Part 25

1K 28 1
                                    

Nana membawa Noah ke dalam pelukannya, tubuhnya yang kecil membuat Nana berjinjit ketika memeluk suaminya. Air matanya jatuh perlahan, dia merasakan bahagia yang teramat dalam karena merasa Noah menciumnya penuh dengan perasaan. Setelah berbulan lamanya bersabar dengan pernikahan cinta tak terbalas itu akhirnya suaminya luluh perlahan, walaupun di awal pernikahan Nana harus merasakan kehidupan yang memilukan.

Noah menggendong tubuh Nana masuk ke dalam kamar, dibaringkan tubuh Nana perlahan di atas ranjang itu. Mata Noah menatap penuh harap padanya, Nana yang mengerti keinginan suaminya hanya bisa mengangguk pasrah. Tidak dipungkiri Nana pun juga menginginkannya, berbulan-bulan suaminya sama sekali belum pernah menyentuhnya.

"Apa aku boleh melakukannya?" tanya Noah.

Nana hanya mengangguk dan tersenyum sebelum akhirnya Noah melucuti pakaiannya. Matanya terpejam merasakan sentuhan-sentuhan Noah yang begitu lembut. Lenguhan-lenguhan yang terdengar seakan menggantikan suara angin malam yang sedang menerpa jendela kamar berhiaskan lonceng kecil itu.

Noah menjamah setiap jengkal tubuh Nana tanpa ada yang terlewat, namun saat Noah akan melakukan penyatuan itu, matanya teralihkan pada pipi Nana yang basah. Dia menghentikan kegiatannya, kemudian berbaring di sebelah Nana dan membawanya ke dalam pelukannya.

"Maafkan aku Nana... maafkan semua sikapku padamu dulu," ucap Noah penuh rasa bersalah.

Nana semakin menenggelamkan wajahnya di dada Noah dan menangis terisak di sana, hati Noah seakan ikut merasakan betapa rapuhnya hati istrinya itu. Dia semakin mengeratkan pelukannya pada Nana dan menutup tubuh mereka dengan selimut.

Setelah merasa cukup tenang, Nana melepaskan pelukannya yang membuat Noah langsung menatapnya. Mereka beradu pandang, tangan Noah meraih tangan Nana dan menyatukan jemarinya disela-sela jari Nana tanpa melepas pandangan diantara mereka.

"Noah," panggil Nana lirih.

"Aku tidak akan memaksamu," kata Noah.

"Lakukanlah!" pinta Nana.

"Apa kau yakin? Aku hanya tidak ingin menyakitimu lagi Nana," jawabnya.

"Lakukanlah Noah, aku mencintaimu," ucap Nana dengan suara yang mulai parau.

Noah tidak menjawab apapun, dia hanya melanjutkan kegiatannya yang tadi terhenti, terlihat kekecewaan di wajah Nana karena Noah tidak menjawab apapun saat Nana mengatakan jika dia mencintainya. Namun walaupun begitu, dia tidak ingin menuntut apapun pada suaminya. Jika tidak hari ini, mungkin esok hari suaminya akan membalas cintanya.

Nana menahan sakit, ketika Noah mencoba melakukan penyatuan padanya. Air matanya kembali menetes, tangan kanannya mencengkram selimut yang ada disampingnya sedangkan tangan satunya meremas lengan Noah hingga menimbulkan luka. Walaupun Noah melakukannya dengan lembut, namun tetap saja Nana merasa kesakitan karena ini yang pertama baginya. Bercak darah pun akhirnya nampak di atas kasur itu pertanda Noah berhasil memasukinya.

Noah merasakan gelayar yang berbeda ketika dia melakukannya bersama Nana, tidak sama dengan yang dirasakannya jika saat bersama Amanda. Noah lebih menikmatinya ketika bersama Nana daripada Amanda. Apa mungkin karena dia melakukannya dengan penuh cinta? Entahlah, Noah sendiri bingung seperti apa perasaannya pada Nana saat ini. Benarkah dia sudah kembali mencintai Nana?

"Apa rasanya sakit sekali?" tanya Noah disela-sela kegiatan mereka.

"Mmmmhhh... " jawab Nana mengangguk yang sudah tidak mampu berkata lagi.

"Aku akan menyelesaikannya, tahanlah sebentar," ucapnya sambil mencium kening Nana.

"Mmmhhhh... Noaahhh... "

Revenge MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang