PART 6

560 41 1
                                    

Hari sudah larut malam dan Candra saat ini benar benar tidak bisa tidur, perutnya sangat sakit karna memang dia belum makan, satu satunya makanan yang masuk ke perutnya cuma roti dan susu coklat yang diberikan cahaya tetapi itu tidak cukup untuk orang yang belum diberi makan selama 2 hari.

Dirumah pohon juga sangat gelap dan hanya ada cahaya senter dari ponsel Candra yang memberikan penerangan.

"Mama, candra sakit, candra pengen dirawat mama" rintihannya masih dengan memegang perutnya.

Candra tidak bisa tidur bahkan sampai pagi tetapi dia tetap memaksakan diri untuk kesekolah paginya.

Saat dia baru saja akan keluar dari pintu gerbang, dia bertemu dengan jovan.

"Dari mana lo? Kenapa ga pulang?" Tanya Jovan.

"Saya dirumah, tapi saya tidur diluar"

"Lo jangan berangkat dulu, gue ga mau ada yang liat gue dateng kesekolah bareng lo"

Candra hanya menuruti perintah Jovan dan memilih untuk duduk didepan gerbang rumahnya. Setelah itu Jovan pun berangkat.

10 menit setelah jovan pergi, akhirnya Candra memutuskan untuk berangkat juga karna memang 30 menit lagi gerbang sekolah akan ditutup.

Candra datang 8 menit sebelum gerbang ditutup, untung saja dia tidak terlambat. Akhirnya Candra berjalan menuju kelasnya sangat berat rasanya kaki Candra untuk melangkah dia sangat lapar dan itu membuatnya sangat lemas.

Saat sampai dikelas, semua tatapan teman sekelasnya langsung tertuju pada Candra, bagaimana tidak saat ini Candra terlihat sangat pucat dan berantakan.

Cahaya yang melihat keadaan Candra saat itu langsung berlari menghampirinya. "Candra kamu sakit?" Tanya Cahaya khawatir.

Candra tidak mengacuhkan Cahaya dan memilih untuk tetap berjalan menuju bangkunya sedangkan Cahaya masih mengikuti Candra dari belakang.

"Candra aku anter kamu ke UKS yah" ucap Cahaya khawatir.

"Pergi" Jawab Candra singkat sambil memegang perutnya.

Cahaya menyadari itu dia berpikir pasti Candra sedang kelaparan jadi dia berinisiatif untuk membelikan makanan dikantin tapi tak sempat karna guru lebih dulu datang kekelas untuk mengajar.

Sepanjang pelajaran Cahaya tidak bisa fokus dan hanya memperhatikan Candra sedangkan Candra juga sama tidak bisa fokus karna perutnya sungguh sangat sakit tetapi dia harus bisa menahannya sampai jam istirahat meskipun dia tidak yakin kalau dikantin dia bisa makan karna ada jovan disana, selama dia bersekolah dari SD sampai SMA Candra hanya 5 kali makan dikantin, 2 kali saat SD, 2 kali saat SMP dan 1 kali saat SMA.

Saat jam istirahat, Candra pun berjalan perlahan kekantin sementara Cahaya dia sudah lebih dulu pergi, Cahaya berlari sekuat tenaganya untuk sampai di kantin secepat mungkin agar Candra tidak menunggu lama.

Sebenarnya tadi Cahaya menyuruh Candra untuk menunggunya dikelas tetapi Candra itu sangat keras kepala dan dia memilih untuk pergi kekantin sendiri.

Saat Cahaya sampai dikantin, suasana dikantin masih sedikit orang karna semua siswa masih dalam perjalanan ke kantin, yang ada dikantin saat ini hanya siswa yang kelasnya ada didekat kantin.

Cahaya membeli 5 roti dan 1 air mineral dan kembali berlari untuk menemui Candra.

Diperjalanan menuju kelasnya, Cahaya berpapasan dengan Candra, saat itu juga Cahaya langsung berhenti dan menarik lengan Candra menuju taman belakang sekolah.

"Aku nyuruh kamu nunggu dikelas kenapa keras kepala benget sih!" Ucap  Cahaya saat dia baru saja mendudukkan Candra di ayunan.

"Kenapa saya harus nurutin kamu?"

Cahaya hanya menghela nafas dan langsung memberikan roti yang dia bawa kepada Candra. "Ambil" perintah Cahaya.

