xvi. Little White Lie

1.1K 153 23
                                    

PLAKK!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PLAKK!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Kaizo. Amat sangat keras sampai membuat kepalanya tertelempeng ke samping. Refleks ia meletakkan tangannya ke pegangan pedang. Siapa yang berani berani menamparnya.

Tubuh y/n yang sepuluh senti dibawahnya langsung menjadi titik fokus matanya. Dia yang menamparnya?

"APA MAKSUDMU?!" hardik gadis itu kasar. Untung saja hanggar sedang sepi. Tangan Kaizo memegang pipi kanannya. Sakit sekali.

"Apa?"

"Aku memgizinkanmu menjagaku karena lau bilang ini karena balas budi! Kau punya maksud lain!" Suara y/n naik satu oktaf.

"Apa?"

"Kau mendengarku tadi." y/n mempertahankan kontak matanya, berkata tegas.

"Lalu?"

"KAU TANYA LALU?!" Suara y/n benar benar tinggi sekarang. Kaizo mengusap pipinya sebelum berbicara.

"Ya, aku mengkhawatirkanmu. Aku hanya ingin menjagamu. Apa ada yang salah⸻?"

"Perhatikan apa yang kau bilang!"

Kaizo tersinggung.

"Kau mengkhawatirkanku. Kau ingin balas budi. Sungguh jauh kedua benda itu. Yang mana yang kau lakukan?"

Kaizo membuang napas sebal, menoleh ke samping. "Ya, aku ingin balas budi. Ya juga, aku khawatir. Kau waktu itu parah sekali⸻"

"Aku tidak ingin dikasihani."

"Kau koma hampir tiga bulan!"

"AKU TERIMA BANTUANMU KARENA KAU INGIN BALAS BUDI, BUKAN KARENA RASA KASIHAN!"

y/n memalingkan wajahnya. Betapa terkejutnya Kaizo ketika melihat matanya berkaca kaca.

"Kenapa kau peduli padaku? Kenapa kau harus menjagaku dan menunjukkan perhatian seperti itu?"

Tangannya menggosok matanya yang hampir mengeluarkan air mata. "Aku tidak bisa menerimanya,"

"Aku hanya⸻"

"Perhatianmu! Aku tidak bisa menerima cinta!" y/n berseru serak.

"Kau mengkhawatirkanku karena kau menganggapku lemah. Karena kau pikir aku tidak kuat. Aku tidak bisa menerimanya. Karena⸻karena itu benar-benar membuatku lemah." Kaizo melihat ekspresi baru di wajah y/n. Ekspresi yang entah kenapa terlihat pas sekali dengannya. y/n membuang muka ke samping, mengatakan rahang kuat-kuat.

"Menerima perhatian membuatku lemah."

Kaizo mengawasi gadis itu. Tiba-tiba saja gadis ini jadi seperti ini. Ia membuka mulut meski bingung hendak mengatakan apa. y/n menyelanya, "Jangan membuatku bingung."

y/n menarik napas dan memberikan pandangan mencela. Kaizo hanya diam. Ia membiarkan gadis itu berbicara.

"Katakan padaku." y/n memejamkan matanya lama dan membukanya lagi. Ia berpaling sebentar untuk melihat keadaan.

Conceal | Kaizo [TO BE REWRITTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang