LEMBAR 24 ✓

19.1K 1.8K 35
                                    

Aromatic Cafe's

"Sudah lama tak berjumpa!" Senyuman canggung itu seakan menyapa, menyambut Arya yang baru saja akan duduk.

"Bagaimana kabarmu?" tanyanya.

"Seperti yang dilihat."

Wanita bernama Krista ini mengagguk pelan, tanda mengerti. "Sulit untuk kembali menata hati bukan?"

Arya hanya membalasnya dengan senyuman getir.

Wanita itu menghela nafas menjeda sejenak, "Sudah lama. Namun sampai sekarang aku tak pernah bisa melupakan semua yang terjadi dulu."

Arya memilih diam menyimak.

Ketika wanita itu meminum matcha latte yang tersaji di atas meja, ia tersenyum kecut sebelum kembali melanjutkan ucapannya, "Kau seharusnya berhenti menyalahkan dirimu sendiri. Bahkan itu sama sekali bukan karena kesalahanmu."

"Saya pengecut," jawab Arya.

Krista tersenyum getir, "Ya, aku akui kau terlalu bodoh, bahkan sangat." Suaranya mulai terdengar pelan. "Seharusnya saat itu kau tak perlu mengasihani wanita yang disebut jalang sepertiku, Arya. Kau seharusnya membiarkanku mati ditangan suamiku dulu."

"Kau tak perlu menyelamatkankku saat Mas Saka terobsesi ingin membunuhku. Kau seharusnya membiarkanku dihabisi waktu itu. Kau tak perlu menenangkanku sedemikian rupa bahkan saat dunia sama sekali sudah tak mengharapkan kehidupanku dan putraku. Dan seharusnya kesalahanpahaman itu tak pernah terjadi. Bukankah demikian?"

"Berhenti mengungkit sesuatu yang telah lama berlalu." Sela Arya, ikut menghela nafas.

Krista hanya terkekeh, wanita itu seolah mencoba menyembunyikan kata gelisah karena rasa penyesalan yang bahkan begitu nampak dari sorot matanya.

"Bahkan setelah kau mengatakan itu sekalipun, tidak akan pernah dapat merubah kenyataannya, apa yang sebenarnya sudah terjadi. Aku menjadi akar kehancuran hubunganmu dengan Diana, Arya. Kau tak menyadarinya?"

Wajah ayu wanita itu berganti memamerkan senyuman hambar yang menyimpan beribu penyesalan, sepasang mata indah yang terlihat menampung liquid bening yang akan jatuh kapan saja.

Otak mereka seakan kembali memutar sebuah memori lama. Pada suatu malam ketika Arya tanpa diduga datang ke rumahnya, berniat ingin bertemu dengan Saka--suami Krista, terkejut melihat keadaannya.

Arya menenangkan Krista--yang juga merupakan sahabat dari sang istri, Diana. Melihat bagaimana keadaannya yang begitu terpuruk, hancur, dan sama sekali tak memiliki satu tempat pun untuk bersandar. Arya akhirnya menjadi satu-satunya orang yang dapat membuatnya merasa aman.

Krista yang kacau, tiba-tiba memeluknya erat, tak ingin terlepas. Dan dari sana takdir mulai bermain, seakan sudah merancang semuanya dengan sedemikian rupa, saat Diana juga tiba-tiba ikut datang dan menilai semuanya dari sudut pandang berbeda, hingga berakhir pada kesalahpahaman yang panjang dan tak berujung.

Namun bukan hanya itu, kedekatan mereka kerap kali tertangkap oleh mata Diana. Hingga begitu meyakinkan bahwa suaminya benar-benar selingkuh dibelakangnya. Diana begitu kecewa saat mengetahui itu. Bukankah hati wanita memang mudah sekali untuk hancur?

Krista egois, dari dulu ia memang memiliki rasa lebih terhadap Arya, suami dari sahabatnya itu seakan membuatnya jatuh cinta dengan semua kepribadian yang dimilikinya.

Krista bahkan sama sekali tak memberi tahu Arya jika saat itu Diana melihat semuanya.

Dan detik ini, barulah ia memberi tahu apa yang terjadi sebenarnya, karena merasa tak ingin menyimpan semua itu lebih lama lagi, rasa bersalah itu tidak pernah berhenti menghantuinya.

Arkanza (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang