Bab 13

975 71 0
                                    

Waktu seakan berputar lebih cepat setelah Bagas menyampaikan berita itu kepada Naomi. Setelah Naomi menyetujui mereka langsung membicarakan hal-hal teknis yang berhubungan selama masa transisi peralihan jabatan. Ternyata Bagas telah menyiapkan secara detail mengenai langkah yang harus Naomi lalui sebelum akhirnya fokus pada tugas yang baru.

Naomi hanya menambahkan sedikit yang perlu. Bagaimanapun dialah yang paling mengerti tugas yang saat ini dia kerjakan. Naomi tentu tidak ingin kepindahan menjadi masalah yang merepotkan PIC penggantinya.

"Pengganti kamu sudah saya suruh mulai join besok. Kamu punya waktu dua minggu untuk melakukan training singkat mengenai jobdesc yang kamu kerjakan. Penggantimu sudah expert jadi kemungkinan tidak terlalu sulit. Hanya sedikit bantuan untuk beradaptasi, selebihnya saya yakin akan kemampuannya."

Naomi mengangguk singkat akan penjabaran Bagas.

"Seminggu pertama kamu boleh full mendampingi penggantimu, di minggu kedua kamu harus mulai fokus menentukan langkah awal untuk proyek baru ini. Setelah dua minggu berakhir, saya ingin kamu tidak terikat apapun lagi di jabatan kamu saat ini"

Bagas melanjutkan arahannya,

"Kita akan mendiskusikan lebih lanjut mengenai proyek ini dengan partner kita. Saya hanya perlu satu kali untuk melakukan pertemuan itu karena setelahnya saya akan limpahkan tanggungjawab sepenuhnya kepadamu. Buat Bapak bangga..."

Sesaat setelah Bagas melesatkan kalimat terakhirnya, mata Naomi membulat sempurna tidak bisa menutupi keterkejutannya. Bagas menggangguk meyakinkan kepada Naomi. Senyumnya begitu tulus dan teduh. Naomi terharu, matanya nyaris berkaca-kaca. Kata-kata itu sudah seperti ungkapan seorang ayah yang memindahkan tanggungjawab pengawasan dari pundaknya dan memberikan ke pundak anak perempuannya yang sudah dewasa.

Tersirat rasa kepercayaan yang besar pada kalimat itu. Kepercayaan adalah sesuatu yang berharga. Ketika kepercayaan rusak oleh kelalaian, selamanya tidak akan bisa kembali lagi. Naomi berdehem singkat untuk menetralkan raut wajahnya. Dagunya diangkat sedikit untuk menunjukkan rasa percaya diri. Cukup sudah dia bersikap melankolis. Waktunya bekerja dan menunjukkan bahwa kepercayaan Bagas tidak akan berakhir sia-sia.

"Terima kasih Pak. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk keberhasilan proyek ini."

Naomi menjawab singkat dan tidak berusaha bersikap muluk. Dia tidak akan menunjukkan bagaimana caranya nanti dia bekerja. Cukup dia tunjukkan hasil, itu sudah lebih dari cukup menjawab usahanya.

"Bagus, minggu ini saya atur pertemuan dengan partner kita. Kamu bisa bersiap dari sekarang"

-----

Senyuman lebar tidak pernah surut dari wajah Daniel saat ini. Semua pekerjaannya terasa lebih mudah. Langkahnya begitu ringan. Keputusannya yang tiba-tiba untuk melakukan trip singkat dengan Naomi berakhir memuaskan.

Yaa.., meskipun ada beberapa kejadian membuat mereka sedikit berselisih. Tapi yang penting kan hari ini dirinya begitu bahagia. Masih terbayang hal liar yang mereka lakukan pagi tadi. Astaga.., Daniel jadi menginginkannya lagi. Daniel kembali tersenyum.

"....Kita makan siang sama ya. Sebentar lagi aku datang ke kantormu"

Akhirnya Daniel tidak kuasa menghentikan imajinasi liarnya. Daniel pun langsung menelpon Naomi. Dia harus segera melaksanakan apa yang ada di otaknya saat ini.

"Mau makan siang dimana?" Dari ujung telpon Naomi melirik jam tangannya. Mengukur waktu yang dibutuhkan sampai Daniel bisa tiba.

"Ada restoran baru yang letaknya tidak jauh dari kantormu. Anton bilang tempatnya privat dan makanannya enak. recomended"

Toxic RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang