Chapter 23

10.6K 536 16
                                    

Happy reading guys


Pandu menatap makanan yang tersaji di meja makan, kemudian  matanya melirik ke arah pintu kamar Nala yang telah tertutup rapat, seperti hari hari sebelumya, wanita itu telah pergi pagi pagi sekali dan pulang lebih dulu tanpa bertemu dengan Pandu.

Sejak insiden di pagi hari itu sampai berjalan dua minggu hingga hari ini, Pandu merasa jika wanita itu menghindarinya, lelaki itu memang merasa bebas tanpa Nala yang menuntut apapun padanya. Tapi tetap saja kan, ia adalah suami Nala, bukan begitu seharusnya Nala bersikap.

Bukannya seharusnya Pandu yang marah padanya dan mendiamkannya? Sebab Nala telah berduaan dengan Reno, bahkan kehamilan dan hubungan mereka juga telah diketahui lelaki itu, Namun kenapa malah sebaliknya?

Pandu meneguk segelas jusnya cepat, lalu berlalu begitu saja meninggalkan apartement dengan sebal.

“Awhh..”

“Sayang kamu kenapa?”

“Baby nya barusan nendang, kenceng banget”

“Yaampun anak Daddy, jangan nakal yang Nak, kasihan Mommy”

“Mas sini deh tangan kamu, dia nendang kenceng banget disini”  Si lelaki tersenyum lalu segera mendaratkan tangannya pada sisi yang ditunjuki sang isteri

“Dia gerak sayang” Ujar si lelaki saat merasakan kembali gerakan di permukaan kulit perut isterinya, yang dibalas anggukan antusias sang isteri, lalu kecupan hangat mendarat disana.

“Pandu?”

“Heh, Pandu!?”

“Woy!!” Pandu tersadar seketika sebab suara keras dari sesama teman sesama koasnya.

“Makanya nikah, biar bisa begitu” Cibir Tama.

“Apaan sih lo!” Balas Pandu malas, pikirannya tiba tiba terhubung dengan Nala, mengingat bagaimana sikap Nala yang mengacuhkannya dua minggu ini.

“Ya emang benerkan?”

“Ngapain lo disini?” Tanya Pandu tak ingin membahas lebih lanjut.

“Oh iya, lo dipanggil Dokter Alvin, ada yang mau di omongin katanya”

“Ooh oke”

Pandu melihat jam tangannya yang telah menunjukkan pukul 22.00 wib, pekerjaanya hari ini hectic sekali sebab permintaan Dokter Alvin yang memerintahkan Pandu menemaninya menangani beberapa pasien.

Setelah mengganti seragam yang ia pakai, langkah Pandu langsung menuju ke basement, hujan di luar cukup deras, Ia berdecak kesal saat ingat permintaan Raisa yang menyuruhnya untuk menjemput wanita itu di pusat perbelanjaan yang tak jauh dari rumah sakit ini.

Pandu langsung mengemudikan mobilnya, tak ingin membuang waktu untuk segera istirahat.

Setelah sampai di mall yang dimaksud Raisa, wanita itu dengan mudah dapat menyadari keberadaan Pandu.

“Liat nih,  Aku beliin kamu jam tangan” Ujar Raisa sembari mengambil kotak kecil mewah dari paper bag yang ia pegang.

Langsung terlihat jam tangan rolex keluaran terbaru yang sengaja ia beli untuk Pandu.

Pandu melirik sekilas lalu kembali fokus menyetir “Gue udah punya”.

“Ckk, buat ganti ganti sayang, masa kamu pake jam tangan yang itu itu aja” jelas Raisa mulai membuka jam itu untuk dipakaikan pada Pandu.

Spontan Pandu menarik tangannya dari Raisa yang mencoba melepas jam tangan yang ia pakai.

“Pake yang ini aja Kak, yang ini lebih bagus” Jelas Raisa menahan amarah.

Pandunala (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang