Bab 6

1.7K 104 2
                                    

Naomi berjalan memasaki ruangannya. Sudah 3 hari berlalu sejak kemarahan Daniel. Daniel bersikap lembut dan selalu ingin dekat dengannya. Ya, Daniel memang selalu begitu. Jika marah bisa berubah seperti layaknya Hulk yang seolah dunia bisa diruntuhkannya, tetapi jika dalam mode tenang, dia lebih seperti peri baik hati yang akan mengabulkan apapun permintaan Naomi. Sungguh emosi yang labil.

"Selamat pagi Ibu Naomi" Mila langsung berdiri menyapa atasannya saat Naomi melintasi mejanya. Naomi melirik ke arah Mila dan mengangguk kecil.

"Pagi Mila.., ayo masuk ke ruangan saya" Seperti tidak mau membuang waktu, Naomi langsung mulai bekerja bahkan sebelum masuk ke ruangan. Setelah masuki ruangannya, Naomi meletakkan tas di meja kerja, lalu berbalik menghadap Mila yang sedari tadi mengikuti langkahnya.

"Apa skedul saya hari ini?" Naomi bertanya kepada asistennya. Dengan gesit Mila mengoperasikan tabletnya lalu mulai membaca jadwal.

"Hari ini pencairan giro jatuh tempo PT.Multi Guna. Tiga bulan lagi pelunasan selesai dan selama ini tidak pernah overdue. Mereka sudah mengirimkan RO untuk pendanaan ekspansi baru yang mereka rintis awal tahun ini"

*RO = Repeat Order. Biasanya berlaku untuk peminjam yang pernah memperoleh fasilitas pembiayaan dengan predikat pelunasan yang tepat waktu.

"Draft kesepakatan dengan PT. Unovelor sudah disetujui Pak Bagas. Tinggal menunggu info dari Pak Bagas kapan akan dilakukan penandatanganan akad"

*Akad = penandatangan kesepakatan dalam proses pencairan dana

Ah ya, Naomi tahu. PT. Unovelor adalah perusahaan Alex. "Untuk berkas pengajuan lain sudah saya letakkan di meja Ibu". Mila sangat cekatan dalam bekerja dan Naomi menyukainya. Mereka memang saling mengagumi tanpa mengungkapkan tentu saja.

"Oke, ada lagi?" Naomi bertanya sambil memeriksa beberapa dokumen di meja yang disebutkan Mila.

"Iya Ibu, saya sudah menghubungi Ibu Sisca dari Tsep Mining. Asistennya bilang, beliau free selama tiga hari ini saat lunch. Jadi beliau tinggal menunggu dari Ibu maunya hari apa"

"Oke, besok saja jadwalkan"

"Nanti makan siang kamu kemana? Saya lagi pengen makan sushi. Kalau kamu belum ada janji, ntar kita makan siang bareng aja ya Mil.." 

Naomi menunggu jawaban Mila sambil tetap fokus memperhatikan dokumennya.

Mila tersenyum.., atasannya ini memang berpenampilan dingin tak tersentuh, tetapi hatinya begitu hangat. Sehangat bandrek buatan ibunya di kampung halamannya yang sejuk. Menenangkan jiwa dan tubuhnya yang menggigil. Mila meringis geli malah membayangkan sikap atasannya yang hangat yang malah membandingkannya dengan bandrek ibunya dikampung. 

"Saya kosong bu nanti siang. Oke bu saya ikut" Mila langsung menjawab mengenyahkan fikirannya yang semakin melantur.

"Noted, yasudah kalau tidak ada lagi kamu boleh kembali ke mejamu", 

"baik bu, permisi" segera Mila meninggalkan Naomi yang sudah tenggelam dalam pekerjaannya.

----

Naomi meregangkan tubuhnya yang kaku setelah fokus dengan tumpukan dokumen. Dia keluar ruangan untuk sekedar menghirup udara segar. Saat melintasi meja Mila, dia melihat assistennya itu seperti hendak bergegas.

"Mau kemana Mil?" Naomi bertanya sambil memijat tengkuknya yang pegal.

"Ini saya lagi mau ambil paket dokumen di lobi resepsionis bu.."

"ohh ya sudah saya aja yang ambil. Sekalian saya mau cari udara segar, kepala saya stuck tadi periksa-periksa..."

Mila memandang atasannya yang masih sibuk meregangkan tubuh. Seulas senyum terbit di wajah Mila. "Baik terimakasih ya Bu.."

Toxic RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang