Ruangan berbentuk persegi dengan dua buah meja ping pong yang berada ditengah saat ini terlihat ramai dan rusuh secara bersamaan. Teriakan heboh beberapa kali terdengar, tidak hanya itu; umpatan dan ucapan kasar lainnya juga hadir tak ingin ketinggalan.
"Ya! Jangan bermain curang!" Teriak Lisa kesal pada lawan mainnya, Seunghoon.
Pria itu tertawa. "Aku tidak bermain curang, kau saja yang bodoh." Ledek si pria saat kembali berhasil mencetak skor.
Lisa mendengus, menggulung lengan hoodienya dan bersiap kembali melakukan servis. "Kali ini aku akan menang, lihat saja." Ucap perempuan itu dengan hasrat yang menggebu.
"Kau sudah mengatakan itu puluhan kali, Lisa—" Celetuk Mino yang sedari tadi berada disana dengan sekaleng soda ditangannya.
"—dan kau selalu kalah, jadi terima saja." Sambung Seungyoon yang baru menyelesaikan permainannya dimeja sebelah bersama Jinwoo.
Perempuan itu mendelik tajam menatap kesal pada kedua seniornya. "Diam dan lihat ini." Lisa kemudian melakukan servis dengan penuh ambisi, ajaibnya bola itu langsung out dan membuat Seunghoon menang telak.
Seunghoon tertawa, Mino bahkan sampai berguling di lantai dan Seungyoon menghampiri Lisa dengan senyum jahilnya. "Diam dan lihat ini." Ejek pria itu mengulangi ucapan Lisa sebelumnya.
Rose menghampiri Lisa dengan sebotol air mineral. "Sudahlah, akui saja kau memang bodoh dalam bermain tenis meja." Lisa menerima botol itu, "Kau ini teman mereka atau aku sih?" Protes Lisa sebelum menegak habis air mineral yang baru saja diberikan Rose.
"Tentu saja temanmu. Tapi, mengakui sebuah kebodohan tidak selamanya buruk."
Mino bertepuk tangan. "Kau seharusnya mendengarkan temanmu itu, Lisa. Sudah cantik, bijak pula." Botol kosong ditangan Lisa melayang kemudian, "Ya!!!" Teriak Mino saat benda itu mengenai kepalanya.
"Jangan lupakan taruhan kita, Nona. Aku menunggumu di Dorm." Ucapan Seunghoon barusan membuat manusia-manusia yang berada di sana mendelik penasaran.
"Apa? Dorm? Kalian akan melakukan apa?"
Dibanding Jisoo yang sedang asik bermain game diponselnya, Rose terlihat lebih terkejut.
"Dorm bukan motel tempat kalian bisa melakukan maksiat." Timpal Seungyoon.
Mino memandang Seunghoon dan Lisa bergantian, "Kalian? Aku tidak menyangka—" tentu saja Mino mengatakan ini dengan ekspresi menyebalkan, ia juga dengan sengaja menutup mulut menggunakan kedua tangan agar lebih mendramatisir keadaan.
Lisa memutar bola matanya malas. Ada apa dengan isi kepala teman-temannya ini? Apa sudah waktunya untuk dicuci dan dibersihkan? "Aku hanya kalah taruhan, bukan berniat menjadi pelacur." Sarkas Lisa.
Jinwoo yang sedari tadi hanya diam menjadi penonton kali ini tanpa segan menendang kaki Lisa, membuat perempuan itu merintih kesakitan. "Jaga ucapanmu! Astaga, ada apa dengan perempuan-perempuan di agensi ini? Apa setiap hari mereka memakan sampah?" Omel pria itu kesal.
Lisa mengusap kakinya yang terasa nyeri, "Salahkan pria menyebalkan itu. Dia yang memulainya." Rengek Lisa menunjuk Seunghoon, Mino dan Seungyoon bergantian.
Jisoo yang baru saja kalah dipermainan onlinenya menepuk kuat bokong Lisa. "Kau dengar itu, Mrs. Lee?" Ledek perempuan itu yang diangguki Lisa kemudian.
"Dimana Jennie?" Tanya Mino tiba-tiba.
"Entahlah, aku belum melihatnya sejak tadi." Sahut Jisoo, hal yang sama berlaku juga untuk Rose.
"Bukannya tadi kalian datang bersama?" Seungyoon menoleh pada Lisa yang nampak acuh tak acuh ditempatnya.
Perempuan itu mendengus. "Datang bersama bukan berarti aku harus tau semua aktifitasnya, kan? Di dunia ini ada teknologi yang bernama ponsel. Kalian bisa menggunakan itu jika penasaran dimana dia berada." Ketus Lisa sebelum beranjak dari sana dan membuat yang lainnya saling menatap heran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Hearts
FanfictionTen Lee dan Lalisa... Teman kecil yang akhirnya berubah menjadi teman hidup. Satu keputusan terpaksa yang harus diambil keduanya demi kebebasan masing-masing. Dua manusia berbeda mulai dari keseharian, karir juga kesibukan. Dua manusia berstatus men...