Bab 35

1K 52 0
                                    

Memilih aneka minuman yang berjejer rapi di atas rak, Daniel hanya mengikuti istrinya yang masih sibuk menentukan pilihannya. Tangannya mendekap sekeranjang popcorn yang sebelumnya sudah mereka beli. Masih teringat jelas saat menjemput Naomi sore tadi, dirinya secara impulsif melajukan mobilnya ke arah gedung bioskop. Keinginannya begitu besar untuk menimbun memori indah bersama istrinya.


Saat Naomi sudah selesai membeli minuman, ditariknya lengan Daniel untuk segera masuk ke dalam bioskop. Beruntung tadi mereka datang tepat waktu sehingga tontonan yang mereka pilih belum diputar. Berjalan bersisian sambil bercerita kecil, sungguh mereka membuat iri sebagian orang. Pasangan yang tampan dan cantik dengan hubungan yang harmonis. Lengan Daniel melingkar erat di pinggang istrinya seolah takut terlepas.


"Kita duduk di sebelah mana?"


"Di ujung paling belakang"Daniel menunjuk posisi kursi mereka. Seketika Naomi mengerutkan dahinya, beberapa pikiran bercokol di kepalanya namun tetap memilih bungkam. Saat sudah duduk, Naomi semakin merasa aneh. Bioskop ini sangat sepi karena mereka menonton di hari kerja. Kalau di hitung bahkan tidak seperempat kursi yang terisi.


"Kenapa kamu ambil kursi yang sebelah sini?"Aneh saja, Naomi pikir tadi bioskop ini sudah terisi penuh sehingga mereka hanya kebagian kursi paling belakang dan di pojok pula. Daniel memalingkan wajahnya untuk menatap istrinya. Berselimut kegelapan dengan sedikit pendar cahaya, masih bisa terlihat wajahnya yang menyeringai penuh rencana licik.


"Aku ingin bernostalgia saat kita masih berkuliah dulu""Nostalgia?" Rupanya Naomi kesulitan menebak maksud suaminya. Daniel menautkan jarinya diantara jemari istrinya lalu mencondongkan wajah mendekat. Dihembuskan nafasnya ke telinga dengan tujuan membuat sekujur tubuh istrinya meremang. Tak cukup sekedar menggoda, lidahnya menjilat kecil telinga Naomi lalu berbisik pelan,


"Aku merindukan saat-saat dulu kita masih sangat dikuasai gairah muda yang membakar. Sengaja memilih tempat strategis untuk bisa menyalurkan hasrat yang menggila. Mencuri-curi untuk bercumbu di tempat umum yang membuatku merasa sangat tertantang"


Berhasil. Sekujur tubuh Naomi bergetar oleh ucapan vulgar suaminya yang ternag-terangan. Nafasnya sedikit terengah, jelas terpengaruh ucapan Daniel ditambah jilatan-jilatan kecil yang menjalar di sekitar tengkuknya. Dalam keremangan cahaya Daniel menikmati reaksi istrinya.


"Sabar sayang, kita nikmati dulu tayangan ini. Aku berjanji akan memberikan hadiah utama untukmu nanti. Saat ini kamu cukup menikmati hadiah pembukanya.."


Daniel beranjak menarik tangan Naomi dan membimbingnya ke tempat duduk. Saat posisi mereka sudah mulai nyaman, dilarikan jemarinya yang bebas ke sela kaki istrinya. Seketika Naomi meremang panik merasakan sensasi geli.  Saat tayangan mulai berputar, Daniel mengembalikan pandangannya ke depan sambil tersenyum tipis. Tangannya di bawah sana tetap aktif bekerja.


Sementara itu, perempuan di sampingnya ini merasakan kegelisahan luar biasa. Menahan denyutan yang menyebar di seluruh tubuh yang bermuara ke intinya. Sungguh suaminya itu sudah menyiksanya dengan keji. Dan untuk yang satu ini dirinya tidak ingin kekejian itu berakhir.


-----


"Biar aku yang pesan untuk kita berdua" Daniel sibuk memilih menu yang akan mereka makan. Setelah selesai menonton di bioskop yang persetan Naomi tidak tahu filmnya bercerita tentang apa, mereka akhirnya menuju restoran. Tadi mereka melewatkan makan malam dan sekarang baru merasakan lapar. Apalagi energi yang terkuras deras karena kerja jantung yang begitu giat.

Toxic RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang