Part 28

887 25 0
                                        

Beberapa hari sejak Leon tiba di Surabaya, dia selalu merasa ada seseorang yang sedang membuntutinya, tapi dia tidak terlalu menanggapinya. Mungkin hanya perasaannya saja, sampai tiba-tiba saat malam hari Leon melihat ada seorang wanita yang berlari sambil tertatih-tatih di sekitar bengkelnya. Ketika Leon ingin mengejarnya, tiba-tiba ponselnya berdering sehingga perhatiannya teralihkan pada layar ponsel. Brian menelponnya, dia berfikir nanti saja menghubunginya, sekarang lebih penting mengikuti wanita itu. Siapa tau wanita itu lah yang selama ini membuntutinya secara diam-diam.

Namun saat Leon mengangkat kepalanya lagi, wanita itu sudah tidak terlihat. Dia mencarinya di sekitar bengkel namun tidak menemukan siapapun. Dan saat hendak berbalik, dia tidak sengaja menginjak sesuatu. Leon membungkuk mencoba mencapai benda itu dan mengambilnya.

"Gelang? Apa mungkin ini milik wanita tadi?" Leon membolak-balikkan gelang itu yang ternyata dibaliknya terdapat liontin kecil berhuruf A di sana.

"Sebaiknya ku simpan saja, siapa tau dia akan datang lagi. Semoga saja kali ini aku bisa menemuinya," kata Leon sambil menyimpan gelang itu ke dalam saku jaketnya dan berjalan kembali masuk ke dalam bengkel.

***

"Huh... si**al! Gara-gara ular kecil itu, aku harus terjatuh dan hampir saja ketahuan!" umpat Amanda yang memijat pelan kakinya yang terasa sakit.

Setelah berhasil menyusul Leon ke Surabaya, dia meminta beberapa orang untuk membantunya mencari keberadaan adik kekasihnya itu. Beruntungnya, Amanda tau bahwa adik dari kekasihnya itu membuka bengkel di sana. Untuk itulah dia meminta bantuan kepada beberapa orang mencari Leon di bengkel-bengkel yang berada di Surabaya.

Saat Amanda sudah menemukannya, dia mengamatinya selama beberapa hari ini. Dia selalu membuntuti Leon kemana pun dia pergi, namun sama sekali tidak menghasilkan apapun. Dia sama sekali tidak menemukan keberadaan kekasihnya itu.

Hari ini seperti biasa, dia mengintip Leon dari jauh. Di seberang bengkel dibalik pohon besar yang sangat cukup untuk menutupi tubuhnya agar tidak terlihat sedikitpun. Namun si**alnya, saat sedang serius mengamati Leon dari jauh, tiba-tiba ada seekor ular kecil yang merambat di kakinya. Membuatnya terlonjak seketika yang menyebabkan Amanda terjatuh dan kakinya tersandung batu yang cukup besar. Hampir saja dia berteriak, namun secepat mungkin dia menutup mulutnya dan segera pergi dari tempat itu dengan kaki yang tertatih-tatih.

"Aku harus cepat-cepat pergi dari sini, sebelum dia menemukanku. Bisa kacau jika dia sampai melihatku." Amanda berjalan menuju mobil yang diparkir cukup jauh dari bengkel Leon.

Saat Amanda sudah duduk di dalam mobil, dia membuka jaketnya karena kepanasan berkeringat akibat berlari sambil tertatih menjauhi bengkel Leon. Dia menyadari ada sesuatu yang hilang dari tangannya.

"Dimana gelang ku? Haahh... sudahlah. Mungkin saja terjatuh, lebih baik aku pergi saja."

***

Noah mengecup puncak kepala Nana berkali-kali. "Bangunlah putri tidur!" ucapnya yang kemudian mengusap kepala istrinya.

"Mmm... "

"Sayang cepat bangunlah!" pintanya lagi.

"Ada apa? Kau ingin aku masakkan sesuatu?" jawab Nana yang masih tidak rela meninggalkan bantal dan selimutnya.

"Ini sudah siang, tumben sekali kau masih bermalas-malasan seperti ini? Ayo kita sarapan!"

"Entahlah, rasanya aku lelah sekali hari ini." Nana memijat tengkuknya dan mencoba membuka matanya yang terpejam itu.

"Kau sarapan duluan saja ya!" serunya.

"Bagaimana bisa begitu? Aku tidak mau sarapan sendirian. Ayolah Sayang, aku sudah sangat lapar!" ajak Noah lagi dengan raut wajah semakin memelas.

Revenge MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang