Part 30

1K 26 0
                                    

Keringat di dahi Nana bercucuran karena sibuk berkutat di dapur sedang membuat kue bolu untuk Noah. Hari ini adalah hari ulang tahun suaminya, dia ingin memberikan sesuatu yang spesial untuk suaminya meskipun sebenarnya dia bisa membelinya.

Tangan Noah merengkuh pinggang Nana dari belakang mengagetkan Nana yang sedang membawa semangkok tepung sehingga membuat tepung yang dipegangnya hampir saja terjatuh dan sedikit berhamburan mengenai wajahnya.

"Kenapa kau selalu saja mengagetkanku?" tanya Nana kesal sambil mengusap wajahnya yang terkena tepung.

"Aku merindukanmu Sayang," jawab Noah tanpa melepaskan pelukannya.

Noah semakin menenggelamkan wajahnya pada leher Nana, "Kau sedang apa? Kau terlalu lama meninggalkanku di kamar." Noah merajuk manja.

"Aku ingin membuat kue untukmu, kau kan hari ini sedang berulang tahun."

"Kau tidak perlu repot-repot begini, Sayang. Kita kan bisa membeli saja di luar?"

"Tidak mau, aku ingin membuatkan yang spesial untukmu. Bisa kau lepaskan aku sekarang?" tanya Nana yang mulai kesal karena suaminya tidak membiarkannya bergerak sedikit pun.

"Kan sudah aku bilang aku merindukanmu! Anggap saja ini hadiah permintaanku," jawab Noah yang tangannya mulai menjamah tubuh Nana.

"Sayang, kita sudah melakukannya semalam. Apa kau tidak puas?"

"Aku kan hanya meminta hadiah ulang tahunku? Apa aku salah?"

"Nanti malam saja ya, sekarang biarkan aku membuat kue dulu untukmu." Nana berbalik badan dan mengelus pelan kepala suaminya.

"Haaaahhhh... baiklah, berikan dulu satu ciuman untukku!" pintanya.

"Tidak mau! Jika aku berikan, kau pasti meminta lebih!" tegas Nana.

"Kenapa kau pelit sekali?"

"Sudah ku bilang nanti malam saja!" bentak Nana yang kali ini disertai dengan matanya yang membesar.

"Baiklah... kenapa kau jadi galak begitu?"

Noah meraih tepung dalam mangkuk kecil yang dibawa Nana, "Kemarikan, biar ku bantu ya?"

"Hei... tidak perlu!" Nana merebut kembali mangkuk berisi tepung itu dari suaminya, "Kau pasti akan mengacaukannya nanti!"

"Kenapa kau tidak percaya sekali padaku? Aku bisa melakukannya Nana!" ucap Noah yang tidak terima Nana meremehkannya, dia kembali merebut mangkuk berisi tepung itu.

Sepasang suami-istri itu saling berdebat dan berebut mangkuk tepung itu tidak ada yang mau mengalah, hingga akhirnya kejadian yang tak diinginkan pun terjadi. Mangkuk itu terjatuh dan pecah membuat tepung yang berada didalamnya berhamburan di lantai dan juga mengenai pakaian mereka berdua.

Praaaangg...

"Astaga Noah... aku kan sudah bilang biar aku saja yang membuatnya sendiri! Lihatlah, semuanya berantakan!" teriak Nana kesal kemudian menunduk mencoba membersihkan kekacauan itu.

"Kalau kau biarkan aku membantumu ini juga tidak akan terjadi! Seharusnya kau tidak menolak bantuan ku!" jawab Noah tak kalah meninggi.

Seketika raut wajah Nana berubah sedih, dia sedih karena gagal membuat kue ulang tahun yang spesial untuk suaminya. Noah yang tak luput memperhatikannya merasa iba dan segera berlutut mensejajari Nana dihadapannya. Tangannya merangkup pipi Nana agar dapat leluasa menatap wajahnya.

"Hei... kenapa bersedih? Maafkan aku," ucap Noah yang kemudian mencium kening Nana.

"Harusnya aku membuat kue ulang tahun yang spesial untukmu, tapi semuanya malah berantakan," kata Nana bersedih.

Revenge MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang