PART 10

518 43 0
                                    

Istirahat kedua Cahaya sedang duduk dibangkunya. Cahaya masih memikirkan Candra, bagaimana bisa orang menghilang begitu saja dan ponselnya juga mati.

Sepanjang pelajaran juga Cahaya tidak memperhatikan guru menerangkan, otaknya saat ini hanya dipenuhi Candra. Sampai akhirnya Cahaya memberikan diri untuk bertanya ke Jovan, tak peduli Candra akan marah padanya nantinya.

Akhirnya Cahaya berlari menuju kelas Jovan, dia tau Jovan tidak kekantin karna Malvin tadi saat istirahat pertama sempat menggodanya untuk menemui Jovan karna Jovan tidak bisa berjalan kekantin.

Tak butuh waktu lama Cahaya akhirnya sampai didepan pintu kelas Jovan. Terlihat disana Jovan dan keenam temannya sedang berkumpul dan berbincang sembari tertawa. Cahaya tampak ragu untuk masuk, dia memikirkan harus  masuk atau dia kembali saja kekelas.

"Masuk aja deh, daripada nyesel." ucapnya pelan.

"Kak Jovan" panggil Cahaya saat dia berada tak jauh dari tempat Jovan dan teman temannya berkumpul.

"Tunggu gue di luar" suruh Jovan dan Cahaya pun langsung keluar diikuti Jovan dibelakangnya.

"Cie cie... Mau pacaran nih" ejek Tama.

"Berisik!" Balas Jovan

"Cielah si Jovan malu" sambung Malvin.

"Berisik!" Kali ini Danu yang berbicara.

"Cemburu lo nu?" Cela Jefri.

"Ngiri aja kalian" sambung Jere.

"Gue engga anjing mereka aja tuh" sambung Karel.

Danu memukul kepala Karel tak terima. "Gue engga anjing!"

"Jovan yang pacaran kenapa kita yang debat sih, ga guna mending makan nih udah dibeliin banyak banyak masa ga abis" sambung Jere.

Disisi lain Jovan dan Cahaya sudah berada sedikit jauh dari teman temannya.

"Gausah dengerin temen temen gue" ucap Jovan dan hanya di berikan anggukan oleh Cahaya.

"Nanti gue WA Candra ada dimana pas pulang sekolah" sambung Jovan.

Cahaya mengerutkan keningnya bingung. "Kok kak Jovan tau gue mau nanyain Candra" Jawab Cahaya meninggikan suaranya.

Jovan pun langsung menutup mulut Cahaya takut ada yang mendengar pembicaraan mereka. "Pelan pelan ngomongnya" ucap Jovan.

Cahaya pun mengangguk dan saat itu juga Jovan melepaskan tangannya dari mulut Cahaya.

"Maaf kak" ucap Cahaya.

"Pak budi liat lo masuk kamar Candra waktu itu" jawab Jovan.

"Pak budi supir kak Jovan?" Tanya Cahaya

"Tante Sarah tau juga dong." Sambung Cahaya.

"Engga, gue doang yang tau."

"Dan satu lagi, tangan lo waktu itu bau parfumnya Candra jadi gue tau"

"Benci tapi parfumnya aja dia tau" batin Cahaya.

"Kok kak Jovan ga ngasih tau tante
sarah?" Tanya Cahaya.

"Mau gue kasih tau mama? Kalau gitu pulang sekolah gue kasih tau."

"Jangan, Candra ngelarang gue sebenernya buat ngasih tau siapa siapa kalau gue liat dia di rumah kak Jovan, jadi please jangan kasih tau tante Sarah"

"Mending lo pergi sekarang, nanti gue WA kalau udah pulang sekolah"

"Ohiya satu lagi, kasih tau Candra, kalau yang tadi itu gue cuma kasihan doang, jadi selepas kejadian tadi, galakan ada yang berubah" sambung Jovan.

CANDRA DAN SEMESTA ||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang