehyun yang duduk bersila di karpet kamar si penyembur. Seakan sudah tahu kalau hal itu akan terjadi, Jaehyun dengan santai membersihkan kaosnya dengan tisu basah milik Doyoung yang ia ambil dari atas nakas.
Saat ini mereka sedang berada di kamar Doyoung. Setelah menyelesaikan jadwal terakhir hari ini, Jaehyun dengan dua gelas kopi dingin ditangannya menghampiri Doyoung yang baru saja selesai membersihkan diri.
"YA!!!" Teriak Doyoung semenit kemudian. Bola matanya nyaris saja melompat keluar, dengan sedikit kasar ia meletakkan kembali gelas kopinya.
Jaehyun sudah siap disidang begitu melihat wajah serius Doyoung. Meskipun ia tahu pemuda itu akan mengeluarkan segala racun disetiap perkataannya, tapi berbagi cerita dengan Doyoung merupakan pilihan yang tepat untuk saat ini.
"Kenapa bisa sampai hamil? Apa kau lupa kalau di dunia ini ada pengaman yang disebut kondom?" Cerca Doyoung dengan wajah serius dan kedua tangannya yang terlipat didada. Bahkan Jaehyun sempat melihat mata pemuda itu menyipit seolah sedang melakukan interogasi pada pelaku kejahatan.
Ah, apa kini dirinya bisa disebut sebagai penjahat?
Pemuda itu mengangkat kedua bahunya, kembali menunduk menatap gelas yang masih terisi penuh ditangannya. "Aku lupa..." Katanya dengan nada memelas. Meskipun faktanya, ia bahkan tidak pernah menggunakan pengaman saat berhubungan badan dengan Lisa.
Doyoung merotasikan bola mata sembari mendengus singkat. Ia kembali menatap Jaehyun yang masih tertunduk. "Sekarang bagaimana? Kalian akan menikah?" Tanyanya.
"Tentu saja tidak!" Sela Jaehyun cepat, ia membalas tatapan Doyoung dengan wajah tak kalah serius. "Aku tidak siap untuk menikah, apalagi menjadi orang tua. Itu terjadi karena kesalahan." Lanjutnya tanpa merasa bersalah sedikit pun.
Perkataan Jaehyun membuat Doyoung menatap pemuda itu dengan mata nyalang, "Kau gila?!" Bentaknya. "A baby is never a mistake! You had sex without a condom. What do you expect, Jae? A MacBook?" Geram Doyoung penuh kesal.
Kalimat beracun yang baru saja dilontarkan Doyoung menampar telak kesadaran Jaehyun. Sekali lagi, apa yang diucapkan pemuda itu benar. Jaehyun mengusap wajahnya kasar, ia menghela nafasnya berat.
"Aku tidak siap, Hyung... benar-benar tidak siap. Aku tidak bisa."
"Kenapa? Apa ini soal karirmu?" Pertanyaan itu membuat Jaehyun sempat terdiam sebelum akhirnya mengangguk. "Juga mimpiku. Menjadi idola dan berada diatas panggung adalah impianku..." lanjut pemuda itu.
"...melepaskan hal yang menjadi impianku sejak lama rasanya—aku tidak bisa, Hyung." Tambahnya.
Doyoung mengerti, ia tahu bagaimana kerasnya Jaehyun berlatih sejak pertama kali ia mengenal pemuda itu. Ia tahu bagaimana bahagianya Jaehyun saat berhasil masuk ke line up debut, ia tahu semuanya. Tapi, untuk sekarang memikirkan impian dan karir, bukankah sesuatu yang sangat egois?
"Bagaimana dengan Lisa? Kau sudah bicara dengannya soal ini?"
Jaehyun menggeleng lemah, "Kami putus komunikasi sejak sebulan lalu saat aku mengetahui keadaannya. Dia bahkan mengusirku." Rasanya Doyoung ingin sekali memaki pemuda berlesung pipi didepannya ini. "Dan kau sama sekali tidak berusaha untuk menghubunginya? Bahkan sekedar untuk menanyakan keadaannya?" Nada suara pemuda itu kembali meninggi.
Doyoung ingin melambaikan bendera putih saat Jaehyun mengangguk, rasanya melelahkan. Emosinya terkuras habis, begitu pun dengan kesabarannya.
"Bicara dengan Lisa. Kau harus bertemu dengannya. Ini bukan lagi tentangmu ataupun Lisa, tapi ini juga tentang anak kalian. Darah daging kalian." Kata Doyoung dengan penuh penekanan diakhir. Dia tidak ingin Jaehyun salah mengambil keputusan dan membuat pemuda itu akan menyesalinya dikemudian hari.

KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Hearts
FanfictionTen Lee dan Lalisa... Teman kecil yang akhirnya berubah menjadi teman hidup. Satu keputusan terpaksa yang harus diambil keduanya demi kebebasan masing-masing. Dua manusia berbeda mulai dari keseharian, karir juga kesibukan. Dua manusia berstatus men...