xxiv. Teknik?

1.1K 131 47
                                    

Sret

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sret. Sret. Sret.

Hanya suara coretan pena yang terdengar di ruangan ini. Seorang lelaki duduk sedikit membungkuk di meja kerjanya. Ia menandai beberapa tanggal pada kalender. 

Ia menghela napas, selesai juga. Rasanya lega, ia menopang kepala dengan kedua tangannya. Pandangannya terfokus pada atap kamar.

"Jadi, kau memberitahuku bahwa ... kalian  masih bertahan dengannya setelah semua ini?"

"Ya. Apa ada yang salah?"

"Tidak bagiku. Tapi bagi kalian sendiri, apa kalian sudah memikirkannya?"

Drrrrtt!

Getaran telepon membuat Kaizo terlonjak. Ia tersadar dari lamunannya. Ia membuka laci, mengambil ponselnya. Nomor tidak dikenal? Kaizo mengernyit, ia tetap mengangkatnya.

"Hm?"

"Sedang sibuk?"

Oh, dia ternyata.

"Tidak."

"Aku mau kau kesini."

"Hm?"

"Aku sudah latihan denganmu dalam waktu yang lama, sekarang ayo bertukar."

Kaizo tersenyum, "Aku dalam perjalanan."

·  ·  ·  ✦ ·  ·  ·

y/n mematikan sambungan telepon. Ia memutar tutup tub obat di tangannya. Satu pil, y/n memasukkannya kembali ke dalam saku. "Setidaknya aku akan punya hal yang indah hari ini," gumamnya.

Ia meluruskan satu kakinya ke depan, satu lagi ke belakang. Tangannya diangkat tinggi. Ia bernapas perlahan. Tangannya bergerak sesuai helaan napasnya. Ia menikmati detak jantungnya lambat lambat. Matanya terpejam.

"Kau ... sama sekali tidak kecewa padaku? Tidak ada rasa malu atau apa?"

"Untuk apa? BoBoiBoy tetap tidak bisa mengubah fakta bahwa Kakak adalah kakak BoBoiBoy."

"Pertalian darah bukan hal yang paling penting, jujur saja kalau kau⸻"

"Kak! BoBoiBoy tetap menyayangi Kakak. Sama seperti sebelum BoBoiBoy tahu pekerjaan Kakak. Seperti saat kita masih di rumah, dan selamanya akan begitu."

BoBoiBoy menukas cepat, ia memegang tangan gadis didepannya. Menatap meyakinkan. "Kau terlalu banyak khawatir Kak, apa lagi yang kakak khawatirkan?"

y/n merasa tubuhnya semakin melemah.

"Tentu saja aku khawatir! Aku ... anak perempuan pertama. Anak perempuan yang mengemban tanggung jawab paling besar dalam menjaga adik laki-lakinya," suara gadis itu makin serak. Ia merosot.

Conceal | Kaizo [TO BE REWRITTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang