"Malam Tante" Sapa Pandu setelah menginjakkan kaki di kediaman Safira, ibu dari Nala.Tampak wanita itu sedang menyiapkan makan malam.
"Eh, ada Pandu. Malam." Membalas sapaan Pandu, sembari sibuk menata makanan yang ada di meja makan. "Pandu udah Makan? Yuk makan bareng Sama tante" Tawarnya ramah.
"Nala diataskan Tan?" Tanyanya memastikan.
"Iya, Sekalian suruh Nala turun ya, Makan." Pinta Safira.
Pandu mengangguk patuh dan melangkah menaiki tangga.
***
Disisi lain, Nala yang mendengar percakapan dibawah, buru-buru mengunci pintu kamarnya, masuk kedalam selimutnya berpura-pura tidur.
Masih kesal dengan lelaki itu.
Hingga terdengar suara langkah kaki yang semakin mendekat ke ranjangnya.
Nala menggerutu dalam hati, kenapa ia bisa lupa jika Pandu mempunyai kunci cadangan kamarnya.
Disamping karena keteledoran Nala, juga sebagai senjata bagi Pandu di saat saat yang seperti ini. Bahkan kunci cadangan rumah mereka saja ada di tangan Pandu.
Pandu sang kepercayaan keluarga.
"Minta maaf deh, gue yang salah" Akunya.
Pandu mendudukkan tubuhnya di sisi ranjang tepat di samping Nala.
"Tuh, keliatan tangannya gerak gerak, gak usah pura-pura tidur deh" Ujarnya tersenyum jahil.
Cepat ia menyingkap selimut yang membalut tubuh Nala.
"Ihh apasih, Nala mau tidur, jangan ganggu, sana keluar" Cercarnya dan kembali bergelung dalam selimutnya.
" Ice Cream di depan enak banget tau La, recommended banget kata temen gue, coba yuk" Pujuknya.
Tangannya menyingkap selimut bagian atas Nala, mengelus lembut rambut hitam sebahunya gadis cantik itu.
"Gak"
" Mau yang lain ya? Apa? hm? Bilang aja" Tawarnya lagi.
"Gamau, Nala mau tidur. Mas pergi sana, itu udah cukup kok" ketus Nala.
"Aduhh, Akhh.." lirih Pandu memegang kepalanya.
Mendengar hal itu spontan Nala bangkit dari tidurnya "Kenapa Mas? Kepalanya kenapa? Sakit? Pusing?" cecarnya khawatir.
Bukannya menjawab, secepat kilat tubuh Nala melayang, kemudian mendarat di pangkuan Pandu.
'Yatuhan cobaan apa ini' batin Pandu.
Nala dengan piyama tipisnya, dengan jelas pandu bisa melihat kulit putih Nala yang menerawang di baju itu.
Rambut hitam indahnya yang berantakan menambah kesan lucu.
'Kancing sialan' Makinya saat melihat kancing piama Nala yang terlepas.
"Mas boong ya?" selidik Nala.
"Satu sama" Balas Pandu menyeringai.
"Ihh, Nyebelin tau gak!!" Jeritnya kesal sembari mendaratkan pukulan pukulan kecil di dada lelaki itu.
Yang tanpa sadar membuat pingggulnya juga bergerak, berbentur dengan sesuatu di bawah Pandu.
"Nala, Nala stop." larangnya kemudian, "Jangan begitu, Ntar gue jadi pusing beneran"
Tangannya terulur membenahi rambut Nala, kemudian turun mengancingkan kacing bajunya yang terlepas.
"Yuk gue temenin beli buku, sama ATK juga kan?"
"Nala udah titip sama temen Mas" jawabnya.
"Kenapa titip?, gue kan udah janji bakal nemenin beli"
"Nala pikir Mas lupa, Mas kan lupaan, ya mending sama yang pasti aja"
"Dasar!" cibir Pandu Mencubit hidung Nala "Gue pasti bakal inget lah"
"Sakit tau!" keluhnya mengusap hidungnya.
Pandu yang gemas menyandarkan tubuh Nala ke pelukannya, menciumi harum rambut gadis itu.
"Maafin gue ya" Ujarnya lembut.
Nala hanya mengangguk di pelukannya.
Tbc.
Jangan lupa votenya guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandunala (End)
RandomCheesy story Sosok yang sempuna itu adalah Pandu, setidaknya bagi Nala. Lelaki yang selalu memberinya perhatian dan kasih sayang, yang tanpa sadar telah membuatnya jatuh hati. Namun Pandu telah memiliki kekasih, dan yang Nala tau, mereka saling men...