Part 5

1.4K 43 0
                                    

Nana berlari menuju kamarnya, dia tidak ingin siapapun tau masalah rumah tangganya termasuk adik iparnya sendiri. Baginya, permasalahan rumah tangga adalah aib yang harus dijaganya rapat-rapat. Walaupun suaminya saat ini tidak mencintainya, tapi Nana yakin suatu saat nanti hati suaminya pasti akan terbuka untuk menerima cintanya. Dan dendamnya? Ah, pasti cinta tulus Nana bisa meruntuhkan dendam yang ada pada hatinya, itu harapannya. Walaupun entah sampai kapan dendam itu masih bersemayam dalam hati suaminya.

"Kakak! Kenapa kau menghindariku?" tanya Leon dibalik pintu.

"Aku lelah Leon, aku hanya ingin istirahat tolong pergilah!" jawabnya bersandar dibalik pintu.

"Kak, aku tau kau sedang menyembunyikan sesuatu. Jangan berbohong padaku! Katakan! Ada apa sebenarnya?"

"Leon, tolong pergilah! Aku hanya ingin istirahat! Aku janji akan menceritakan semuanya kepadamu, tapi tidak untuk saat ini. Aku mohon biarkan aku sendiri!" Nana terisak.

Lama Nana menangis didalam kamar, hatinya hancur, perasaannya terluka, cintanya tak terbalaskan. Dia merenungi nasibnya, kenapa lelaki yang sangat dicintainya mempermainkannya semudah ini? Sakit sekali, tapi Nana tidak akan menyerah. Dia tetap ingin mempertahankan pernikahannya dengan suaminya, karena prinsipnya hanya menikah satu kali seumur hidupnya, dan semoga saja itu terjadi. Terdengar suara deru mesin mobil dari luar, itu adalah Noah. Nana yang mendengar suara mobil suaminya segera berlari menuju kamar mandi untuk menghilangkan jejak air mata di wajahnya, dia bertekad mulai hari ini dia akan berusaha meluluhkan hati suaminya dengan cintanya yang tulus. Dia tidak ingin pria yang sangat dicintainya itu terus terjebak dalam perasaan dendam. Noah berjalan menuju kamar, menghempaskan tubuhnya kasar di atas sofa, sekilas dia melirik ke arah Nana yang baru keluar dari kamar mandi. Nana memandang suaminya.

"Harus bagaimana aku memulainya? Ingin sekali aku menyambutnya saat pulang dan berlari menghamburkan tubuhku ke dalam pelukannya. Tapi sepertinya semua itu hanya ada dalam anganku saja. Tidak! Aku harus berusaha, ini bahkan belum dimulai. Aku tidak akan menyerah," Nana menyemangati dirinya sendiri dalam hati.

"Beraninya kau menatapku?" Noah bersungut-sungut kesal.

"A-aku... maaf." lama Nana terdiam dia bingung harus bagaimana menghadapi suaminya.

"A-apa kau butuh sesuatu? Atau ada yang ingin kau minum? Ba-barangkali kopi atau teh?" tanya Nana dengan takut.

"Apa kau sedang menjalankan peranmu sebagai istriku?"

"Ta-tapi aku memang istrimu," jawabnya.

Noah tersenyum sinis, "Kemarilah Sayang! Aku sangat merindukan mu."

Nana terhenyak, dia tersenyum dan berfikir kalau suaminya sudah mulai bersikap baik padanya. Nana berjalan menuju suaminya dan berharap bahwa suaminya itu akan memeluknya. Tapi ternyata dugaannya salah, setelah Nana mendekat dan duduk di dekat Noah yang terjadi malah berbanding terbalik dengan harapannya.

"Aaakkhhhh...." Nana menjerit.

"Le-lepas-kan... a-a-ku tidak bi-bisa ber-nafas," ucapnya dengan susah payah. Siapa yang menyangka bahwa suaminya itu tiba-tiba mencengkeram erat leher Nana hingga dia kesulitan bernafas.

"Katakan Sayang, apa yang kau inginkan?" tanya Noah menyeringai tajam.

"A-aku mohon... le-lepaskan! Ini sah-sakit!"

Noah menghempaskan leher Nana hingga terpental di sofa, dia terbatuk-batuk bersusah payah mengatur nafasnya. Noah mencengkeram kuat dagu Nana agar Nana melihatnya.

"Jangan pernah kau bersikap sebagai seorang istri dihadapanku! Jangan bermimpi Nana, aku menikahimu hanya untuk menyakitimu tidak untuk mencintaimu!" Noah menghempaskan dagu Nana dengan kasar dan pergi meninggalkannya menuju halaman belakang rumah.

Revenge MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang