Part 26

870 22 0
                                    

Beberapa hari setelah penyatuan mereka yang pertama berlalu, Nana dan Noah semakin dekat dan tidak ingin saling menjauh. Karena kesehatan Noah yang sudah pulih dan hubungan Nana dan Noah yang sudah membaik, mereka berdua memutuskan untuk kembali ke rumah mereka. Dan hari ini adalah hari terakhir mereka di rumah Mama Jean dan Papa Rico.

Noah berjalan mengendap-endap mendekati Nana yang sedang membaca majalah di sofa yang berada di ruang keluarga. Tangan Noah menutup kedua mata Nana yang membuat jantung Nana berdebar seketika menjatuhkan majalahnya dan berteriak. Dia merasakan trauma karena dulu Noah sempat menyiksanya, karena itulah dia merasa sangat ketakutan jika ada orang yang mengejutkannya tiba-tiba.

Deg... deg... deg...

"Aaaaaaa... apa kau seorang pencuri?" tanya Nana panik.

"Ya! Serahkan semua harta benda mu atau kau akan... " jawab Noah dengan suara yang dibuat-buat.

"Le-lepaskan aku! Kau boleh ambil apapun disini, ta-tapi jangan bunuh aku! Ku mohon!" teriaknya memotong perkataan Noah yang membuatnya ketakutan.

Noah yang melihat Nana ketakutan cekikikan pelan dibelakangnya, dia berhasil menggoda istrinya. Sementara Mama Jean yang datang karena mendengar teriakan Nana terheran-heran melihat Noah yang sedang cekikikan dibelakang menantunya yang sedang ketakutan itu.

"Noah, sedang apa kau?" tanya Mama Jean yang membuatnya berhenti tertawa.

"Si**al, kenapa Mama mengganggu saja?" batin Noah.

"Apa? Mama bilang Noah? Itu artinya, dia yang mengerjai ku hingga ketakutan karena aku mengira dia seorang pencuri? Huh... awas saja kau!" umpat Nana dalam hati sambil menyingkirkan tangan Noah kasar.

"Kau! Kenapa kau mengerjai ku? Apa kau tidak tau kalau aku ketakutan karena mengira kau seorang pencuri yang akan melenyapkan ku?" teriaknya kesal.

Noah tidak langsung menjawabnya, dia malah tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Nana yang ketakutan. Mama Jean segera menghampirinya dengan penuh emosi dan menjentikkan jarinya sangat kencang pada dahi anak nakalnya itu..

Pletaakkk...

"Aduh... sakit Ma," rintih Noah sambil mengusap-usap dahinya yang memerah.

"Dasar anak nakal! Apa kau tidak lihat kalau istrimu ketakutan karena ulah mu?" bentak Mama Jean.

"Aku hanya bercanda saja Ma."

"Itu tidak lucu Noah," jawab Nana yang berlari menuju kamar sambil pura-pura mengusap matanya agar Noah mengira dia sedang menangis.

"Kau lihat? Dia sangat ketakutan seperti itu, mungkin saja dia memiliki trauma di masa lalu! Kau ini benar-benar seperti anak kecil saja!" bentak Mama Jean sambil berlalu dari hadapannya berniat menyusul menantunya ke dalam kamar.

"Trauma? Trauma apa yang Mama maksud? Benarkah dia pernah mengalami trauma sampai ketakutan seperti itu karena hal kecil saja? Lebih baik aku tanyakan saja nanti," pikirnya dalam hati.

"Tunggu Ma, biar aku saja yang menenangkannya," ucapnya menghentikan Mama Jean.

"Ya sudah! Awas saja jika kau mengulanginya lagi!" kata Mama Jean yang penuh dengan ancaman.

"Iya Ma," jawabnya berlalu mendahului Mama Jean menuju kamar.

Di dalam kamar, dia melihat Nana sedang meringkuk di atas ranjang dan menutupi seluruh badannya dalam selimut. Selimut itu terlihat bergetar menandakan bahwa seseorang didalamnya sedang menangis. Noah yang melihat itu semakin merasa bersalah, harusnya dia tidak menakuti istrinya begitu. Dia juga merasa kasihan jika melihat istrinya ketakutan seperti ini. Noah berjalan perlahan mendekati Nana yang meringkuk di atas kasur dan mencoba membuka selimut itu, namun Nana sekuat mungkin menahannya.

Revenge MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang