Extra Chapter

16.1K 373 5
                                    

⚠️ Mature content

Satu tahun kemudian..

Nala cepat cepat mematikan kompornya dan bergegas melangkah ke arah pintu saat mendengar suara ketukan, wanita itu cukup kesulitan berjalan sebab kandungannya yang sudah memasuki bulan ke delapan

Dibukanya pintu lebar lebar dan langsung menemukan Pandu berdiri di sana

“ck, kan aku udah bilang gak usah di tungguin” ujar Pandu tepat ketika pintu di buka

Nala tersenyum “baru jam sepuluh kok, gapapa” ujarnya lalu meraih tas yang Pandu tenteng

“yaudah ayo masuk, udaranya dingin” ujar Pandu masuk lalu segera menutup pintu dan keduanya berjalan menuju meja makan

Pandu menarik bangku untuk ia duduki, lalu menarik Nala ke hadapannya, merunduk dan mendaratkan kedua telapak tangannya ke sisi perut Nala yang membuncit dan mendaratkan kecupan di sana

Nala tersenyum lalu mengusap lembut puncak kepala Pandu, membuat pria itu mendongak “capek ya sayang?”

Nala menggeleng “enggak kok, Nala malah seneng nungguin mas”

“mandi atau makan dulu?” tanya Nala kemudian

“mandi aja, badan aku rasanya lengket semua” jawab Pandu

Nala mengangguk “yauda, mas mandi biar Nala siapain makananya ya”

Pandu tersenyum lalu berdiri dan pergi melangkah menuju kamar mandi

Setelah menata makan malam mereka  di meja makan Nala kembali ke pantry untuk membuatkan Pandu teh hangat, Nala mematikan api kompor saat air yang ia panaskan mendidih lalu segera menuangnya ke gelas yang sudah ia beri gula dan bubuk teh

Wanita itu terpenjat saat merasakan sepasang lengan merayap lalu mengalung tepat di bawah perutnya besarnya disusul dengan tubuh yang menyentuh bagian punggungnya

“mas!.. kamu ngagetin Nala tau gak!” ujar Nala kesal sembari mumukul kecil lengan Pandu yang memeluk tubuhnya

Pandu malah terkekeh lalu menopangkan dagu di bahu Nala “maaf sayang”

Nala menggeleng tak habis pikir kemudian lanjut mengaduk secangkir teh di depannya

Nala berhenti mengaduk saat dirasa larutan gula itu telah hancur, juga sebab merasa geli saat Pandu mendaratkan kecupan kecupan kecil di sekitar lehernya

“Nala lagi buat teh lo” ujarnya sembari menggerakkan kepala geli

“tau, siapa bilang kamu lagi gulat” balas Pandu yang mulai liar menarik bahu dress milik Nala hingga luruh dan mengecup di sana

Nala tersentak lalu meneguk ludah saat Pandu merapatkan tubuh mereka dan ia merasakan sesuatu yang keras berbentur dengan bokongnya

“m-mas gak mau makan dulu?” Nala memejamkan mata merasakan ulah Pandu pada tubuhnya, lagi lagi ia tersentak saat jemari Pandu menelusup masuk melalui dress hamilnya yang hanya sebatas paha

of course I’ll” jawab Pandu parau

Nala kembali memejamkan mata, merunduk dan mencengkram pinggiran pantry saat jemari Pandu mendarat di bawah perutnya kemudian menjalar dan menelusup lagi ke bagian inti dirinya

Namun segera Pandu memalingkan wajah Nala ke sisi kiri berhadapan dengannya dan langsung memangut bibir wanita itu

Nala yang hanya sebatas bahu Pandu hanya pasrah dan menikmati saat dengan penuh nafsu Pandu memangut, menyesap dan melumat bibirnya

Pandunala (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang