Part 15

1.2K 31 0
                                    

Brian menatap wanita itu lamat-lamat, sebenarnya siapa dia? Kenapa Leon memintanya untuk menjauhkan dia dari keluarganya? Mungkin ada hubungannya dengan Nana dan Noah, begitu pikirnya.

Setelah Brian selesai memindahkan Amanda ke rumah sakit lain, Brian segera menghubungi Leon untuk mengabarinya.

"Bagaimana?" tanya Leon dalam telpon.

"Aku sudah memindahkannya ke rumah sakit yang agak jauh dari tempat kakakmu," lapornya.

"Lalu keluarganya? Apa kakak sudah mengabarinya?" tanyanya lagi.

"Sudah, aku kabari orang tuanya dengan telepon rumah sakit."

"Haaahh... syukurlah... terima kasih kak," ucap Leon lega.

"Jadi, bagai.... "

Tut... tut... tut

Putus Leon begitu saja yang membuat Brian geram. Apa-apaan dia itu? Sudah menyusahkan nya, tapi dia malah melupakan imbalan yang dimintanya untuk memberitahukan kejadian yang sebenarnya.

"Si**alan... keterlaluan sekali dia! Seenaknya saja memutuskan teleponku. Apa dia lupa jika dia berjanji akan mengatakan yang sebenarnya padaku? Lebih baik aku menyusulnya saja ke rumah sakit," gumamnya sembari mengantongi ponselnya ke dalam saku celana.

*Di kantin*

Leon menghampiri Nana yang sudah mendapat tempat duduk, sebisa mungkin dia bersikap sewajarnya saja agar Nana tidak mencurigainya. Namun sepertinya Nana memang mempunyai kelebihan untuk membaca pikiran orang lain. Buktinya saja dia menatap Leon dengan tajam yang sedang berjalan kearahnya, seakan menuntut penjelasan akan sesuatu padanya.

"Ehem... " Leon berdehem mencairkan suasana.

Namun kakak iparnya tetap saja menatapnya dengan tajam, seperti seekor hewan yang sedang ingin menerkam mangsanya saja. Leon menelan ludahnya kasar.

Glek...

"Apa dia mencurigai ku? Kenapa dia tidak berhenti menatapku seperti itu? Menakutkan sekali," batin Leon merinding.

"Apa yang sudah kau rencanakan dibelakang ku?" tanya Nana tiba-tiba sehingga membuat Leon yang ingin mendudukkan dirinya di kursi menjadi kembali berdiri.

"Matilah kau Leon, apa kakak ipar sudah tau semuanya? Bahwa aku yang sudah membuat kakak kecelakaan dan menyingkirkan wanita si**alan itu?" pikir Leon dalam hati.

"Mmm... apa maksudmu Kak? Aku tidak merencanakan apapun," jawabnya.

"Kau jangan bohong padaku Leon, aku sudah tau semuanya!" bentak Nana.

Deg...

"Se-semuanya?" tanya Leon gugup.

"Ya... aku tau semuanya, aku tau bahwa kau sengaja membawaku kesini agar Mama dan Papa tidak tau tentang balas dendam yang dilakukan kakakmu padaku selama ini, benar?"

"Apa?"

"Kau sengaja melakukannya agar Mama dan Papa tidak sampai tau soal ini kan?" tanyanya lagi.

"Huuhhh... ternyata itu yang dia maksud. Aku kira dia tau tentang kecelakaan itu. Kau selamat kali ini Leon, tapi entah untuk lain kali," batin Leon bernafas lega.

"Sebenarnya... "

"Leon, apa kau kira aku akan mengadukan semuanya pada mama dan juga papa? Aku tidak akan melakukannya Leon, ini aib rumah tanggaku. Mana mungkin aku akan memberi tau Mama dan Papa soal ini?" Nana memotong perkataan Leon penuh dengan emosi.

"Tidak Kak, bukan seperti itu maksudku."

"Lalu apa?"

"Aku hanya... "

Revenge MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang