Chapter 15

13.4K 591 1
                                    

Perlahan Nala membuka matanya, yang langsung disambut Rida dengan senyuman.

"Sayang, gimana perasaan kamu? Udah baikan?" Tanyanya lembut, yang diangguki Nala.

"Mas Pandu mana tante?" Tanya Nala kemudian sebab tak melihat Pandu diruangan itu.

"Mas Pandu lagi diluar, mau tante panggilin?" Tawar Rida.

"Gak usah tante" Jawab Nala kemudian.

"Yauda kamu istirahat lagi ya, biar cepet baikan" Ujar Rida seraya mengusap lembut rambut Nala.

***
Bugh.

Pandu oleng setelah menerima pukulan keras itu dari Ardi.

Setelah menerima kabar dari Rida mengenai kondisi Nala, mau tidak mau kedua orang itu itu akhirnya kembali.

"Saya percayakan putri saya dengan kamu, namun ini yang kamu lakukan Pandu?" Ujar Ardi dengan kekecewaannya.

"Maaf Om, Maafkan Pandu" Sesal Pandu tak berdaya.

Namun Mendengarnya membuat kemarahan Ardi semakin menguap, cepat cepat Safira menghampiri suaminya saat Ardi hendak melayangkan pukulannya kembali.

Sedang Rida dan Burhan, orang tua Pandu hanya bisa diam melihat kemarahan Ardi pada putra mereka.

"Udah Pa, semuanya sudah terjadi, sekarang yang harus kita pikirkan bagaimana Nala dan kandungannya, jangan sampai keributan seperti ini sampai terdengar Nala" Jelas Safira menasehati.

"Sebaiknya kita segera nikahkan saja mereka" Ujar Rida.

"Ma, Pandu masih mau melanjutkan pendidikan Pandu, bukannya menikah" Ujar Pandu mengutarakan ketidaksetujuannya.

Bugh!

Untuk kali ini pukulan itu terasa lebih keras, kuat, hingga pandangan Pandu menjadi samar.

"Kamu bukan putra Saya" Ujar Burhan dengan berapi api. "Seorang bajingan dan pecundang" tegasnya lagi.

"Anak sebaik Nala tidak pantas mendapatkan kamu" Ujarnya lagi.

Setelahnya satu persatu dari mereka meninggalkan Pandu yang berlutut tak berdaya.

***

"Ini satu suapan lagi" Ujar Safira sembari menyodorkan sesendok bubur terakhir.

Nala menelannya dengan lahap, dan kemudian meneguk air putih yang diberikan Safira.

"Mama balik kok ga ngomong ngomong sih" Ujar Nala dengan wajah cemberutnya.

"Mama khawatir sayang, makanya langsung kesini" Ujar Nala menerangkan.

"Maafin Nala ya Ma, mama jadi repot karena Nala" Ujarnya merasa bersalah.

"Engga sayang, kamu kan putri mama, ini karena mama sayang, dan gak merasa repot sama sekali" Jelas Safira.

"Oh iya Ma, Mas Pandu kemana? Kok gak pernah jenguk Nala?" Tanya Nala heran, sebab sudah hampir 3 hari Nala dirawat, lelaki itu sama sekali tidak terlihat.

"Mungkin Mas Pandu sibuk" Jawab Safira.

Nala mengangguk mengerti, namun tercetak jelas terdapat kekecewaan pada wajahnya.

"Menurut Nala Mas Pandu gimana orangnya?" Tanya Safira, mencoba memastikan perasaan Nala pada Pandu.

"Mas Pandu baik, dia perhatian sama Nala, jagain Nala" Jelas Nala dengan senyum yang mengembang.

Safira yang mendengarnya pun ikut tersenyum. "Apa Nala suka sama Mas Pandu sayang?" Tanya Safira terus terang.

Nala yang mendengar pertanyaan Safira langsung merona "Mama apaan sih, kok nanyanya begitu" Ujar Nala mencoba menutupi kegugupannya.

"Putri sedang jatuh cinta ternyata" Ujar Safira menggoda Nala yang kini semakin salah tingkah.

"Mamaaa, jangan begitu" Ujar Nala malu sembari memeluk Safira. "Tapi Mas Pandu punya pacar Ma, Mas Pandu ga suka sama Nala" Ujar Nala dalam pelukan Safira.

Safira mengelus rambut putrinya dengan sayang. "Ada yang mau mama sampein sama Nala sayang" Ujar Safira, yang membuat Nala mendongakkan kepalanya "Apa Ma?" Tanya Nala penasaran.

"Disini" Ujar Safira lembut seraya meletakkan telapak tangannya di atas perut Nala "Ada babynya Mas Pandu, kamu hamil sayang" sambung Safira kemudian.

"Tapi Maa, Nala kan masih kuliah" Ujar Nala, air matanya tiba tiba menetes.

"Sstt, jangan nangis sayang, Nala jangan sedih" Ujar Safira menghapus air mata Nala. "Apapun itu kita bakal hadapin sama sama ya sayang, ada mama dan papa yang selalu bareng Nala" Ujar Safira lalu kembali merengkuh Nala dalam pelukannya.

"Nala udah ngecewain mama dan papa, maafin Nala Ma" Ujar Nala merasa bersalah.

"Sstt, Nala jangan ngomong gitu, gak ada satupun yang mau hal ini terjadi sayang"

"Nala harus jaga baik baik babynya, ya" Ujar Safira menenangkan Nala.

***

"Jadi kapan akan kita laksanakan pernikahannya?" Tanya Rida setelah memutuskan bahwa Nala dan Pandu akan menikah.

Nala mencintai Pandu, setidaknya itulah hal alasan utama yang membuat pernikahan ini terlaksana.

"Lusa, dengan acara kecil kecilan saja, bagaimanapun Nala harus menuntaskan semester satunya terlebih dahulu, agar kuliahnya tidak putus begitu saja" Tegas Ardi.

"Dan kamu Pandu, Kamu harus putuskan pacarmu, dan jangan sakiti putri saya" tekankan Ardi pada Pandu yang duduk di ujung sofa.

Sedang Pandu hanya mengangguk singkat.

Tbc.

Pandunala (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang