Matahari semakin terik dan sudah berada di atas kepala. Dikarenakan rapat dadakan, hari ini seluruh siswa dan siswi diperbolehkan untuk pulang lebih awal, tetapi tidak dengan Riki dan juga Fara. Mereka memutuskan untuk berbicara sebentar di dalam kelas.
"Mau ngomong apa, Far?" Tanya Riki yang langsung menghampiri kekasihnya itu, ketika seluruh teman sekelasnya meninggalkan kelas.
"Duduk dulu" Riki kemudian duduk disamping Fara sesuai perkataan wanita itu.
"Cepet yah, Far, Jere, Danu sama Cahaya udah nungguin di parkiran"
Fara kemudian menghela nafas mendengar ucapan yang keluar dari mulut kekasihnya itu. "Kita sampai disini aja yah, Rik, aku gak bisa lanjut sama kamu" entah mengapa, ketika Fara mengucapkan kata barusan itu, air matanya langsung mengalir. Jauh di dalam lubuk hatinya, ia tidak ingin mengakhiri hubungannya dengan lelaki itu, tapi disisi lain, dia terlalu lelah, menjadi kekasih seorang Riki sungguh melelahkan baginya, ia tidak mampu bertahan.
"Kok kamu ngomong gitu sih, Far? Jangan gitu. Aku gak mau" Suara Riki bergetar, ia sungguh berharap ini hanyalah mimpi buruk yang tak mungkin menjadi kenyataan.
"Kamu sayang sama aku?"
"Sayang"
"Kalau gitu, kamu cint-"
"Cinta. Aku cinta sama kamu, Far" tegas Riki.
Air mata Fara semakin deras mengalir di wajahnya, air mata yang harusnya ia tahan, justru malah jatuh diluar kendalinya. Hatinya sakit mendengar suara Riki yang bergetar seperti itu. "Aku capek, Rik. Aku gak bisa"
Riki menggelengkan kepalanya, ia menggigit bibir bawahnya menahan air matanya agar tidak jatuh di depan wanita kesayangannya itu. "Aku gak mau putus, Far. Aku gak bisa hidup tanpa kam-"
"Bisa. Kamu bisa, Rik"
"Engga, Far"
"Riki, tolongyah, lepasin aku. Aku gak bisa pacaran sama kamu lagi. Aku gak bisa pacaran sama orang yang bahkan gak ngejadiin aku nomor dua"
"Kok kamu ngomong gitu sih, Far"
"Dihidup kamu, nomor satu itu Candra, di nomor dua kamu, ketiga, Jovan, dan keempat Cahaya, setelah Cahaya, baru aku kan, Rik? Selama ini, kamu cuma fokus buat cariin Candra, kamu selalu bantu ngehibur Kak Jovan yang kehilangan Candra, dan kamu juga selalu jagain Cahaya karena Cahaya adalah orang yang paling Candra sayang. Sementara aku, aku cuma kamu jadiin tempat nangis, Rik. Setiap kali kamu kangen Candra, aku kasih bahu aku buat kamu, setiap kakak kamu mukul kamu, aku yang obatin luka kamu. Aku selalu ada setiap kamu lagi butuh, Rik. Tapi kamu gak pernah ada buat aku"
"Far...."
"Aku sayang banget sama kamu, Rik. Tapi aku butuh sandaran juga. Dan kamu, gak bisa jadi sandaran buat aku"
Fara mulai mengatur nafasnya dan menenangkan diri agar air matanya tak lagi jatuh. Ia mulai mengusap air matanya menggunakan punggung tangan lalu ia menatap Riki dengan serius "Gimanapun keputusan kamu, aku tetep di pendirian aku, Rik. Kita putus yah" Fara kemudahan pergi dari sana meninggalkan Riki yang masih mematung di dalam kelas.
"Maaf karena jadi cowo yang jahat buat kamu, Far"
Riki mengepalkan tangannya dengan kuat, dia marah karena telah menyakiti wanita yang sangat ia sayangi itu. Sepeninggalan Fara, Riki sudah tidak bisa menahan air matanya. Hatinya sangat sakit karena ditinggalkan orang yang paling ia sayang, tetapi yang lebih sakit lagi, karena ia telah menyakiti wanitanya teramat dalam.
"Maafin aku, Far" Riki mulai menangis dan menutupi wajahnya menggunakan kedua tangan. Kelas yang sepi itu sekarang dipenuhi dengan suara tangisan Riki. Suaranya terdengar sangat sedih sehingga siapapun yang mendengarnya bisa ikut menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDRA DAN SEMESTA ||END
Teen FictionBukan cuma orang orang yang membenci Candra, tetapi juga semesta. Apakah kehidupan Candra akan berubah nantinya? Jangan jupa vote and follow guys Maaf banget kalau banyak typo, baru direvisi kalau udah end nanti SELAMAT MEMBACA