xxxv. The Order

759 92 8
                                    

BoBoiBoy berjalan bersemangat menuju kedai, dari jauh kelihatan seseorang berlari lari kearahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BoBoiBoy berjalan bersemangat menuju kedai, dari jauh kelihatan seseorang berlari lari kearahnya. Itu Fang. BoBoiBoy memang mengabari Fang untuk bertemu di kedai.

"Aku mau bertanya sesuatu!"

"Aku mau memberitahu sesuatu!"

Mereka berbicara berbarengan.

"Ish! Aku dulu lah!" BoBoiBoy cemberut, Fang mengiyakan saja. Ia merasa sudah tahu BoBoiBoy mau bilang apa.

"Percaya tidak? Kakakku ada disini!" BoBoiBoy berkata girang. Fang tersenyum, tuh kan benar!

"Aku tahu! Aku tadinya juga mau bertanya soal itu,"

BoBoiBoy mengernyit heran, "Kok bisa tahu?"

"Dari abangku. Kan dia suka lacak sinyal Kak y/n, nah kemarin kita terkejut lihat sinyalnya ada disni. Makanya aku mau tanya tadi,"

"Wah! Pas sekali...," BoBoiBoy menyeringai nakal, Fang mengerti maksudnya.

"Abangku juga sudah di kedai. Dimana kakakmu sekarang?"

"Tadi sih lagi mandi, tapi mau nyusul kok sebentar lagi,"

Fang mengangguk saja, mereka berdua berjalan menuju kedai Tok Aba sambil tersenyum senyum. Berita besar!

·  ·  · ✦ ·  ·  ·

y/n keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya. Ia memandang ke cermin. Terlihat hidungnya memerah. Ketika ia menyentuhnya, tercium bau anyir yang pekat. Bau darah. Mimisan lagi?

y/n mencondongkan badannya, ia lalu menjepit hidung, berharap darah segera berhenti mengalir.

Sejenak ia menatap ke cermin. Ada sesuatu di telinganya. y/n mencabutnya dengan kasar. Sebuah erabud kecil yang selalu dipakainya. Saking seringnya, sampai lupa dilepas saat mandi.

y/n melempar earbud nya sembarangan. Entah bagaimana caranya, benda itu malah terpental kembali ke arah nya dan melesat cepat ke pipinya, hampir saja mengenai matanya. y/n mendesis, ia menunduk mengambil earbudnya kembali.

"Sialan!"

y/n memegangi pipinya, lumayan sakit. Tapi ia justru terfokus dengan bekas luka di situ.

"Maaf soal itu," Kaizo menghentikan langkahnya. Ia menghadap ke arah y/n.

"Tidak apa apa Kapten, saya senang kapten tidak menahan diri," y/n tersenyum lagi. Kaizo merogoh sakunya, mengeluarkan selembar kain.

Tanpa peringatan, Kaizo mengelap pipi y/n. y/n tertegun, wajahnya memerah salah tingkah.

"Ergh, tidak perlu Kapten. Saya⸻saya bisa obati sendiri," y/n menurunkan tangan Kaizo, melangkah mundur.

Memori latihan pertama dengan Kaizo langsung membayang di ingatannya. y/n terhuyung, ia menggelengkan kepalanya. Fokus, y/n! kontrol!

Conceal | Kaizo [TO BE REWRITTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang