Part 27

826 22 0
                                    

Setelah Noah memarkirkan mobilnya, Ratna dan Bu Susi sudah menyambut mereka di depan rumah. Nana berlari memeluk Ratna dan Bu Susi, sebelum akhirnya mereka membantu Nana dan Noah membawakan barang-barang mereka. Noah lebih dulu masuk karena dia ingin mengistirahatkan kakinya yang masih terasa kaku akibat menginjak gas dan rem saat menyetir.

"Bagaimana kabar kalian disini?" tanya Nana penuh semangat.

"Kami baik-baik saja Mbak," jawab Bu Susi.

"Mbak Nana sama Mas Noah bagaimana?" tanya Ratna.

"Kami baik-baik saja, oh iya Rat... tolong kau buatkan kopi untuk suamiku ya," pinta Nana dengan senyuman.

Ratna yang melihat majikannya tersenyum sangat bahagia seakan ikut merasakannya, pasti hubungan keduanya sudah membaik saat ini. Dia mendoakan kedua majikannya agar selalu bahagia bersama sampai maut yang memisahkan.

"Baik Mbak. Lebih baik Mbak istirahat saja, biar saya sama Ibu yang bawain barang-barangnya ke atas Mbak," kata Ratna yang dibalas anggukan oleh Nana.

Di dalam kamar, Nana mengganti pakaiannya dan membasuh wajahnya terlebih dulu sebelum menyusul suaminya yang sedang bersandar di tempat tidur. Saat Nana keluar dari kamar mandi, Ratna memanggil dari luar kamar mengantarkan kopi pesanannya. Nana mengambilnya dan menyuguhkannya pada Noah yang sedang bersandar sambil memejamkan matanya.

"Kau lelah?" tanya Nana.

Noah membuka mata, "Hanya sedikit," jawabnya.

"Apa kakimu baik-baik saja?" tanyanya lagi.

"Tidak apa-apa."

"Benarkah? Kau seperti terlihat tidak baik-baik saja?" tanya Nana yang mulai panik karena mendengar jawaban suaminya dengan suara yang sangat rendah seperti orang yang sedang sakit.

"Aku baik-baik saja Nana, kemarilah!" kata Noah sambil menepuk kasur agar Nana bersandar di sampingnya.

"Katakan jika ada yang sakit, jangan sembunyikan apapun dariku!" jawab Nana yang mengikuti ajakan suaminya bersandar di sampingnya.

Noah menatap mata Nana yang penuh dengan kecemasan, tangannya meraih jemari Nana dan menggenggamnya erat, "Aku baik-baik saja, aku hanya lelah."

"Istirahatlah jika kau lelah, aku tidak ingin kau sampai sakit. Dan minumlah kopinya selagi masih hangat," ucap Nana lembut.

"Terima kasih," jawab Noah yang kemudian meminum kopi itu.

"Sebaiknya kita istirahat saja sekarang, tidurlah di sampingku," kata Noah yang pandangannya tidak sengaja tertuju pada tikar yang biasa dipakai tidur oleh Nana dulu saat Noah masih suka menyiksanya.

"Baiklah," ucap Nana sambil memandang wajah suaminya.

"Kenapa melihatku? Cepat pejamkan matamu!" pinta Noah lembut.

"Kau tau Noah, rasanya masih seperti mimpi bahwa kau sudah menerimaku saat ini," ucapnya dengan suara parau.

"Maafkan aku Nana." Noah membawa Nana ke dalam pelukannya dan mencium puncak kepalanya.

"Maafkan aku karena dulu aku sangat kejam padamu, aku selalu... "

"Jangan bicarakan itu lagi, kita sudah sepakat untuk memulainya dari awal kan?"

"Terima kasih Nana, kau sudah memberiku kesempatan."

"Kita sama-sama diberi kesempatan oleh Tuhan, Noah. Aku diberi kesempatan untuk membantumu terbebas dari kebencian mu dengan cintaku. Dan kau diberi kesempatan oleh Tuhan untuk merubah sikapmu dan dimaafkan kesalahanmu dengan tetap bersama orang yang sangat mencintaimu, yaitu aku."

Revenge MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang