Sudah jam satu pagi, tetapi Candra belum tidur sama sekali, Candra sangat khawatir karena Sarah belum pulang, Sarah memang selalu pulang larut malam, bakan juga Sarat sampai tidak pulang, tapi itu masih ada pak Budi yang menemaninya, anehnya tadi pak Budi pulang sendiri tanpa adanya Sarah.
Candra duduk diruang tamu sambil terus menerus menelfon Sarah tetapi tidak ada jawaban dari Sarah.
Sekitar 30 menit Candra menunggu tetapi Sarah belum kunjung datang, karena itu Candra memberanikan diri untuk membangunkan Jovan.
Perlahan Candra mulai berjalan kearah kamar Jovan, dibukanya pintu itu dengan sangat pelan saat Candra sudah ada di depan pintu kamar Jovan.
Jovan terlihat sangat pulas saat itu, dan itu membuat Candra ragu untuk membangunkan Jovan. Dipandangi Jovan yang tertidur itu sedikit lama sampai akhirnya Candra memutuskan untuk membangunkan Jovan.
Dengan hati hati, Candra menepuk lengan Jovan dengan pelan, Candra melakukan itu cukup lama sampai akhirnya Jovan bangun.
"Ngapain lo disini" kata Jovan tepat saat dia membuka matanya dan sontak langsung mendudukkan dirinya.
"Udah jam satu tapi mama belum pulang, saya khawatir"
"Pak Budi udah pulang dari tadi, mending lo keluar dari kamar gue sebelum gue yang seret lo keluar"
"Tadi pak Budi bilang mama ada urusan penting, jadi pak Budi disuruh pulang, mama bilang mau naik taksi aja pulangnya"
"Lo kenapa bilang sekarang sih, buruan cari mama gue"
Mereka pun langsung bergegas pergi, sebelum itu mereka memakai jaket dulu karena di luar dingin, Jovan meminjamkan jaketnya kepada Candra karena akan memakan waktu lagi jika Candra harus kembali ke kamarnya untuk mengambil jaket.
Dengan cepat, Jovan melajukan mobilnya karena takut terjadi sesuatu kepada Sarah.
Mereka hanya menyusuri jalan tanpa tau akan kemana, mendatangi tempat yang buka 24 jam serta beberapa hotel dan pengiriman.
Mereka terus mencari sampai Candra pun sepertinya mengetahui dimana Sarah berada. "Pantai" kata Candra.
Jovan tanpa jawaban pun langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju pantai.
Sudah larut malam saat itu, jalanan sangat sepi, jadi Jovan bisa melajukan mobilnya dengan sangat cepat.
Tak butuh waktu lama mereka sudah tiba di pantai, dari jauh, terlihat seorang wanita yang tengah duduk di pasir sembari menatap langit malam.
Jovan dan Candra langsung berlari menghampiri wanita itu, dan benar saja, dia adalah Sarah.
Jovan langsung memeluk Sarah yang dari tadi sudah meneteskan air matanya sedangkan Candra langusng membuka jaket yang dia kenakan dan langsung memakaikan itu kepada Sarah.
"Mama kenapa bikin Jovan khawatir sih, mama ga ada kabar dan ga bisa di hubungin, Jovan khawatir" kata Jovan yang langsung memeluk Sarah.
"Jovan, mama ketemu papa kamu, tapi dia ga inget kita"
"Mama, papa udah ga ada, ikhlasin papa yah"
"Engga, mama yakin dia papa kamu, hidung, mata, mulut bahkan suara dia mirip sama papa kamu, bahkan anak kembar masih bisa di bedain tapi dia bener bener mirip Joni"
"Udah, kita pulang dulu, disini dingin nanti mama masuk angin"
Candra dari tadi hanya melihat mereka saja, Candra tidak bisa apa apa, dia hanya bisa menangis karena juga merasakan sakit yang dialami Sarah saat ini.
🌱🌱🌱
Disisi lain, seorang lelaki juga tengah terjaga, sama seperti Sarah, lelaki itu juga sedang menangis dalam diam menyesali perbuatan yang dilakukan tadi.
Orang itu terus menahan agar dia tidak mengeluarkan suara agar wanita disampingnya tidak terbangun
"Maafin aku Sar, aku terpaksa harus lakuin itu demi menjaga Jovan dan Candra" kata orang itu dengan sangat pelan.
Orang itu adalah Joni, yang kini sudah berganti nama menjadi Dani. Dia sudah bekerja dengan keluarga Dewi dari 17 tahun yang lalu dan 3 tahun yang lalu dia menikah dengan dewi.
Joni memang setiap 2 kali dalam setahun selalu pulang ke Indonesia, tetapi kali ini perusahaan mereka dia Indonesia sedang bermasalah jadi Joni dan juga Sarah akan tinggal di Indonesia cukup lama sampai situasi perusahaan mereka mulai membaik.
Joni juga merupakan alasan mengapa Sarah selalu pulang dengan keadaan mabuk, dia melihat Joni, tetapi Joni selalu pura pura tidak mengenal Sarah bahkan berkata kasar kepada Sarah.
🌱🌱🌱
Dari tadi, Candra hanya berdiam dikelas, bahkan saat pelajaran dikelas Candra tidak memperhatikan, dikantin pun Candra tidak makan sama sekali, dia hanya memainkan makanannya itu, dia sendok setelah itu dia turunkan lagi.
Riki menjadi geram, dan Riki pun dengan kasar menyuapi Candra. "Makan, jangan di mainin doang" kata Riki.
"Saya ga selera"
"Dah lah, tungguin Cahaya aja, nanti juga lo bakal dipaksa juga makan sama Cahaya"
Mereka memang sedang makan berdua saat ini, Cahaya dan Fara tadi pergi ke toilet tetapi belum kembali.
"Kamu percaya ga, kalau ada orang yang 100 persen mirip sama orang lain?"
"Kenapa lo nanya gitu?"
"Mama saya ketemu sama orang yang mirip papa saya, katanya mata, mulut, hidung dan suaranya mirip"
"Bisa jadi itu orang yang sama, anak kembar aja kan beda"
"Tapi orang itu udah mati 17 tahun yang lalu"
"Siapa?"
"Siapa apa?"
"Orang itu"
"Papa saya"
"Kalau memang itu papa saya, saya mau pukul dia"
Bukan hanya Candra yang sedang memikirkan itu, Jovan juga, dia tidak ingin percaya jika orang itu adalah ayahnya, tetapi orang tidak mungkin mirip sampai ke suaranya sekali pun.
Ingin rasanya Jovan memukul orang yang sudah membuat Sarah menangis seperti itu semalam, Jovan benci melihat Sarah seperti itu, sudah cukup Sarah menderita karena harus merawat kesalahan yang ditinggalkan oleh ayahnya.
"Kalau memang itu papa, gue bakal mukul dia!" Batin Jovan
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDRA DAN SEMESTA ||END
Teen FictionBukan cuma orang orang yang membenci Candra, tetapi juga semesta. Apakah kehidupan Candra akan berubah nantinya? Jangan jupa vote and follow guys Maaf banget kalau banyak typo, baru direvisi kalau udah end nanti SELAMAT MEMBACA