viii. Kepercayaan dan Keterpaksaan

1.4K 206 27
                                    

"Pelan saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pelan saja."

y/n membiarkan Kaizo memegangi tangannya untuk menahan tubuhnya yang limbung. Gadis itu tampak amat pucat. Ia memiringkan kakinya ke sisi ranjang, meringis.

Kaizo baru saja melepas selang terakhir yang tersambung dengan tubuh y/n dan sekarang membantunya turun dari ranjang untuk pertama kali.

"Apa ada yang kau rasakan?"

"Kaku dan nyeri," ia meringis lagi.

"Normalkan dulu sebelum kau bangun." Kaizo melepas pegangannya, berdiri mengawasi.

y/n mengangguk, ia memijat kakinya, masih sambil meringis. "Yang mana?" Pertanyaan itu mengagetkannya.

"Apanya?"

"Yang mana bagian kakunya? Aku saja." Kaizo perlahan menyentuh betis y/n yang terbalut celana rumah sakit. y/n terdiam. Membiarkan alien rupawan ini memijat betisnya beberapa lama.

"Sudah?"

Mengangguk kecil, "aku akan coba berdiri." y/n perlahan menyentuhkan telapak kakinya ke sandal di lantai. Gerakannya kaku, tapi ia akhirnya berhasil setengah berdiri sambil masih memegangi kasur.

Kaizo berdiri mengawasi. Ia mengulurkan tangannya hendak membantu. y/n hanya meraih telunjuk kanannya.

"Mau coba jalan?"

"Biarkan aku berdiri dulu beberapa lama." y/n masih memegangi ujung selimut dengan sebelah tangannya. Kaizo mengangguk. Mereka diam saja selama beberapa menit kedepan.

"Kurasa aku bisa coba kalau kau menuntunku." y/n memecah keheningan.

Kaizo dengan sigap mengulurkan tangan satunya. y/n meraihnya. Kaki kanannya melangkah pelan. Kaizo berjalan mundur, berhati-hati agar gadis itu tidak terjatuh. y/n menunduk memperhatikan langkah kakinya.

"Kau kelihatan lebih pendek, ya?"

y/n mendongak, sensitif. "Aku memang lebih pendek darimu."

"Berapa?"

"Cuma 176 senti, kau?"

Kaizo menyeringai, "Sepuluh senti diatasmu."

y/n terbelalak, "Maksudmu... 186?"

Alien itu mengangguk. "Tapi aku senang melihatmu lebih pendek sekarang,"

"Kenapa?"

"Belum pernah ada perempuan yang hampir setinggi telingaku," jawabnya datar saja.

y/n cemberut, mana ada orang menyusut tingginya. Ia meneruskan langkahnya pelan pelan.

"Kukira kau enak diajak bicara," sindirnya.

"Mungkin, hanya dengan orang tertentu." Kaizo menjawab datar.

"Bagaimana standar orang tertentu-mu?"

Conceal | Kaizo [TO BE REWRITTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang