PART 12

409 35 0
                                    

Seminggu setelah kepulangan Candra dari rumah sakit. Candra tetap menjalani hari harinya seperti biasa, kadang dia diganggu oleh teman teman Jovan saat dia masih menggunakan kursi roda, Candra juga  masih tetap membersihkan rumah dan mencuci piring, dan satu lagi yaitu Candra benar benar menjauh dari Cahaya, Cahaya selalu mendekati Candra tetapi Candra selalu menghindari Cahaya.

Candra sudah tidak menggunakan kursi roda lagi, dia sudah bisa berjalan dengan normal.

Saat ini, Candra sedang berada di taman belakang, dia duduk di ayunan sembari menunggu Riki datang.

"Candra, kamu kenapa masih ga baik baik aja sih, ga tega saya terus menghindar dari Cahaya."ujarnya pelan.

Candra hanya memandangi langit biru diatasnya sembari untuk menenangkan pikirannya. Tiba tiba saja Candra mendengar namanya dipanggil seseorang. "Candra!" Panggil Cahaya dari kejauhan."

"Jangan kesini." Pinta Candra.

"Udah seminggu Candra, kapan kita bersikap kayak biasa."

Tiba tiba saja ada yang menepuk pundak Cahaya. Cahaya yang kaget pun langsung berbalik, ternyata itu adalah Fara yang datang bersama pacarnya Riki. "Hati Candra lagi ga baik aja, kalau lo mau, lo bisa tunggu sampai Candra udah baik baik aja." Ujar Riki.

"Aku pergi yah." Pamit Riki kepada
Fara.

Riki pun berjalan menghampiri Candra sambil membawa beberapa dan minuman untuk mereka makan disana.

Selama seminggu ini, Riki yang selalu membelikan makanan untuk Candra saat istirahat, saat Candra masih memakai kursi roda Riki selalu mengantar Candra untuk ke taman belakang dan menyuruhnya untuk menunggu disana takut Candra di jahili Jovan dan teman temannya.

Mereka berdua banyak menghabiskan waktu disana, siapa sangka taman belakang yang sangat sepi dan tidak pernah ada siswa yang mau kesana karna jalan menuju kesana sangat gelap bisa senyaman ini.

"Candra..." Panggil Riki yang saat ini sudah duduk berdua dengan Candra di bawah pohon yang cukup rindang tempat Candra menggantungkan ayunannya.

Candra yang sibuk makan saat itu langsung menoleh dengan lembut menatap temannya itu. "Hmm?" Ucapnya dengan mulut yang penuh roti.

Riki tertawa melihat wajah Candra yang lucu saat mulutnya membesar karna penuh dengan roti. "Masih banyak Candra, pelan pelan makannya." Katanya.

Dengan perlahan Candra menelan roti yang ada di mulutnya itu. "Kenapa?" Kata Candra lagi.

"Lo inget pas SD, lo disiram air comberan sama Jovan, lo nangis saat itu, lo juga disuruh pulang sama guru karna bau lo menuhin satu kelas." Ucap Riki.

"Kamu temen SD saya?"

"Iya, SMP juga, cuma dulu pas SMP kita beda kelas." Jawab Riki.

"Maaf, saya ga tau."

"Gapapa, dari dulu kan lo ga pernah merhatiin sekitar lo, lo bahkan ga kenal sama semua teman sekelas lo."

"Sekarang saya udah kenal temen sekelas saya, walaupun cuma beberapa."

"Lo cuma kenal gue, Cahaya, Fara sama Jere kan dikelas?"

"Kok kamu tau?"

"Iyalah, kan gue temen lo, Fara pacar gue, Cahaya temen pertama lo di kelas, Jere temen gengnya bang Jovan yang selau gangguin lo."

"Berat banget yah pasti jadi lo."

"Maksudnya?"

"Jovan, dia selalu buli lo disekolah, dia juga bikin orang orang ga suka sama lo, dia jahat banget sama lo, padahal lo adiknya, kalau gue, gue ga kuat, hati gue pasti sakit banget."

"Kok kamu tau saya sama Jovan saudara?"

"Dulu pas SD gue, Jere, Danu sama Jovan temenan satu geng, kayak Jere dan Danu, gue juga tau, tapi gue menjauh dari mereka karna mereka jadi tukang buli."

"Gue ga suka ngelihat sahabat gue jadi tukang buli, tapi gue ga bisa bikin mereka berhenti, makanya gue milih menjauh dari mereka dan mencoba buat jadi temen lo, lo ga salah, cara lo lahir aja yang salah. Sambung Riki lagi.

Candra menjulurkan tangannya kepada Riki saat mendengar itu dan langsung dibalas oleh Riki. "Mari saling mengenal." Kata Candra. Riki pun membalas senyuman itu. "Cerita apa pun sama gue, gue bakal dengerin itu."

Mereka pun melanjutkan makannya sembari berbicara dan tertawa sementara Cahaya dari tadi masih memperhatikan mereka ditemani Fara di sampingnya.

"Udah, kekantin yuk, jangan mikirin Candra ucap Fara.

"Candra beneran ngejauh dari gue."

Udah pasti dong, kan lo jodohnya kak Jovan."

"Enak aja, engga ga Nerima perjodohannya.

"Tapi kak Jovannya?"

Cahaya hanya terdiam karna tidak bisa menjawab

Udah lah Aya, sampai kapan pun juga lo ga bakal bisa sama Candra, dia pasti ga mau tambah dibuli sama kak Jovan makanya pas dia ada rasa suka sedikit ke lo, dia langsung menjauh." Sambung Fara lagi.

"Lo salah far, bukan itu masalahnya" batin Cahaya.

"Udahlah, ayo kekantin" ajak Fara dan mereka pun akhirnya pergi dari sana.

🌱🌱🌱

Candra baru saja sampai dirumahnya, di depan sudah terlihat motor Jere dan Danu, itu menandakan kalau mereka ada di dalam. Dengan sedikit ragu Candra melangkah perlahan masuk kerumahnya.

Saat masuk, terdengar suara bising dari atas, itu artinya mereka sedang berada di kamar Jovan.

Tiba tiba saja ponsel Candra berdering saat itu. Yang menelfon adalah Jovan, dengan cepat Candra mengangkat telfonnya.

"Lo dimana?" Tanya Jovan saat Candra mengangkat telfonnya.

"Saya baru sampai rumah."

"Bawain minum sama makanan ringan ke kamar gue." Setelah itu Jovan pun mematikan telfonnya.

Tak lama kemudian Candra datang ke kamar Jovan, tak lupa dia ketuk dulu pintunya setelah itu baru Candra masuk kedalam.

Jere dan Danu sedang bermain PS dikamar Jovan, sedangkan Jovan sibuk memainkan ponselnya entah apa yang dia mainkan.

"Saya taro di sini" ucap Candra sambil menaruh minuman dan makanan ringan dilantai dekat Jovan, Jere dan Danu duduk setelah itu Candra beranjak pergi.

"Tunggu." Ucap Jere saat Candra hendak pergi. Candra pun berhenti dan menoleh ke arah Jere.

"Gue denger denger lo temenan sama ketua kelas? Itu bener?" Tanya Jere.

Candra tidak menjawab Jere dan langsung pergi meninggalkan mereka bertiga.

"Anjing banget si Aram!" Ucap Jere.

"Lagian lo ngapain nanyain si penghianat segala, males gue dengernya" jawab Danu.

"Berisik kalian" sela Jovan.

Saat Candra menuruni tangga, tiba tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya, Candra yang panik akhirnya berjalan naik kembali ke kamar Jovan.

Candra kembali mengetuk pintu kamar Jovan dan langsung masuk.

"Ngapain lagi?" Tanya Jovan.

"Ada orang, kamu tolong bukain pintu." Jawab Candra.

"Tunggu disini jangan berisik." Ucap Jovan setelah itu langsung pergi.

Saat Jovan membuka pintu, dia terkejut melihat siapa yang datang. Dia adalah Riki. Jovan terkejut karna Riki datang dengan wajah yang lebam. "Lagi?" Batin Jovan.

CANDRA DAN SEMESTA ||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang