Part 19

845 27 0
                                    

Brian pun berhenti dan berbalik badan tidak jadi menyusul Nana ke ruangan suaminya. Kali ini dia memilih mendengarkan Leon yang akan memberitahu semuanya padanya. Tapi jika sampai gagal lagi, maka dia akan mencari tahu semuanya sendiri.

Leon bernafas lega ketika mengetahui Brian mau mendengarkannya kali ini, dia hanya tidak ingin terjadi keributan lagi antara Brian dan kakaknya. Apalagi setelah ini kakaknya akan melakukan operasi.

"Syukurlah, dia mau mendengarkanku. Dan aku harus benar-benar bicara kali ini, semoga saja dia mau membantu hubungan kakak ipar dan kakak supaya membaik," batin Leon.

Mereka berdua duduk di bangku taman yang besar itu, hari yang mulai gelap tidak membuat mereka berpindah walaupun cuaca sangat dingin diluar. Keheningan terjadi beberapa saat antara mereka berdua, Leon bingung harus mulai dari mana sedangkan Brian, dia hanya diam menanti adik temannya itu bicara.

"Mmm... apa kau tidak ingin pindah ke dalam Kak? Disini sangat dingin," tanya Leon.

"Tidak usah basa-basi lagi Leon!" ketusnya.

"Baiklah... kenapa galak sekali? Seperti wanita saja," katanya kesal.

"Sudahlah, aku tidak punya banyak waktu untuk mendengar basi-basimu!" tukasnya lagi.

"Astaga Kak... kenapa kau tidak sabaran sekali?"

"Kau mau katakan tidak?" tegas Brian.

"Iya, iya aku akan bicara. Sebenarnya... "

Brian menatap tajam pada Leon, menanti Leon mengatakan semuanya. Namun Leon yang ditatap seperti itu oleh Brian malah menjadi gugup tak bisa berucap.

"Bisa kau berhenti menatapku seperti itu?" tanya Leon yang sedang gugup meremas-remas tangannya.

Namun Brian tidak menjawab, dia lebih memilih mengalihkan pandangannya kedepan. Setelah tampak berfikir beberapa menit, akhirnya Leon memberanikan diri membuka mulutnya lagi.

"Kak, ada yang ingin aku tanyakan dulu," kata Leon.

"Apa?" tanya Brian singkat.

"Apa kau masih mencintainya?" tanya Leon memastikan.

"Apa aku harus menjawabnya?" tanya Brian kembali.

"Katakan saja, kau masih mencintai Kak Nana atau tidak?"

"Kau tau jawabannya Leon," jawab Brian putus asa.

"Maafkan aku... jika kau masih mencintainya, aku tidak bisa mengatakan apapun padamu," kata Leon lagi.

"Apa maksudmu?" tanya Brian yang mulai emosi.

"Berjanjilah kau tidak akan memisahkan Kak Nana dari kakakku!" tegas Leon.

"Itu tergantung!" jawabnya tak kalah tegas.

"Kak Nana hanya mencintai kakakku, jika kau tak ingin membantuku maka kau tidak perlu tau apa yang terjadi pada mereka!" bentak Leon kesal.

Leon berdiri dari duduknya, untung saja dia belum mengatakan apapun. Melihat reaksi Brian, sepertinya dia berniat merebut Nana dari kakaknya jika mengetahui kebenarannya. Namun Brian mencegahnya dan meminta Leon untuk duduk kembali.

"Aku tau dia hanya mencintai kakakmu, sejak dulu aku tidak pernah bisa memilikinya Leon," ucap Brian kecewa.

"Dia tidak pernah melihatku, dia selalu menganggapku hanya sahabat," katanya lagi dengan membuang nafas panjang.

"Aku sudah bahagia bisa dekat dengannya walaupun sebagai sahabat, tapi jika kebahagiaannya ada pada kakakmu, aku akan merelakannya," ucap Brian dengan tatapan mata yang meredup.

Revenge MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang