Leon berjalan dengan lesu menuju ruangan inap kakaknya sambil membawa makanan yang dipesan orang tuanya.
"Melayang sudah dua juta ku," batin Leon yang tertunduk lesu.
Leon membuka pintu ruangan tanpa bersuara, raut wajahnya sedih tidak bersemangat. Tanpa menyapa semua orang yang berada di dalam ruangan, dia menaruh makanannya di atas meja dan segera duduk di ujung sofa. Menyandarkan kepalanya dan memejamkan matanya tanda dia sedang kelelahan.
Semua orang yang melihatnya mengerutkan dahi, kenapa dia? Apa dia kehabisan uang? Apa mungkin Mama Jean sudah keterlaluan? Sedangkan beliau tau kalau bisnis anak bungsunya itu belum selancar bisnis yang dijalankan kakaknya, Noah. Bahkan usahanya pun masih terhitung baru, karena masih berjalan beberapa bulan saja.
Karena merasa sedikit kasihan dengan Leon, Mama Jean segera menghampirinya, "Leon," panggilnya.
Namun Leon hanya membuka matanya dan melirik ke arah mamanya malas. Dia membuang nafasnya panjang karena sedang tidak ingin berdebat dengan mamanya saat ini.
"Hei Leon!" panggilnya lagi.
"Ada apa Ma? Leon sedang tidak ingin berdebat dengan Mama, Leon lelah," jawabnya dengan malas.
"Memangnya siapa yang mau mengajakmu berdebat? Mama hanya ingin mengganti uang yang kau gunakan untuk membeli makanan itu. Ya sudah kalau tidak mau," kata Mama Jean yang sengaja menggoda anaknya.
Leon yang mendengar itu membulatkan matanya dan bangkit dari sandaran duduknya menghadap ke arah mamanya, "Beneran Ma?" tanyanya penuh semangat.
"Tentu saja, tapi sepertinya kau sedang malas bicara dengan Mama," katanya lagi.
"Tidak, tidak! Aku tidak malas Ma, aku hanya kelelahan saja tadi. Jadi... mmm... bagaimana? Apa Mama mau mengembalikan uangku?" tanya Leon lagi.
"Tadinya sih begitu, tapi... "
"Mama ayolah, aku berjanji tidak akan mengulangi kesalahanku lagi," katanya penuh harap.
"Kau janji?" tanya Mama Jean memastikan.
"Iya Ma, apa anakmu yang tampan ini terlihat meragukan?" ketus Leon.
"Dasar anak tengik! Percaya dirimu terlalu tinggi," jawabnya.
"Ma, coba Mama tanyakan saja pada semua orang yang ada disini, pasti mereka bilang aku tampan," kata Leon membela.
"Baiklah, baiklah, terserah kau saja."
"Jadi bagaimana Ma?" tanya Leon lagi.
"Bagaimana apanya?" tanya Mama Jean pura-pura tidak tau.
"Mama!"
"Apa?"
"Haaahhh... sudahlah. Aku tidur saja," jawab Leon ketus kemudian berbaring di sofa memejamkan matanya kembali.
Noah, Nana dan Papa Rico tersenyum-senyum melihat tingkah ibu dan anak satu itu. Sedangkan Mama Jean yang berhasil menjahili anaknya tertawa sangat gembira, karena baru kali ini dia berhasil membuat anaknya kesal. Selama ini Mama Jean dan Papa Rico memang sangat menyayangi putra-putranya itu.
Setelah Mama Jean dan Papa Rico menghabiskan makanannya, mereka berdua pamit ke kantin untuk membeli minuman. Karena Papa Rico terbiasa minum kopi dan Mama Jean terbiasa minum teh hangat selepas makan. Mereka meninggalkan Leon yang tertidur dan Nana yang sedang menjaga Noah.
Kemudian salah satu perawat memasuki ruangan tersebut, dia berjalan dengan centil ke arah Noah yang sedang melihatnya. Dia sangat terpesona dengan ketampanan Noah, sedangkan Nana yang memperhatikannya hanya membuang mukanya. Noah yang melihat itu tersenyum licik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge Marriage
Romance"Tertawalah bahagia sepuasmu hari ini Nana, karena mulai besok dan seterusnya kau hanya akan menangis dengan pernikahan ini." Begitulah kata yang diucapkan Naoh kepada istri yang baru saja dinikahinya. Apa Noah menikahi Nana karena mencintainya? Tid...