"Kami juga lagi berusaha ma"
Akhirnya Naomi berusaha menenangkan kekhawatiran mertuanya dengan memberikan jawqaban diplomatis.
"Berusaha apalagi? sudah berapa tahun kalian menikah, tapi mana cucuku. Sampai sekarang bahkan tidak ada tanda-tandanya. Atau apakah kandungan kamu bermasalah?"
mama Bertha kembali mendesak dan menuding Naomi.
"Tidak mama, aku baik-baik saja. Kami sudah melakukan pemeriksaan ke dokter obgyn, dan kami berdua dinyatakan sehat dan subur" Naomi berusaha menerangkan kepada mertuanya. Dia paham akan keinginan mertuanya yang sangat besar untuk segera memiliki cucu. Daniel adalah anak satu-satunya, mama Bertha tentu sangat menantikan anak dari Daniel.
"Itu karena kamu sibuk bekerja. Coba kalau kamu diam di rumah. Tentu akan dapat". Suara mama Bertha semakin meninggi. Dirinya berusaha menimpakan persoalan kepada Naomi. Dibalik sikapnya yang ramah dan kalem, mama Bertha adalah sosok pemaksa.
"Kami sudah pernah mencoba itu mama. Satu tahun aku tidak bekerja. Daniel dan aku sehat, tetapi tetap tidak ada tanda-tanda kehamilan".
Dulu Naomi pernah berhenti bekerja selama lebih dari setahun demi program memiliki anak. Namun hal itu tidak membuahkan hasil, yang meskipun berdasarkan pemeriksaan keduanya dalam kondisi sehat. Akhirnya Naomi lelah, dan Daniel juga terlalu sibuk sehingga dia sendirian di rumah mulai pagi sampai malam.
Naomi yang tidak biasa tidak bekerja, akhirnya meminta ijin untuk bekerja lagi. Daniel yang waktu itu masih belum terlalu memikirkan keturunan, mengiyakan kemauan Naomi. Setahun tidak bekerja, Naomi masih tercatat sebagai karyawan non-job. Mungkin karena dedikasi dan kinerjanya yang cekatan, perusahaan itu mau menahan Naomi sedemikian rupa, seolah yakin Naomi pasti akan kembali lagi. Dan terbukti, Naomi akhirnya kembali bergabung.
"Nah itukan dulu. Coba sekarang kamu berhenti, mungkin saja bisa hamil." mama Bertha semakin kalap untuk memaksa.
Tidak. Naomi tidak lagi ingin merasakan pahitnya tidak bekerja. Bukan hanya kebosanan yang melanda hari-harinya, tapi lebih dari itu. Mulut tajam Daniel lah membuatnya tidak nyaman.
Saat Naomi tidak bekerja, Daniel menganggap Naomi layaknya benalu yang tidak tahu malu. Berbagai kalimat bertendensi merendahkan keluar dari mulutnya jika sedikit saja ada yang kurang. Kerapkali Daniel mengancam untuk menceraikan Naomi dan menyuruhnya untuk segera angkat kaki dari rumah.
"Kamu harus sadar diri, tanpa aku kamu hanya kotoran"
"Bisa apa kamu? pemalas yang tidak bisa menghasilkan. Kerjanya hanya makan dan tidur saja"
"Kalau kamu tidak suka, keluar kamu dari rumah ini. Aku mau lihat bisakah kamu tanpa aku?"
Lalu saat Naomi ketahuan bertukar kabar dengan keluarganya, maka akan keluar kalimat,
"Keluargamu diam-diam meminta uang ya? Dasar peminta-minta"
Dan lalu Daniel akan selalu menjatah kebutuhan rumah tangga. Padahal sepeserpun Naomi tidak pernah memberikan kepada keluarganya. Saat Naomi tertangkap berbicara dengan pria lain, meskipun itu pedagang asongan maupun pedangang sayuran, akan keluar kalimat,
"Dasar liar, semua laki-laki digoda. Kamu memang sampah, makanya cocok sama mereka. Lagipula kalau orang kaya, mana mau sama kamu. Kamu hanya cocok dibayar murah. Level kamu memang sekelas sampah"
Dan banyak lagi sumpah serapah Daniel jika dia tersulut. Masalahnya Daniel memang selalu tersulut setiap saat. Sehingga kalimat-kalimat itu menjadi langganan di telinga Naomi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Relationship
RomanceSaat orangtua menjadi pihak ketiga dalam sebuah rumah tangga....