PART 14

407 36 1
                                    

Hari sudah pagi dan saat Candra membuka matanya dia melihat kalau ruangan yang dia tempati saat ini bukan kamarnya, tetapi ruangan ini juga tidak asing untuknya. Luka di kepala Candra juga sudah diobati saat ini, dan rasanya Candra tau siapa yang mengobatinya dan tempat dia saat ini berada punya siapa.

"Udah bangun lo? Buruan mandi, gue udah mau berangkat jadi selesai siap siap lo langsung berangkat aja" ucap seseorang yang tiba tiba masuk ke tempat Candra.

"Kok saya bisa disini?" Tanya Candra kebingungan. Dia pikir semalam Cahaya datang menghampiri dan memeluknya, tetapi kenapa dia sekarang berada disini.

"Udah bagus gue tolongin lo, udah gue berangkat jangan lupa kunci pintu". Ucap seseorang itu.

"Makasih yah Jere". Ucap Candra.

"Inget kunci pintu". Ucap Jere lalu meninggalkan Candra.

Memang dari dulu saat Sarah mabuk dia akan mengusir Candra dari rumah dan beberapa kali Sarah juga melukai Candra, dan saat itu terjadi, Jere memang selalu datang dan membawa Candra kerumahnya serta mengobati lukanya. Candra tidak tau kenapa Jere selalu datang saat itu seolah olah dia memang tau apa yang terjadi.

"Yang semalam Jere atau Cahaya yah". Tanya Candra kepada dirinya sendiri.

Dari pada Candra terus menerus, Candra memilih untuk langsung mandi dan bersiap siap untuk kesekolah. Tas, buku dan perlengkapan sekolahnya juga sudah ada di sana selalu seperti itu. Candra hanya menebak kalau itu pak Budi yang membawakan karena tidak mungkin Sarah atau Jovan yang membawakannya.

Setelah Candra selesai, baru lah dia berangkat dan tak lupa mengunci pintu dan menaruh kuncinya di bawa keset.

Beberapa menit kemudian Candra sudah berada di depan pintu gerbang sekolahnya sampai tiba tiba ada seseorang yang menarik tangannya. Orang itu adalah Cahaya, dia saat ini akan membawa Candra ke UKS.

Sesampainya di UKS, Cahaya langsung mendudukkan Candra di sebuah kursi yang ada di sana. Tak lupa Cahaya memeriksa kepala Candra.

"Syukur deh, kepala kamu udah di obatin." Ucap Cahaya lega.

Candra hanya mematung ditempat, entah apa yang dia pikirkan saat ini. Tetapi kembali lagi Cahaya menarik tangan Candra dan membawanya ke kalas.

🌱🌱🌱

Candra seperti biasa sedang duduk dibawah pohon rindang di taman belakang menunggu Riki. Tak lama menunggu, yang mendatanginya justru bukan Riki tetapi Cahaya.

"Riki lagi sama Fara, jadi dia nyuruh aku buat kasi ini ke kamu." Ucap Cahaya saat dia sudah tepat di depan Candra.

"Duduk" suruh Candra dan Cahaya pun dengan senang hati langsung duduk di samping Candra.

"Kamu kenapa bisa tau kalau saya luka?" Tanya Candra.

Cahaya yang mendengar itu langsung panik dan langsung memeriksa suhu tubuh Candra dengan cara menempelkan tangannya di kening Candra. "Kamu ga amnesia kan Can?" Tanya Cahaya panik.

Candra pun langsung bergerak sedikit menjauh dari Cahaya agar Cahaya melepaskan tangannya dari kening Candra. Dia tidak ingin menepis tangan Cahaya, karena Cahaya terlalu baik untuk dia kasari.

"Kamu yang datang semalam?" Tanya Candra.

Dengan pelan Cahaya menganggukkan kepalanya. "Cerita apa yang terjadi" Sambung Cahaya.

"Maaf, tapi saya ga mau menceritakan keluarga saya, mereka orang yang baik, saya ga pantes ceritain hal jahat yang mereka lakuin ke saya".

"Aku tau Candra, tante Sarah dan kak Jovan orang baik, tapi kamu butuh tempat buat Cerita, kamu butuh tempat bersandar dan aku mau kasih kamu itu".

"Tapi kalau kamu ga mau cerita gapapa kok, karena semua orang juga ga mau bicara buruk tentang keluarganya" sambung Cahaya.

"Ohiya, Jere kemarin dateng kerumah kamu abistuh bawa kamu pergi, kamu nginep di rumah Jere semalem?" Tanya Cahaya.

Candra mengangguk pelan. "Setiap kali mama mabuk dan ngusir saya dari rumah, Jere entah dari mana dia langsung datang dan bawa saya ke rumahnya, sesekali juga kalau saya terluka dia selalu ngobatin saya, dan barang barang saya juga selalu ada di kamar Jere setiap kali saya bangun dari tidur saya mungkin pak budi yang anter" jelas Candra.

Cahaya tersenyum, ternyata orang orang yang selalu membuli Candra selama ini adalah orang yang baik dan sesekali membantu Candra, pantas saja Candra tidak pernah mau membalas perbuatannya jahat mereka.

"Cahaya, saya mau minta sesuatu buat kamu boleh?" Tanya Candra dan Cahaya menganggukkan kepalanya pelan yang artinya dia mengiyakan.

"Saya mau egois boleh? Saya mau kamu disisi saya, saya mau kamu peluk saya seperti waktu itu tanpa berpikir kalau kamu jodoh Jovan."

Cahaya mendekat kearah Candra dan mengusap puncak kepalanya pelan. "Candra... Kamu harus Inget ini, dari awal, aku ada buat kamu".

Candra tersenyum mendengarnya dan Candra dengan perlahan membawa Cahaya dalam pelukannya. "Makasih Cahaya, saya cuma mau bilang kalau saya senang ketemu kamu dari awal kamu pindah kesini" bisik Candra tepat ditelinga Cahaya.

"Kalau semesta jahatin kamu lagi, datang ke aku yah Candra, jangan cuma datang ke Riki, kamu juga punya aku". Jawab Cahya sambil mengeratkan pelukannya pada Candra.

"Cahaya, makasih karena kamu jadi harapan pertama di ulang tahun saya yang terkabul" batin Candra.

Mereka berpelukan cukup lama dan setelah itu mereka kembali memakan makanan yang dibawa Cahaya tadi.

"Kita ke kelas yah sekarang, bentar lagi bel" ajak Cahaya dan mereka pun pergi bersama. Diperjalanan menuju kelas, Cahaya mengirimkan pesan kepada seseorang "Cahaya sama Candra udah baikan lagi, Cahaya berhasil" seperti itulah isi pesan yang dikirimkan Cahaya setelah terkirim Cahaya langsung menghapus pesan itu.

🌱🌱🌱

Saat pulang sekolah, Candra langsung kerumahnya. Candra saat ini sedang memperhatikan Jovan makan, Candra terus menerus menatap Jovan tanpa berkedip sedikitpun. Jovan yang merasa risih langsung menghentikan makannya dan beralih menatap Candra dengan tatapan marah "kalau mau ngomong sesuatu ngomong aja, risih gue diliatin sama lo mulu!".

Candra memainkan kukunya karena gugup dan takut untuk berbicara kepada Jovan.

Karena kesal, Jovan langsung berdiri dan hendak pergi.

"Jovan, saya mau dekat  sama jodoh kamu, saya untuk pertama kali akan melawan perintah kamu" ucap Candra langsung sambil menatap punggung Jovan.

Jovan hanya melirik Candra sebentar dan kembali melangkah meninggalkan Candra.










Bersambung....


CANDRA DAN SEMESTA ||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang