Candra yang baru saja terbangun kini sedang berada di kamarnya. Seingat dia, dia tak sadarkan diri tadi saat dia sedang memeluk Jovan. Apakah Jovan, yang telah membawa dia ke kamarnya?
Pandangan Candra beralih ke jam dinding yang ada di ruangan itu. Waktu sudah menunjukkan pukul empat pagi. "Saya bangun terlalu pagi ternyata"
Saat sedang berusaha melangkahakan kakinya ke luar kamar, pandangan Candra teralihkan dengan sebuah koper besar berwarna hitam yang ada didepan lemarinya.
Seolah menyadari sesuatu, Candra langsung membuka lemarinya dan benar saja, semua pakaiannya tidak ada di sana. Kemudian, dia beralih membuka koper itu. Ternyata, semua pakaiannya ada di dalam koper itu.
"Saya akan diusir mama?" tanya Candra pada dirinya sendiri.
Candra terus termenung, dia berpikir, apa benar, mama nya akan mengusirnya dari rumah? pasalnya, jika dilihat, sudah jelas, semua pakaian Candra di pindahkan semua kedalam koper.
Ingin rasanya Candra ingin ke kamar Sarah dan meminta penjelasan. Tapi itu dia tahan karena tak mau membangunkan Sarah pagi buta seperti ini. Mamanya itu, pasti sangat lelah karena bekerja seharian.
Dua jam berlalu, dan jam sudah menujukkan pukul enam pagi, tiba-tiba saja, pintu kamar Candra terbuka, refleks saja Candra langsung menutupi tubuhnya dengan selimut dan berpura-pura tidur. Sebenarnya, Candra juga tidak tahu kenapa dia melakukan itu, mungkin dia takut kalau dia harus di usir dari rumahnya di pagi yang masih sangat segar ini.
"Goblok lo Jovan! ngapain sih, harus bela-belain beli alat pelacak buat lacak Candra? itu mahal, anjir, mending uangnya buat gue jajan" Jovan berbicara kepada dirinya sendiri.
"Jovan? alat pelacak? apa maksudnya itu?" batin Candra.
Setelah memasangkan alat pelacak pada koper Candra, segera Jovan pergi dari sana, takutnua Candra akan terbangun nantinya, padahal Candra udah bangun dari tadi.
Saat Jovan menutup pintu kamar Candra, tiba-tiba Sarah datang entah dari mana dia. "Kok, mama di sini?" tanya Jovan panik.
"Ngapain kamu, Jovan?"
"Gak ngapa-ngapain kok ma"
"Kamu jangan bohong sama mama"
"Jovan cuma mau liat Candra ma, benar lagi, kan dia pindah"
"Kamu gak perlu lakuin itu, itu gak berguna sama sekali"
"Lagian ma, harus banget, Candra pindah?"
"Kenapa? gak suka?"
"Gak gitu ma, Jov-"
"Kamu gak perlu mengkhawatirkan anak itu, ingat Jovan, dia adalah sumber luka kita" Sarah memotong perkataan Jovan dan itu langsung membuat Jovan terdiam di tempat, dia langsung kalah dengan kata yang di ucapkan mamanya barusan.
Disisi lain, Candra juga ikut membatu di tempatnya. Hatinya terasa sangat sakit, sakit sekali. Terlebih lagi, mama kesayangannya yang mengatakan itu langsung. "Saya luka yah ma? maaf yah, maafin Candra"
Hari minggu cerah Candra kini berubah menjadi hari yang gelap. Hatinya terasa di tusuk berkali-kali, matanya juga seperti di tiup angin yang sangat kencang. Matanya perih dan dia rasa, dia akan segera meneteskan air dari matanya.
Candra terus berada di kamarnya sepanjang hari. Dia bahkan tidak menyiapkan sarapan tadi pagi begitupun makan siang. Tadi Candra sempat keluar hanya untuk mandi saja, setelah itu, dia kembali berdiam diri di kamarnya.
tok tok tok
Suara ketukan itu membuat jantung Candra berdebar kencang. Dia takut, kalau mamanya akan segera mengusirnya keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDRA DAN SEMESTA ||END
Teen FictionBukan cuma orang orang yang membenci Candra, tetapi juga semesta. Apakah kehidupan Candra akan berubah nantinya? Jangan jupa vote and follow guys Maaf banget kalau banyak typo, baru direvisi kalau udah end nanti SELAMAT MEMBACA