xv. Bulan Kelima

1.1K 161 7
                                    

"Apa? Penyerangan lagi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa? Penyerangan lagi?"

Prajurit itu ternganga mendengar ucapan pimpinannya. Vam melempar tatapan tajam. Prajurit tadi langsung menunduk, ia menoleh pada rekan sesamanya yang saling berbisik. Laksamana mereka sebenarnya kenapa?

"Maaf kalau saya terdengar lancang tapi... bijaksanakah itu Tuan?" Seorang rekannya mewakili pertanyaan mereka semua.

"Ya, itu sudah jadi ketetapan. Kita akan berangkat saat⸻"

"Kalau begitu kenapa baru sekarang Tuan? Ergh, kita punya banyak waktu kemarin kemarin...," prajurit itu berbicara lebih berani daripada yang diduganya.

"Apa maksudmu berkata begitu?"

Meskipun nada suaranya tidak berubah, tapi mereka mendadak menggigil. Tatapan mengintimidasi Vam benar-benar mematikan.

"Saya bertanya!"

Kaget, meskipun tidak terlonjak. Untungnya tidak ada yang mudah latah. Atasan mereka itu masih tempremental.

"M-ma-maaf, L-laksa-m-mana V-vam. Saya tid-dak b-b-bermaksud d-demikian."

Vam memijat pelipisnya dan menunduk. "Aku sedang banyak pikiran. Kalian jangan Menambah bebanku. Soal peneyerangan kedua ini memang sudah kusiapkan sejak lama. Hanya menunggu waktu yang tepat."

Para prajurit mengangguk-angguk. Tidak ada yang berani menyela kembali.

"Kita akan bergerak segera." Ia menatap serius. Sejenak kelihatannya ia akan menerangkan banyak informasi lagi tapi ternyata hanya beberapa kata saja

"Saat kita mendapat sinyalnya."

·  ·  · ✦ ·  ·  ·

y/n menarik earphone dari telinga Kaizo, "Sudah kubilang, kan!" ia berkata bangga.

Kaizo mengangguk saja. Ia memandang gadis yang tampak penuh kemenangan itu. Tangannya menggulung kembali earphone dengan kabel hitam miliknya.

"Mendengar lagu bisa membuatmu terhanyut! Sekarang kau tidak bisa menyalahkanku karena tidak mendengar panggilanmu lagi."

y/n juga memasukkan earbuds putihnya kedalam tempatnya kembali. Ia melirik jam tangannya.

"Aku rasa aku akan pergi sekarang. Terima kasih sudah traktir!" ia bergegas.

"Siapa bilang aku traktir?" Kaizo mengangkat salah satu alisnya.

y/n menahan langkahnya, membuat muka setengah memelas dan setengah tercengang. "Tunggu, kau tidak traktir? Keterlaluan! Aku sudah mentraktirmu dua kali!"

"Kapan?"

"Pertama, dua hari setelah aku keluar rumah sakit dan kemarin malam! Kau mau tanya apa makanan yang ku traktir? Aku masih ingat. Kau pesan su⸻"

Conceal | Kaizo [TO BE REWRITTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang