17📨

540 117 18
                                    

"Dia mengancammu?" Seru Rose tak percaya saat Jaehyun selesai dengan cerita dongengnya.

Pemuda itu mengangguk lemah, kini keduanya sudah duduk di sofa ruang tamu dengan Jaehyun yang berbaring berbantalkan paha Rose.

"Perempuan itu tidak pernah mengijinkanku untuk memakai pengaman, setiap kali aku akan menggunakannya—Lisa pasti akan marah dan langsung membuang benda itu kalau ia melihat aku membawanya." Jaehyun menghela nafasnya berat.

"Dia menjebakku, dia sengaja hamil, dia tidak mau menggugurkan bayi itu untuk mengikatku. Asal kau tahu saja, aku sudah berkali-kali memutuskannya, bahkan sejak dia resmi menikah, Rose. Tapi sebanyak apapun aku mencoba, sebanyak itu pula dia menolak." Dusta Jaehyun dengan wajah sendunya.

Egois!

Satu kata yang muncul begitu saja dibenak Rose. Selama ini, Lisa selalu berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan. Entah itu harta, popularitas bahkan percintaan. Lisa yang sudah menikah bisa dengan gampang mendapatkan Jaehyun yang faktanya adalah pria yang disukai Rose. Saat mendengar kabar kencan keduanya, Rose benar-benar marah. Bagaimana dunia bisa terasa sangat tidak adil baginya?

"Aku ingin terbebas, Rose. Aku sangat tersiksa dengan obsesi Lisa, dia seperti perempuan gila yang akan menghancurkan hidupku." Lirih Jaehyun dengan matanya yang sedikit berkaca. Rose menunduk, memandangi wajah lesu sang pria dengan tatapan sedihnya.

"Kau mau membantuku, kan? Membantuku untuk bebas dari Lisa?" Tanya Jaehyun memegang tangan Rose yang berada di pipinya.

Rose mengangguk, "Tentu saja aku akan membantumu. Tapi, bagaimana caranya?" Tanya perempuan itu.

Mendengar itu Jaehyun kemudian bangkit, memperbaiki posisi duduknya sedikit miring agar bisa berhadapan dengan Rose yang masih menatapnya dengan wajah serius.

"Bantu aku untuk menyingkirkan anak itu." Perkataan Jaehyun yang terlampau serius membuat mata Rose membola karena terkejut.

"A- apa maksudmu?"

Secara tiba-tiba Jaehyun merogoh saku celananya. Pemuda itu mengeluarkan sebuah botol kecil berisi cairan bening yang entah apa itu. Rose terus memperhatikan dalam diam meskipun hatinya mulai merasa gelisah.

"Campurkan ini ke minuman atau makanan Lisa." Kata pemuda itu menyodorkan si botol kecil.

Rose menerimanya dengan kerutan di dahi, "Ini- apa?" Bingungnya.

"Racun."

Tentu saja ucapan Jaehyun kembali membuat Rose terkejut. Perempuan itu menatap Jaehyun dan botol ditangannya bergantian. Apa Jaehyun baru saja memintanya untuk meracuni Lisa?

Rose meneguk ludahnya kasar, ia kembali memfokuskan tatapan pada pemuda yang menatap penuh harap padanya. "Kau—ingin aku membunuh, Lisa?" Tebak si perempuan dengan nada ragu-ragu.

"Bukan, Lisa. Tapi, anak yang berada dalam kandungannya."

Lagi, kalimat yang diucapkan Jaehyun membuat Rose terkejut. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali berharap apa yang didengarnya tadi salah.

"T- tapi... anak itu kan anakmu, Jae."

Jaehyun dengan cepat meraih kedua tangan Rose, mengatakan hal-hal sampah demi meyakinkan si perempuan kalau membunuh anak dalam kandungan Lisa bukanlah hal yang salah. Membual tentang kehadiran anak itu yang hanya akan menghancurkan karirnya juga menjadi penghalang kisah cinta mereka berdua.

Mendoktrin si perempuan dengan berbagai kalimat meyakinkan kalau Rose juga boleh bersikap egois. Bukankah selama ini perempuan itu menahan semua rasa kesalnya pada Lisa? Menjadi egois untuk kebahagiaan sendiri tidak ada salahnya. Jika Lisa bisa berbuat sesuka hati, kenapa Rose tidak? Sudah waktunya untuk Rose menang.

Paper HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang