Part 9

1.1K 40 0
                                    

Nana terlelap memeluk foto pernikahannya, Noah yang baru tiba tertegun melihat Nana yang tertidur sambil memeluk foto. Dia tidak tau foto siapa itu, mungkin Brian pikirnya. Namun karena dilanda penasaran, Noah akhirnya mendekat untuk melihat foto itu. Dan betapa terkejutnya Noah saat mengetahui bahwa yang dipeluk Nana adalah foto pernikahan mereka.

"Harusnya kau tidak perlu sampai seperti ini, sampai kapan pun aku masih menutup hatiku untukmu Nana. Bayanganmu dan Brian masih menghantuiku," ucap Noah lirih.

Kemudian Noah melangkah ke kamar mandi dan membersihkan diri, meninggalkan Nana yang tidur di lantai beralaskan tikar. Setelah selesai membersihkan diri dan berpakaian, Noah membaringkan tubuhnya di kasur. Sejenak melihat kearah istrinya yang tertidur di lantai sambil meringkuk seperti sedang kedinginan, "Aku rasa dia butuh selimut, tunggu... untuk apa aku memikirkannya? Masa b*doh dia kedinginan atau tidak. Sudahlah lebih baik aku tidur saja," ucapnya tidak peduli.

Beberapa menit kemudian Noah terpejam, namun tiba-tiba suara-suara rintihan Nana mengganggu tidurnya.

"Ibu... sakit... Ibu... tolong aku!" rintihannya dalam tidur.

"Berisik sekali, sungguh menganggu saja! Memangnya apa yang dia mimpikan? Hah, biarkan saja," ujar Noah yang kemudian melanjutkan tidurnya lagi.

Keesokan harinya Noah lebih dulu terbangun, ini sudah pukul 8 pagi dan dia melihat Nana masih tertidur, "Ada apa dengannya? Tidak biasanya jam segini masih tertidur," gumamnya acuh dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya.

Di ruang makan, Leon melihat kakaknya turun dari lantai atas sendirian. Noah yang mendapati adiknya sedang menatapnya segera membuang pandangannya. Rasanya malas sekali pagi-pagi jika harus ribut dengan adiknya.

"Dimana kakak ipar?" tanya Leon penuh selidik.

"Masih tidur," tukasnya ketus.

"Tidak biasanya jam segini masih tidur, kau apakan lagi dia?" tanya Leon curiga.

"Apa? Kalau kau tidak percaya lihat saja sendiri di atas!" bentaknya.

Tanpa menjawab, Leon segera menuju ke lantai atas meninggalkan sarapan paginya. Dia menghampiri Nana yang masih tertidur pulas di atas tikar.

"Astaga, tega sekali kakak membiarkan Nana tidur dilantai hanya beralaskan tikar? Benar-benar keterlaluan," gumamnya.

Leon membangunkan Nana dengan menepuk bahunya pelan, namun Nana sama sekali tidak bergerak. Berulang kali Leon memanggil namanya pun Nana masih saja tidak membuka matanya. Kemudian Leon menyentuh dahi Nana, dia ternganga karena terkejut dahi kakak iparnya sangat panas. Leon yang panik segera berlari keluar kamar, dia berteriak memanggil Ratna dari lantai atas.

"Ratna... Ratna... Cepat kemari!" teriaknya.

"Iya Mas tunggu sebentar," jawabnya ikut panik karena tidak biasanya Ratna melihat Mas Leon panik seperti itu.

Leon menggendong tubuh Nana ke ranjang, dia mencari kain bersih di lemari pakaian dan menuju ke kamar mandi untuk membasahi kain bersih itu. Kain bersih itu diletakkan di dahi Nana agar suhu tubuhnya turun, namun Leon tidak tenang takut terjadi sesuatu pada kakak iparnya.

"Ada apa Mas Leon?" tanya Ratna yang baru tiba.

"Tolong kau gantikan pakaiannya yang lebih tertutup!  Badannya panas sekali, aku akan membawanya ke rumah sakit," perintahnya.

"Ya Tuhan, baik Mas tunggu sebentar."

Leon menunggu Ratna menggantikan pakaian Nana didepan pintu kamar, dia cemas berjalan mondar-mandir takut terjadi sesuatu pada kakak iparnya. Sementara Noah d ruang makan hanya acuh mendengar Leon berteriak-teriak memanggil Ratna dengan wajah panik.

Revenge MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang