"Masih ada waktu tiga jam sebelum kita berangkat, apakah kamu sudah selesai packing?"
Pagi ini Alex dan Naomi sedang sarapan bersama dan akan segera pulang dengan jadwal penerbangan siang hari.
"Iya.., aku sudah selesai berkemas jadi nanti tidak perlu terburu-buru.." Naomi begitu nyaman dengan kondisi mereka sekarang setelah kemarin mereka akhirnya melakukan rekonsiliasi.
Alex tampak santai duduk di hadapan Naomi. Nampaknya dia sudah berhasil menguasai diri sehingga tidak terlalu menampakan ambisi terhadap wanita di hadapannya. Meskipun niatan itu seolah hilang, namun di dalam sana rasa itu masih berkobar membara.
"Kurasa waktunya masih cukup kalau kau ingin berjalan-jalan sebentar" tawar Alex.
"Lain kali saja, kurasa lebih baik menunggu disini. Lagipula pemandangannya juga bagus, aku ingin menikmatinya"
Suasana restoran memang di desain khusus untuk mengarah ke tepi pantai. Dan pagi ini cuaca juga bagus, rasanya tidak perlu mencari-cari lagi. Tampak dari tempat mereka saat ini beberapa kapal nelayan yang sedang menebar jaring. Ada beberapa yang sudah berlabuh dan menurunkan hasil tangkapan. Naomi berbinar takjub menyaksikan kegiatan itu. Dan keantusiasan perempuan itu juga turut terekam dalam pengamatan Alex.
"Pemandangan yang menentramkan bukan? Laut, pasir, kapal nelayan di tambah udara bersih benar-benar menenagkan fikiran" Naomi mengangguk menyetujui Alex tanpa memutus pandangan dari para nelayan yang sedang sibuk menggulung jaring.
"Kau benar. Aku jadi semakin merasa bertanggungjawab untuk tidak merusak ritme kehidupan mereka. Dengan kehadiran tamu disini, kita harus lebih ketat dalam penanganan limbah. Jangan sampai kegiatan para tamu mengganggu tempat mereka mencari nafkah"
Alex sedikit tertegun mendengar pernyataan itu. Dia terbiasa memikirkan diri sendiri, menghasilkan uang sebanyak-banyaknya tanpa perlu mengkhawatirkan orang lain. Baginya semua tentang menciptakan dan memanfaatkan peluang. Dan Naomi saat ini seolah mempertanyakan sudut pandangnya.
"bagaimana mungkin kehadiran tamu bisa mengganggu nafkah para nelayan itu? Bukankah semakin banyak yang berkunjung kesini maka semakin meningkat juga sumber penghasilan. Para nelayan tidak perlu hanya mengandalkan mencari nafkah dengan menyebar jala.."
Naomi langsung berbalik menatap Alex yang mengernyit bingung. Dengan sabar dia langsung mengutarakan alasannya,
"Kalau sampah yang di buang di sekitar penginapan, sudah pasti para petugas kebersihan akan membereskannya. Tetapi para tamu tentu tidak menghabiskan sepanjang waktu untuk berada di hotel bukan? Seperti tour 4 titik yang menjadi andalan kita nanti. Proses mereka mulai dari bandara menuju hotel lalu ke tempat-tempat lain hingga akhirnya selesai berwisata tentu saja menghasilkan limbah. Misalnya plastik makanan, kemasan air mineral, tissu dan lain sebagainya..."
Alex menegakkan punggungnya dan mencondongkan tubuh ke arah Naomi sebagai bentuk rasa ingin tahu,
"Lantas dimana korelasinya"
Dengan semangat Naomi menyiapkan argumen, tampaknya Alex butuh kuliah singkat..
"Jika pengelola wisata tidak memprioritaskan masalah limbah kepada para tamu sejak awal kedatangan, tamu juga akan cenderung mengabaikannya. Tidak sedikit pelancong yang egois, hanya menikmati tanpa merasa perlu bertanggungjawab. Menganggap dengan membayar mereka bebas melakukan apa saja. Bagaimana perasaanmu kalau kau sedang surfing, lalu tiba-tiba ada kantung plastik tersangkut di kepalamu? Atau saat kau berjemur lalu ada sampah lain terbang dan hinggap di wajahmu?"
Sedikit merasa konyol membayangkan analogi itu, Alex menjawab sambil tersenyum,
"Well.., sudah pasti jengkel"
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Relationship
RomanceSaat orangtua menjadi pihak ketiga dalam sebuah rumah tangga....