Candra ingin menolak tetapi tidak bisa karna memang saat ini dia sangat lapar. " Makasih"

Candra membuka 1 bungkus roti dan memberikan itu kepada Cahaya. "Ini punya kamu jadi kamu yang makan dulu" ucap Candra.

Dengan cepat Cahaya menolaknya. "Aku ga laper, aku juga beliin buat kamu semuanya jadi harus di abisin"

Candra tersenyum  "makasih yah Cahaya"

Lagi lagi Cahaya terpanah melihat senyum Candra yang sangat indah, bagaimana bisa orang yang sangat jarang tersenyum ternyata mempunyai senyuman yang sangat manis apa lagi dia tersenyum sambil menyebutkan namanya.

"Makasih" ucap Cahaya.

Candra mendengar itu sontak menghentikan makannya dan beralih melihat Cahaya. "Makasih buat apa?"

Cahaya tersenyum sambil mengelus puncak kepala Candra "makasih karna udah ngasi aku senyuman kamu"

Candra menghabiskan 4 roti dan memberikan 1 rotinya kepada Cahaya, karna tetap saja roti itu dibeli oleh Cahaya. Setelah Cahaya menghabiskan rotinya, mereka berdua pun berjalan kekelas.

Candra saat ini sudah baik baik saja, rasa laparnya sudah terobati berkat Cahaya, lagi lagi dia berurusan dengan Cahaya orang yang sangat tidak ingin dia dekati karna dia berhubungan dengan Jovan saudaranya.

"Besok saya ganti uang kamu" ucap Candra.

"Gausah, kan aku yang mau beliin buat kamu, aku ikhlas kok beliinnya, asal kamu mau jadi temen aku"

"Itu namanya kamu ga ikhlas Cahaya"

Cahaya hanya tertawa dan karna dia keceplosan mengatakan niatnya.

"Gimana? Mau ga?"

Candra dengan pelan menganggukkan kepalanya karna dia berfikir apa salahnya berteman saja selama dia tidak melebihi batas.

🌱🌱🌱

Candra saat ini sedang memasak untuk makan siang, dia hanya berdua saja dengan Jovan dirumah karna Sarah sedang ada wawancara untuk stasiun televisi.

Jovan sedang berada diruang keluarga menunggu ibunya muncul di televisi sedangkan Candra sedang buru buru memasak karna juga tidak ingin ketinggalan acaranya.

Selesai memasak, Candra langsung membawa makanannya menuju ruang keluarga dimana Jovan sudah ada disana memandangi televisi dari tadi.

Dengan ragu Candra duduk dibawah lantai  tak jauh dari sofa tempat Jovan duduk, Jovan sedikit risih karna Candra berada di dekatnya tetapi Jovan memilih untuk tidak mengacuhkannya dan kembali menonton televisi.

Tak lama acara yang sedang mereka nantikan akhirnya mulai, betapa senangnya mereka saat melihat mamanya berada di televisi.

Mereka berdua menikmati acara itu sampai akhir acara dan jawaban terakhir dari Sarah membuat hati Candra sangat sakit.

bisa anda ceritakan sedikit saja tentang keluarga anda? Tanya host acara tersebut.

Saya punya satu anak yang sangat saya sayangi, saya tidak pernah menyerah untuk dia, bahkan anak saya yang membuat saya untuk kuat, karna suami saya meninggal saat anak saya baru berusia satu tahun dan meninggalkan kami sendiri, maka itu kami hanya saling memiliki.

Anak saya juga selalu mendukung saya, sekarang dia sudah kelas 3 SMA, dan lulus SMA nanti dia akan berkuliah ditempat yang sama dengan saya setelah itu akan mewarisi perusahaan saya. Anak aku Jovan, mama tau kamu lagi liat acara ini, mama harap kamu jadi anak yang baik dan terus membanggakan mama, kamu anak mama satu satunya dan mana sayang banget sama kamu.

Mendengar itu membuat hati Candra sangat sakit, dan bahkan dia sudah meneteskan air matanya.

"Liat kan, mama gue cuma punya satu anak dan cuma gue, lo cuma sampah yang numpang disini" ucap Jovan setelah itu dia pergi meninggalkan Candra disana.

"Mama, Candra juga anak mama" batin Candra.






Next ga nih?






CANDRA DAN SEMESTA ||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang