Tiga hari sudah Nana dirawat, selama itu juga Leon dan Ratna yang bergantian menjaga Nana. Sedangkan Noah? Jangan ditanya lagi, tentu saja dia tidak peduli. Jangankan datang menjenguk, memikirkannya saja tidak. Dia lebih senang menghabiskan waktu bersama kekasihnya Amanda. Selama Nana tidak di rumah, selama itu juga Amanda menginap di rumahnya. Bu Susi yang melihat mereka hanya bisa membatin, semoga majikannya segera disadarkan dan kembali pada istri sahnya.
Hari ini Nana sudah membaik dan bisa pulang, Ratna membantu mengemasi barangnya sedangkan Leon membantunya berjalan memapahnya turun dari tempat tidur.
"Leon kau jangan berlebihan, aku hanya kelelahan bukannya patah tulang sehingga kau harus memapah ku seperti ini!" seru Nana yang tidak enak karena merepotkan adik iparnya terus menerus.
"Sudahlah kak diam saja, jangan banyak bicara! Ini pakailah jaket mu, diluar sangat panas. Kau akan menghitam nanti!" pinta Leon menggoda kakak iparnya.
Nana terkekeh, "Kau ini ada-ada saja. Apa taksinya sudah datang?"
Namun tiba-tiba seorang pria datang dan mengejutkan semua orang yang berada dalam ruangan itu, "Biar aku yang mengantar kalian."
Seketika ketiga orang yang berada di ruangan itu menoleh ke arah pintu. Nana dan Leon sempat melotot kearah seseorang yang berada di depan pintu itu.
"B-Brian?" tanya Nana terbata-bata.
"Gawat, kenapa dia bisa kemari di saat yang pas begini? Apa jadinya jika Kak Brian yang mengantar kita pulang, bisa-bisa dia bertengkar lagi dengan kakak, bagaimana ini?" Leon gusar dalam hati.
"Hai Nana, bagaimana kabarmu?" tanya Brian.
"A-aku baik, bagaimana denganmu? Dan kenapa bisa kau ada disini?"
"Tiga hari yang lalu aku tidak sengaja bertemu Noah dan Leon disini, ternyata kau yang sakit. Karena itu hari ini aku kemari lagi untuk menjenguk mu, tapi ternyata kau sudah boleh pulang. Kebetulan sekali, bagaimana jika aku saja yang mengantar kalian?" tawar Brian memberi bantuan.
"Tidak!" jawab Nana dan Leon bersamaan.
"Hey, ada apa dengan kalian? Tidak baik menolak bantuan."
Ratna yang melihat majikannya kebingungan, segera mengambil alih untuk menjawab pertanyaan Brian.
"Eh, begini Mas, sebenarnya kita sudah pesan taksi," jawabnya sungkan."Kalau begitu batalkan saja, biar aku yang mengantar kalian."
Brian mendekat pada Nana dan bermaksud ingin membantu memapahnya. Namun dengan cepat Nana menggandeng lengan Leon, dia hanya tidak ingin dekat-dekat dengan laki-laki lain apalagi sekarang dia sudah bersuami. Yah, meskipun suaminya sama sekali tidak menganggapnya ada, tapi setidaknya dia menjaga jarak dengan laki-laki lain. Karena bagaimanapun Nana bukan lagi wanita lajang sekarang. Brian yang melihat itu hanya tersenyum, dia sadar bahwa Nana keberatan jika dia mendekatinya.
"Baiklah, biar aku saja yang membawa tasnya," kata Brian yang menyambar tas jinjing yang sedang dibawa Ratna.
"Aku tunggu kalian di parkiran ya!" serunya lagi sambil berjalan mendahului mereka bertiga.
Leon sejenak beradu pandang dengan Nana, mereka berdua sama-sama khawatir jika Brian datang ke rumah dan bertemu dengan Noah. Tapi mereka tidak mungkin juga membiarkan Brian menunggu di parkiran, sedangkan barang-barang Nana pun sudah dibawanya. Dengan terpaksa mereka bertiga akhirnya menerima tawaran Brian yang mengantarkannya pulang.
Di dalam perjalanan tidak ada satu pun suara yang terdengar, hanya suara musik di radio dalam mobil saja. Akhirnya Brian berusaha memecah keheningan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge Marriage
Romance"Tertawalah bahagia sepuasmu hari ini Nana, karena mulai besok dan seterusnya kau hanya akan menangis dengan pernikahan ini." Begitulah kata yang diucapkan Naoh kepada istri yang baru saja dinikahinya. Apa Noah menikahi Nana karena mencintainya? Tid...