Bab 18

858 61 0
                                    


"Weekend ini ibu mengundang kita menginap di rumah. Kita berangkat sabtu pagi, minggu sore pulang"

Lokasi rumah kedua orang tua Daniel hanya 4 jam perjalanan. Mereka biasa berkunjung ke rumah orangtua Daniel. Rumah orangtua Naomi juga hanya membutuhkan waktu 2 jam dari rumah orangtua Daniel. Namun mereka jarang kesana. Daniel lebih suka menghabiskan waktu di rumah orangtuanya sehingga Naomi sungkan memaksa meskipun terpaksa dia menahan rasa rindunya.

"Ya sudah, hari jumat juga pekerjaanku tidak banyak jadi bisa mempersiapkan semuanya tanpa terburu-buru."

Saat ini keduanya sedang makan malam di rumah. Tadi akhirnya Naomi singgah ke toko bersama Daniel yang datang menjemputnya. Dia hanya ingin membeli case laptop.

Daniel masih sibuk berkutat dengan makanannya, 

"Bagaimana rencana audit yang akan kamu lakukan, apakah sudah dapat tanggal pastinya?"

"Masih belum, paling dua hari lagi bisa dipastikan. Banyak yang harus di susun secara cermat"

"Ohh, memang seharusnya lebih baik terkesan lambat saat perencanaan tapi saat eksekusi lapangan harus bisa one day finish"

"Kamu benar. Untuk itulah aku buat rencana yang detail juga beberapa backup plan"

Naomi mengganggukkan kepala petanda menyetujui ucapan Daniel, lalu matanya sedikit melirik dengan agak canggung,

"hhhmmm, Daniel.. mungkin sekembalinya dari rumah ibu aku akan semakin sibuk. Proyek baru ini sudah mulai berjalan. Minggu depan kami sudah penandatangan Akta Pendirian. Setelah itu dilakukan, kami akan langsung tancap gas"


Daniel menghentikan kunyahannya dan memandang Naomi dalam.  Meskipun sudah sering mendapat tatapan mencurigai, Naomi tetap saja masih merasa gugup dengan pandangan Daniel yang menusuk. Dia tidak ingin Daniel berubah pikiran dan membuat drama murahan untuk menyuruhnya berhenti.

"Lalu berapa lama kamu akan sibuk melebihi waktu kerja yang seharusnya?" 

Daniel melemparkan pertanyaan dengan dingin dengan sorot mata tajam. 

 "Aku belum bisa memastikan Daniel, setelah aku meninjau beberapa lokasinya, mungkin baru bisa aku memberikan estimasi waktu yang kubutuhkan untuk menyelesaikannya" sedikit kikuk, Naomi berusaha menyamarkan kegugupannya dengan jawaban lugas.

"Aku mau kamu membagikan progress yang akurat mengenai proyek ini. Supaya aku juga bisa membayangkan jenis pekerjaan dan bebannya" 

Jika Daniel sudah melayangkan argumen sejenis ini, artinya sifat posesifnya mulai keluar. Bagi oranglain mungkin ini adalah bentuk perhatian, tapi bagi Naomi yang sudah mengenal karakter Daniel, ini ibarat bom waktu yang kapan saja bisa meledak. Seperti kau menyiapkan tiang gantungan untuk eksekusi dirimu sendiri.

Naomi semakin gugup dan menelan ludahnya tergagap. 

"emm, tadi aku dan Pak Bagas baru saja melakukan pertemuan dengan partner bisnis yang di maksud. Setelah pembicaraan panjang, kami sepakat untuk membuat Akta Pendirian minggu depan..."

Naomi melirik Daniel sekilas yang masih menunduk melanjutkan makan malamnya. Sementara Naomi sudah tidak mampu lagi mengunyah. Kembali rasa takut itu merasuki meskipun tidak melakukan kesalahan.

"Lalu?" Daniel masih mengobrak-abrik makanannya tanpa menatap Naomi.

"Dalam Akta Pendirian itu, aku yang mewakili kepemilikan saham Pak Bagas akan di tunjuk sebagai Wakil Presdir. Untuk rekrutment staff sudah dilakukan oleh masing-masing pihak..."

Toxic RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang