Chapter 16

12.6K 561 2
                                    

"Sahh" Ujar Para saksi serta keluarga yang menghadiri acara itu.

Setelahnya Pandu dan Nala saling bertukar cincin.

Kemudian Pandu mengulurkan tangannya yang kemudian disalim Nala dengan khidmat.

Tak ada yang istimewa dari pernikahan mereka, jauh dari bayangan Nala yang ingin menikah di gedung yang tinggi, mewah dan banyak tamu undangan yang berdatangan, namun sekarang ia hanya bersama orangtuanya dan Pandu, serta beberapa saksi yang bahkan telah pulang.

"Anak mama cantik banget sih" Ujar Safira gemas.

Nala dengan kebaya putih yang membalut tubuhnya, rambutnya ditata indah, aura cantiknya semakin terpancar dengan make up sederhana yang dipoles Safira.

Sekarang mereka tengah duduk di ruang keluarga dikediaman Nala. "Sekarang Nala sudah jadi istrinya Mas Pandu, jadi Nala harus patuh dan hormati Mas Pandu ya sayang" Ujar Safira menasehati, sungguh tak terbayang di pikiran Safira jika putrinya menikah di usia yang bahkan baru memasuki delapan belas tahun dan dengan cara yang seperti ini pula.

"Iya Ma" Jawab Nala.

"Mulai sekarang Nala juga harus ikut sama Mas Pandu kemanapun dia pergi, karena Mas Pandu suami Nala" sambung Safira lagi yang membuat hatinya tiba tiba berdenyut nyeri.

Air matanya tiba tiba menetes saat membayangkan jika Nala harus jauh dari dirinya.

Langsung ia merengkuh putrinya dengan tangis.

"Nala kan dekat Ma, Mama jangan menangis" Ujar Nala sembari menghapus air mata Safira.

Mereka yang menyaksikan kesedihan anak dan ibu itu hanya diam.

"Ntar pasti Nala sering main kesini" Tambah Nala lagi "Iya kan Mas?" Pastikan Nala pada Pandu yang dibalas anggukan oleh lelaki itu.

"Iya sayang" Jawab Safira kemudian sembari menenangkan dirinya.

"Yauda sekarang Nala kekamar aja istirahat dulu ya sayang, ada yang mau mama omongin sama Mas Pandu dan yang lain" Pinta Safira yang langsung diangguki Nala yang kemudian berlalu ke kamar.

***

Cklek

Pintu terbuka menampilkan sosok Pandu yang melangkah masuk.

Nala yang ketepan telah siap berbenah diri menghampiri Pandu.

Lelaki itu lelah kerena langsung membaringkan dirinya di ranjang Nala.

"Mas Pandu capek?, Nala ambilin minum ya" Tawar Nala.

"Hm" Gumam Pandu dengan matanya yang terpejam.

Nalapun kemudian mengambil segelas air putih dan membuatkan segelas jus mangga, kesukaan Pandu. Namun saat kembali ke kamar lelaki itu telah tertidur lelap.

Nala perlahan meletakkan nampan yang ia bawa.

Nala tersenyum memandangi Pandu yang tampak damai dalam tidurnya, tak dipungkiri Nala sangat bahagia bisa menikah dengan Pandu, lelaki yang dicintainya.

Perlahan wanita itu membuka sepatu hitam Pandu yang masih melekat, dengan gerakan lembut takut membangunkan si empunya yang terlelap tidur.

***

"Mas Pandu baru pulang?" Tanya Nala saat lelaki itu memasuki kamar mereka.

"Iya" Jawab Pandu sekenanya.

Sore tadi Nala dan barang barangnya sudah pindah ke kediaman Pandu, sebab Pandu sendiri yang memutuskan seperti itu.

Lelaki itu beralasan sibuk menyiapkan skripsinya sementara komputer dan segala keperluannya berada dirumah. Sedang Nala dengan tanpa keberatan hanya mengikut saja.

Pandunala (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang