PART 24

320 30 0
                                    

Jovan berhenti di pekarangan rumahnya dan melihat mobil yang sangat asing terparkir didepan pintu rumahnya. Dia tidak pernah melihat mobil itu sebelumnya.

Tetapi Jovan tidak mau ambil pusing dan lanjut berjalan saja menuju pintu. Dari jauh jovan melihat seorang pria paruh baya yang bersamaan saat dia berada di depan pintu, pria paruh baya itu juga berbalik menghadapnya. Pria itu tersenyum kearah Jovan.

"Hai Jovan, kamu sudah besar ternyata" Sapa lelaki itu.

"Kamu........ papa?" pertanyaan Jovan itu diberikan anggukan dan senyuman oleh pria paruh baya yang tidak lain tidak bukan adalah Joni.

"Kamu sudah mati, kenapa kembali lagi?" setelah mengatakan itu, Jovan langsung berlari menuju motornya dan segera pergi dari sana.

"Kenapa sakit banget ketemu papa? harusnya gue senang. Gue kenapasih?"

Jovan melajukan motornya menuju satu tempat. Hanya tempat itu yang terpikir dibenaknya saat ini.

Disinilah Jovan berada. Ditempat yang dikelilingi dengan air berwarna biru dan berbagai macam hewan hewan dari laut. Iya, Jovan berada di akuarium. Tempat itu memang tempat kesukaan Jovan dari dulu. Karena disana sangat tenang.

Jovan berjalan berkeliling akuarim sambil melihat para hewan laut yang berenang di dalam akuarium yang bisa dibilang sangat sempit, karena luas akuarium hanya sebagian kecil dari luasnya lautan.

Jovan hanya terus melangkahkan kakinya sambil memandangi hewan-hewan laut yang sedang berenang di akuarium besar tetapi masih terlihat sempin untuk hewan-hewan yang berada disana. Sampai tiba-tiba terdengar suara teriakan seseorang sedang memanggil namanya. Jovan tau betul siapa itu. Sudah jelas itu suara Candra.

Senyum terukir dibibir Jovan saat melihat Candra yang berlari menghampirinya. "Jovan kamu kenapa bikin saya khawatir sih! Saya jadi berat untuk ninggalin kamu!!"

Entah apa yang terjadi pada Jovan, dia hanya bisa menunduk mendengarkan apa yang barusan diucapkan oleh Candra. Dia mersa tidak sanggup melihat wajah Candra.

"Jovan...... liat saya"

"Jovan....." panggil Candra lagi.

"Ada yang salah sama gue Can, gue gak tau gue kenapa, gue-" 

"Sakit kan, harus ketemu papa" ucapan Candra barusan langsung membuat Jovan yang tadinya masih menunduk, sekarang dia menatap Candra.

"Gue selalu kangen papa Can, tapi sekarang, saat gue liat dia, gue jadi marah, kesel, dan juga gue pengen meluk dia di saat yang bersamaan"

"Saya juga gitu, Jovan, saya sakit karena harus ketemu papa, mengingat gimana mama menderita selama ini, gimana susahnya  mama yang harus ngurus kita, gimana tatapan kebencian mama ke saya karena saya  adalah sumber sakit mama, saya juga sakit, saya ingin mukul dia, tapi saya juga rindu dia, sangat. Ditambah lagi mama mau saya pergi Jovan, saya gak punya tempat tujuan untuk pergi lagi, makanya saya ikut papa, meskipun saya sakit. Tapi, kamu masih punya mama, kamu harusnya nemenin mama sekarang, mama sekarang juga lagi gak baik-baik aja Jovan, dia butuh kamu"

Tanpa sadar Jovan meneteskan air matanya, benar-benar, rasa sakit yang dari tadi dia tahan dia tumpahkan sekarang di depan Candra. "Maafin gue Can,maaf karena selalu nyakitin lo"

"Rasa sakit  yang kamu kasih ke saya, itu gak sebanding sama rasa sakit yang saya kasih ke kamu dan mama, Jovan, jadi saya ngerti"

"Can, lo beneran pergi?"

"Iya, kamu seneng kan? gak ada lagi luka yang kamu dan mama tampung setelah saya pergi"

"Candra......"

CANDRA DAN SEMESTA ||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang