12📨

594 114 16
                                    

Pertemuan terakhir Jaehyun dengan Lisa sangat berdampak pada keseharian pemuda itu. Konsentrasinya hilang, sering melamun bahkan linglung. Karena kondisi itu, akhirnya agensi memutuskan semua jadwal Jaehyun diistirahatkan untuk sementara waktu. Pemuda itu hiatus dengan alasan kesehatan.

Hari-harinya dihabiskan dengan mengurung diri di kamar, ajakan untuk sekedar makan bersama dari anggota grupnya pun ditolak mentah-mentah. Taeyong sang leader dibuat khawatir dengan kondisi salah satu anggotanya itu.

"Bagaimana, Hyung?" Tanya Taeyong begitu Taeil anggota tertua mereka kembali ke ruang makan dengan wajah tertekuk.

Taeil menggeleng sebagai jawaban. Ia lantas bergabung dengan anggota lainnya dimeja makan. "Sudahlah. Kita makan saja." Ucap pemuda itu mengambil mangkok yang sudah terisi nasi.

Doyoung mendengus, meletakkan kembali sumpitnya dan bangkit meninggalkan ruang makan.

"Ya! Mau kemana kau?" Teriak Taeyong yang tentu saja diabaikan oleh pemuda Kim itu.

Doyoung mempercepat langkahnya menuju kamar Jaehyun, dengan sekali hentakan pintu itu terbuka; menampilkan Jaehyun yang sedang duduk memandang lurus pada langit luar melalui jendela kamarnya.

"Ada apa denganmu? Kau membuat semua orang khawatir, Jae!" Sentak Doyoung kesal begitu ia hanya berjarak tiga langkah dari tempat Jaehyun.

"Keluarlah, Hyung. Jangan perdulikan aku." Usir pria itu tanpa mau repot melihat lawan bicaranya.

"Kau begini karena permasalahanmu dengan Lisa?" Tebak Doyoung. Diluar perkiraan, ucapannya berhasil membuat Jaehyun berbalik.

"Kau sudah bicara padanya?" Tanyanya lagi. Kini ia bisa dengan jelas melihat wajah Jaehyun. Wajah tampan yang selalu terlihat segar kini nampak pucat dengan kantung mata yang terlihat jelas. Bibir yang biasa nampak lembab dan sehat kini terlihat kering bahkan terkelupas.

'Apa yang sebenarnya terjadi dengan Jaehyun?' Batin Doyoung yang masih terkejut melihat kondisi rekannya itu.

"Perempuan itu akan menghancurkan karirku. Dia akan menjatuhkanku." Gumam Jaehyun tiba-tiba. Rahangnya mengeras, bahkan matanya memerah nyaris berair.

Kedua alis Doyoung menyatu, "Apa maksudmu? Lisa kenapa?" Bingungnya mendengar rancauan Jaehyun.

"Dia akan menggunakan bayi itu untuk menjatuhkanku, sebelum itu terjadi—aku akan menghentikannya." Kata Jaehyun dengan suara yang bergetar.

"Ya! Apa yang kau bicarakan?" Panik pemuda itu. Jaehyun seperti orang yang sedang kerasukan. Mendadak rasa takut menjalar di hatinya. Jaehyun dengan wajah seperti ini tentu bukan Jaehyun yang sama seperti sebelumnya.

Bukannya menjawab Jaehyun justru bangkit, menyambar jaketnya dan pergi begitu saja meninggalkan Doyoung yang terpaku ditempatnya.

Jaehyun mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Emosi yang kembali menguasainya membuat pria itu tak dapat berpikir jernih. Pegangannya pada setir mengerat, matanya terus bergerak awas memandang spion kanan kiri agar tidak menyenggol kendaraan lain.

Suara panggilan yang tersambung memenuhi ruangan dalam mobil.

"Dimana?" Tanya Jaehyun begitu panggilannya dijawab.

"......"

"Ada yang ingin aku bicarakan."

"....."

"Aku kesana. Tunggulah sebentar."

Tanpa menunggu jawaban dari seberang sana, Jaehyun mematikan sambungan telepon mereka dan kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.

✖️✖️✖️✖️✖️

Paper HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang