Part 11

1.1K 31 1
                                    

Nana dan Leon kembali berjalan pulang, jika memang sampai di rumah Amanda masih bersama dengan suaminya, dia sudah tidak peduli. Nana memantapkan hati untuk mengacuhkan mereka dan segera beristirahat di kamar.

"Leon," panggil Nana lirih.

"Iya Kak?"

"Jika nanti di rumah Amanda masih masih bersama suamiku, sebaiknya kau acuhkan saja. Aku hanya tidak ingin ada keributan di rumah, aku masih perlu istirahat," ujarnya sembari berjalan.

"Haaaahhh... " Leon membuang nafas panjang.
"Sebenarnya terbuat dari apa hatimu itu Kak? Aku tidak basa bayangkan sakitnya jadi dirimu," ucapnya kesal.

"Sudahlah Leon, ini sudah menjadi pilihanku. Kau bilang kau akan membantuku?" tanyanya kemudian.

"Tapi aku juga tidak bisa membiarkan kakakku semena-mena seperti ini padamu Kak!"

"Sudahlah Leon, kau ini semakin membuatku pusing saja," jawab Nana kesal.

"Baiklah, baiklah, aku tidak akan membantah lagi. Maafkan aku!" pinta Leon.

Tidak lama kemudian mereka berdua sampai di rumah, mobil Noah masih terparkir di sana. Dan itu cukup menandakan bahwa Amanda juga masih berada didalam. Namun Nana sudah bertekad untuk mengacuhkan mereka berdua agar bisa kembali beristirahat.

Saat Nana dan Leon membuka pintu, mereka tidak melihat orang lain selain Ratna dan Bu Susi. Nana yakin bahwa suaminya dan Amanda sedang berada di kamarnya di lantai atas. Untuk itu Nana lebih memilih pergi ke kamar tamu daripada ke kamar atas.

"Istirahatlah Kak, aku akan ke dapur dulu," kata Leon.

"Baiklah, dan ingat pesanku tadi!" perintahnya.

"Iya Kak kau ini cerewet sekali," jawab Leon sambil berjalan pergi menuju dapur.

Dengan langkah malas Nana berjalan ke kamar tamu, harusnya dia bersama suaminya saat ini. Namun suaminya lebih memilih bersama orang lain, bahkan untuk menjenguknya di rumah sakit saja tidak pernah.
Tapi Nana belum ingin menyerah sekarang, ia akan terus berusaha bahkan jika harus sampai mempertaruhkan nyawanya sekali pun demi mempertahankan rumah tangganya.
Biarlah orang mengatainya terlalu naif, ini semua dia lakukan karena cintanya yang begitu tulus pada suaminya. Saat Nana membaringkan tubuhnya di ranjang, air matanya kembali menetes.

"Jika kau memang ingin membalaskan dendam mu, harusnya kau tidak perlu membuatku jatuh cinta seperti ini Noah, aku bahkan lebih siap jika kau membunuhku daripada kau membuatku jatuh cinta kemudian kau hancurkan dalam sekejap seperti ini," batin Nana menangis.

*Flashback On*

Setelah Nana lulus sekolah, dia tidak kuliah. Dia membantu ibunya meneruskan usaha ayahnya di toko kue. Begitupun Noah, dia juga tidak melanjutkan pendidikannya. Dia meminta modal pada orang tuanya untuk membuka usaha, dan akhirnya dia sukses dengan usaha di bidang properti menyewakan kos dan kontrakan di berbagai kota, walaupun usianya masih sangat muda.

Selama dua tahun setelah kelulusan sekolah, Noah tidak pernah bertemu lagi dengan Nana. Dia memang sengaja menjauh darinya karena kejadian itu. Dia memboyong keluarganya pindah ke Bandung karena di sana perkembangan bisnis propertinya lebih pesat.  Namun pada saat hari ulang tahun mamanya, mereka semua pergi ke Surabaya mengunjungi tempat kontrakan Noah yang memang disewa papanya untuk memberi kejutan ulang tahun pada istrinya. Dan papa Noah memintanya untuk membeli kue ulang tahun di toko kue milik ayah Nana. Noah menolak pastinya, namun papanya memaksa karena tidak ada orang lain yang bisa pergi keluar saat itu, papanya sedang menyiapkan kejutan di rumah, sedangkan Leon sedang membeli bunga dan hadiah untuk mamanya. Mau tidak mau akhirnya Noah mengikuti permintaan papanya, dan dia berdoa semoga saja tidak bertemu Nana saat ini.

Namun yang diharapkan sungguh berbanding terbalik.  Pada saat sampai di toko kue, Nana malah meyambutnya dengan hangat. Awalnya dia tidak tau jika mobil yang berhenti tepat di toko kue adalah mobil milik Noah, karena itu dia sangat antusias menyambut pelanggan. Dan saat dia mengetahui bahwa pemilik mobil itu adalah sahabatnya di masa sekolah, dia senang. Dia menyambut Noah dengan hangat dan memberi pelukan, dan Noah yang memang masih mencintai Nana tidak bisa menolaknya begitu saja walaupun sebenarnya sedikit canggung.

"Noah? Apa benar ini kau?" tanya Nana tidak percaya.

"I-iya ini aku, apa kabar Nana?" timpal Noah sedikit ragu.

Nana menghambur ke pelukan Noah, dia sangat merindukan sahabat yang begitu pengertian padanya di masa lalu itu.

"Aku sangat baik, astaga kau kemana saja selama dua tahun ini? Aku tidak pernah melihatmu," kata Nana tersenyum.

"Aku selama ini merintis usaha, karena itu aku pindah keluar kota. Dan baru 2 hari yang lalu aku datang kesini."

"Kau pindah keluar kota? Jahat sekali, kenapa tidak memberitahuku?" tanya Nana kemudian.

"Mmm, maaf," kata Noah sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Lama Noah dan Nana berbincang-bincang sebelum pergi membawa kue pesanan papanya. Dan sejak saat itulah mereka berdua kembali dekat. Bertegur sapa dan bertukar kabar. Sampai pada saat Noah tiba-tiba sakit, Nana sangat panik dan mencemaskan keadaan Noah. Dia hanya bisa bertukar kabar lewat telepon karena jarak mereka yang jauh. Dari situlah Noah yakin bahwa saat ini Nana sudah memiliki perasaan padanya. Entah dari mana pikiran buruk itu tiba-tiba berada dalam otaknya, dia berniat membuat Nana jatuh hati padanya. Untuk itu dia menetap di Surabaya demi menjalankan misinya, tapi dia tidak sendiri. Adiknya Leon juga ingin ikut kembali ke Surabaya, akhirnya dengan sedikit perdebatan, Leon bisa ikut kakaknya ke Surabaya dan membuka usaha bengkel dengan modal uang yang diberikan kakaknya. Dan sampai nanti saat Nana sudah benar-benar tidak ingin kehilangannya, dia ingin menghancurkan Nana begitu saja karena sudah menghancurkan hatinya dulu.

*Flashback Off*

Sementara di dapur, Leon meminta Ratna untuk membuatkannya jus jeruk dingin. Dia merasa sangat haus karena berjalan dari rumah menuju taman dan kembali lagi. Dia juga meminta Ratna untuk membuatkan susu hangat untuk kakak iparnya, karena dia yakin kakak iparnya juga pasti kehausan. Namun karena kakak iparnya baru pulang dari rumah sakit, maka lebih baik minum susu saja daripada jus jeruk dingin. Dan tidak lupa juga meminta Bu Susi membuatkan bubur untuk kakak iparnya itu. Leon sangat menyayangi kakak iparnya, karena selama mereka kenal, Nana lebih memperhatikannya sebagai adik dari pada kakaknya sendiri. Karena itu Leon sangat tidak suka jika kakaknya menyakiti hati Nana terus menerus.

"Oh iya Rat, apa wanita itu sudah pulang?" tanya Leon sambil meneguk minuman dinginnya.

"Maksudnya wanita yang bersama Mas Noah? Belum Mas, sepertinya mereka ada di lantai atas," jawabnya sambil membuatkan susu hangat untuk Nana.

"Sejak kapan dia disini Bu?" tanya Leon pada Bu Susi yang sedang membuat bubur.

"Mmm, sejak Mbak Nana dirawat Mas," jawabnya sungkan.

"Apa? Selama tiga hari kakak ipar dirawat bahkan dia tidak datang sama sekali! Dan selama itu dia disini bersenang-senang dengan wanita lain? Benar-benar pria gila!" sungutnya.

Ratna dan Bu Susi yang melihat adik majikannya bersungut-sungut seperti itu hanya diam tidak berani menjawab apapun. Dan untuk menghindari suasana yang canggung seperti ini pun akhirnya Ratna memilih berpamitan pada Leon dan pergi untuk mengantar bubur dan susu hangat ke kamar tamu. Sementara Bu Susi, dia menuju ke tempat cucian untuk mencuci baju kotor Nana selama di rumah sakit.

Tok... tok... tok

Ratna mengetuk pintu, namun lama tidak ada sahutan. Akhirnya Ratna menerobos masuk ke dalam kamar untuk meletakkan makanan yang dibawanya. Ternyata majikannya tertidur, sejenak dia memperhatikan wajah majikannya. Terdapat sisa-sisa air mata di pipinya dan matanya sedikit membengkak, sudah bisa dipastikan bahwa majikannya habis menangis.

"Kasihan sekali kamu Mbak, orang sebaik kamu harus disakiti seperti ini. Semoga kelak Tuhan memberikanmu kebahagiaan yang berlimpah Mbak,"  gumamnya dalam hati.

Revenge MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang