Part 13

1K 26 0
                                    

Leon melepas plat nomer pada mobil Brian, dia juga menempelkan beberapa stiker untuk menyamarkan mobil Brian. Dia berhenti di pinggir jalan yang dekat dengan komplek perumahan kakaknya. Dia menunggu mobil kakaknya pergi dari rumah dan berniat untuk mengikutinya dari belakang.

Setelah satu jam lamanya menunggu, mobil Noah terlihat. Leon melihatnya dan betapa senang hatinya di dalam mobil itu juga ada Amanda. Leon mengikuti mobil kakaknya dari belakang dengan perlahan agar kakaknya tidak curiga. Setelah melewati jalanan yang cukup sepi, Leon menjalankan aksinya. Dia menyalip mobil kakaknya mengambil jalur kanan dengan kencang sebelum akhirnya berhenti mendadak didepan mobil kakaknya yang hanya berjarak beberapa meter saja. Noah yang terkejut ada mobil lain yang memotong jalannya dan tiba-tiba berhenti, tidak siap untuk menghindarinya. Noah membanting setir ke kiri dan berakhir dengan menabrak pohon besar yang berjajar dipinggir jalan.

Braakk...

Mobil Noah hancur bagian depan dan sampingnya yang lumayan ringsek akibat menabrak pohon yang berjajar itu. Keduanya tidak sadarkan diri seketika, Amanda mendapatkan luka cukup banyak karena pintu mobil bagian samping sebelah kiri bergesekan cukup dalam dengan pohon sehingga membuat bagian samping mobil itu ringsek. Sedangkan Noah, mungkin sedikit patah tulang karena kakinya terjepit bagian depan mobil, dahinya lebam dan berdarah karena berbenturan keras dengan setir mobil.

Sementara Leon yang melihat itu badannya sedikit gemetar, dia segera melajukan mobilnya menjauh dari sana. Beruntungnya tidak ada yang melihat aksinya saat itu, setelah dirasa cukup menjauh dia melihat ke arah belakang dari kaca spion mobil, beberapa orang sudah datang menolong kakaknya.

"Syukurlah, maafkan aku Kak, tapi aku harus melakukan ini. Kau dan wanita j*langmu juga harus dihukum, dan jika kau terluka begini, aku akan lebih mudah mendekatkan kakak ipar padamu. Agar kau dapat melihat bagaimana tulusnya dia mencintaimu," batinnya dalam hati.

Leon segera melaju menjauh lagi menuju jalanan yang lebih sepi. Setelah dirasa cukup aman, dia melepaskan stiker-stiker di mobil Brian dan kembali memasang plat nomernya.

"Kakak ipar aku mohon maafkan aku karena aku telah membuat orang yang kau cintai terluka, tapi setidaknya dengan begini mereka berdua saat ini tidak akan bisa menyakitimu Kak," gumamnya lagi.

Dalam perjalanan pulang ke rumah, Leon bingung dan berfikir harus bagaimana mengatakan pada kakak iparnya jika kakaknya kecelakaan. Tidak mungkin dia mengatakan yang sejujurnya, bisa-bisa kakak iparnya itu malah membunuhnya.

"Yang benar saja tiba-tiba aku bilang pada kakak ipar jika kakak kecelakaan, jika dia tanya dari mana aku  tau kalau kakak kecelakaan, aku harus jawab apa? Jika aku bilang kalau aku melihatnya sendiri, bisa-bisa dia marah karena mengetahui suaminya kecelakaan bukannya menolongnya malah pulang ke rumah," pikirnya dalam hati.

"Aaahhh... si**al... kenapa aku tidak memikirkan bagian ini tadi? Bagaimana ini? B*doh, b*doh, b*doh..." umpatnya sambil membentur-benturkan dahinya pada setir mobil.

"Kenapa tidak ada seseorang yang menghubungiku menggunakan ponsel kakak? Mereka itu b*doh sekali!" gusarnya.

Namun pikirannya terhenti saat seseorang yang tidak pernah diduganya menelponnya.

"Ma-Mama," mata Leon membulat. Apa mamanya tau soal kecelakaan kakaknya? Dia bingung antara harus mengangkatnya atau tidak. Benar-benar diluar dugaannya yang terjadi saat ini. Akhirnya Leon memberanikan diri untuk mengangkat telpon mamanya.

"Ha-halo Ma," kata Leon takut.

"Leon, kau ada dimana? Mama barusan mendapat telpon kalau kakakmu kecelakaan dan di bawa ke rumah sakit. Seseorang menelpon mama dengan ponsel kakakmu tadi, apa kau bersamanya? Apa dia baik-baik saja? Dan bagaimana Nana? Orang itu bilang kakakmu kecelakaan dengan seorang wanita!" ucapnya panik karena tidak tenang mendengar kabar bahwa anaknya kecelakaan.

Revenge MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang