"Laa.." Bisik Pandu dengan tatapan hangat sekaligus menyesal.
Pandu membelai helaian rambut Nala.
Namun Nala tetap terlihat damai dalam tidurnya.
Wajahnya terlihat lelah, pucat. Namun kecantikannya seolah tak pernah pudar.
"Maafin gue Laa" bisik Pandu lagi dan lelaki itu langsung merengkuh tubuh Nala dalam pelukannya.
Nala menggeliat, terganggu sebab kukungan Pandu, perlahan matanya membuka.
Dada telanjang Pandu tepat berada di hadapannya.
Mendongak, ditemukannya lelaki itu tersenyum padanya.
"Laa, gue minta maaf" Ujar Pandu tiba tiba sebab melihat Nala sesenggukan.
Wanita itu menangis, dan Pandu merasakannya, meski wajahnya ia benamkan dalam dalam pada celah pelukan mereka.
Berniat memeluk Nala, namun wanita itu bergerak menolak.
Pandu bangkit dari tidurnya, duduk, pandangannya langsung mengarah pada punggung Nala, sebab wanita itu membelakanginya.
Tangan Pandu bergerak menutupi punggung Nala sebab selimutnya turun, memperlihatkan punggung putih, bersih, namun terlihat beberapa goresan merah disana. 'Perbuatan ku kah?' Pandu bertanya dalam hati.
"Gue salah Laa, gue minta maaf" Sesal Pandu.
"Gue gatau kenapa, kalo lo deket deket sama lelaki lain, amarah gue langsung naik gitu aja tanpa bisa dikontrol, gue gasuka" Jelas Pandu
Tanganya kembali membelai lembut helaian rambut Nala, disampirkannya, hingga terlihat jelas wajah Nala melalui pandangannya.
"Maaf ya Laa.." Lirihnya lagi
"Gapapa Mas" Balas Nala setelahnya, tanpa melihat Pandu.
"Nala maafkan, lagi pula itu memang hak Mas" Ujarnya disela tangis.
Langsung saja tubuh Nala kembali di rengkuhnya.
"Maafkan Mas Laa" Bisiknya parau, Nala hanya mengangguk dalam diam.
Lama mereka berpelukan, namun tetap bisu.
Tangis Nala sudah tak terdengar, Pandu juga tampak nyaman dengan posisinya.
Pandu bergerak, seolah ingin merekatkan tubuh mereka. Ia jurukkan kedalam kecukan leher jenjang indah Nala, menghirup dalam dalam disana, sampai Nala meremang dibuatnya.
"Harum La" Lirih Pandu lembut, seakan suara itu hendak hilang sebab kelembutan itu sendiri.
Selimut putih yang pada pundak Nala ia singkap, putih dan bersih. Ia kecup singkat, dan terasa begitu lembut.
"Mass, sebaiknya Nala mandi" Ujar Nala menengahi, sebelum Pandu semakin jauh dengan aktifitasnya.
Sesuai dengan yang Nala inginkan, Pandu berhenti, namun setelahnya malah menindih tubuh Nala dengan kedua lengannya menjadi penyangga.
Wajah mereka berdekatan
Dikecupnya singkat bibir Nala, melihat Nala yang hanya diam, Pandu kembali mendekat, ia cium kembali bibir itu, lalu perlahan bergerak menjadi lumatan kecil, hisapan.
Nala terengah disela ciuman mereka, Pandu menghentikan aktifitasnya.
Di genggamnya jemari Nala, ia kecup lembut, kemudian ia tautkan jemari mereka. Seolah dipakunya kedua tangan Nala diatas kepalanya dengan satu tangan.
Sebelah tangannya yang lain kemudian menurunkan selimut Nala hingga pinggang, menyuguhkan tubuh bagian atas Nala yang nyaris tanpa cela.
Payudara bulat berisi, putih dengan ujung kemerah merahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandunala (End)
RandomCheesy story Sosok yang sempuna itu adalah Pandu, setidaknya bagi Nala. Lelaki yang selalu memberinya perhatian dan kasih sayang, yang tanpa sadar telah membuatnya jatuh hati. Namun Pandu telah memiliki kekasih, dan yang Nala tau, mereka saling men...