Chapter 12

15.3K 661 8
                                    

"Dahh Maa" ujar Nala mengakhiri panggilan videonya.

Sudah dua minggu berlalu sejak kejadian malam itu, Nala perlahan telah pulih dari ketakutannya.

Segalanya berangsung baik, termasuk hubungannya dengan Pandu.

Kembali Nala melihat pantulan dirinya di cermin, senyumnya mengembang sempurna.

Malam ini Pandu mengajaknya keacara tunangan milik temannya.

Dengan balutan gaun merah marun menjuntai hingga sebatas mata kaki dengan siluet S, rambut yang ditata rapi menampilkan leher jenjang putihnya. Gaun itu sempurna mencetak tubuhnya yang sempurna pula.

Wajah cantiknya berkali kali lipat lebih cantik dilapisi make up.

Dan yang paling indah diantaranya yakni sepasang kalung dan anting yang diberikan Pandu pada ulang tahunnya yang kemarin, tampak mengkilat mewah cocok dengan kulit putihnya.

Cepat Nala turun kebawah ketika mendengar suara tlakson mobil milik Pandu.

Semangat langkahnya seketika turun, sebab melihat sosok wanita lain disana. Raisa.

Pandu terlihat tergesa gesa turun dari kemudianya sebab lambannya langkah Nala.

"Apaan apaan si La, kenapa pake baju begini" cecar Pandu tiba tiba.

Tersadar dari kekecewaannya, Nala mengikuti tatapan mata Pandu pada dirinya.

"Kenapa Mas? Bajunya kan bagus" Jawab Nala sesuai yang ia rasa.

"Tukar sekarang" titah Pandu.

"Tapi Mas.." Sela Nala

"Cepetan Laa" Titah Pandu lagi dengan suara yang agak meninggi.

"Sayang udah gak ada waktu lagi, kita udah telat" Ujar Raisa kemudian yang datang mencampuri.

Pandu menggeraman kala melihat arlojinya.

"Cepat masuk!" final Pandu akhirnya.

Sesampainya di acara pertunangan teman Pandu yang diketahui bernama Aprilia dan Farhan.

Mereka langsung masuk ke tempat acara, terlihat Pandu memendam amarah saat begitu banyak tatapan mata ke arah Nala.

Cepat Pandu membuka Jasnya lalu ia pakaikan pada Nala.

'Apa jelek banget ya' Batin Nala, melihat Pandu yang seperti mencoba menyembunyikan dirinya.

Sedang Raisa yang melihatnya langsung menarik lengan Pandu, dan mengapitnya.

"Sayang kita kesana yuk" Ajaknya pada Pandu.

"Lo cari tempat duduk aja dulu ya La, gue mau ketemu pemilik acaranya" Ujar Pandu pada Nala yang malah mengacuhkan Raisa.

"Jangan jauh jauh, bentar lagi gue balik, oke?" ucapnya lagi, yang kemudian diangguki Nala.

Setelah Pandu dan Raisa berlalu, Nala menatap sekelilingnya, ia mencari tempat duduk.

Matanya menyapu seluruh sudut tempat perayaan ini, begitu ramai orang orang, namun tak ada satupun yang dikenalnya.

Setelah beberapa saat berlalu, terlihat Pandu dari kejauhan berjalan kearahnya, lelaki itu tampan sekali malam ini.

Dengan balutan kemeja putih yang membalut dada bidangnya, lengan kokohnya di dibalut sebatas siku, rambut klimisnya. Langkah itu semakin mendekat, dan kini telah tepat di depan mata Nala.

"Minum?" tawarnya pada Nala yang diangguki wanita itu.

Pandu kemudian pergi, dan kembali membawa segelas jus untuk Nala.

Pandunala (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang