52. meminta kembali

2.6K 264 41
                                        

Halloo!!!
Pasti pada capek banget nungguin nya ya, maaf banget (๑'•.̫ • '๑)

Pradikta mendesah, ia membenturkan kepalanya keatas stir kemudi, meyesali bertapa bodohnya kelakuannya tadi. Kenapa ia tiba-tiba jadi pria yang sok cool yang mengabaikan Siska yang berada di dekatnya tadi, kenapa tadi ia seolah olah berperan sebagai lelaki yang baik baik saja setelah putus dari Siska, Pradikta kembali membenturkan kepalanya keatas stir kemudi.

Seandainya bisa di ulang ia akan memerankan tokoh Pria paling desperate yang ada di bumi, ia kan berperan sebagai lelaki yang tidak baik baik saja setelah putus dari Siska, ia akan menjadi lelaki yang seakan merasa bersalah karna telah menyakiti hati Siska, bukan seakan menjadi Pria yang baik baik saja bahkan terlihat terawat setelah putus dari Siska, Dan menggambarkan bertapa menyesalnya ia atas apa yang ia lakukan, siapa tahu perempuan itu akan luluh jika melihat dirinya yang tidak baik baik saja setelah putus darinya, bukan kah wanita merasa senang jika ia merasa sangat di butuhkan? ia rela Salto di tol jagorawi asal tuhan mengulang kejadian di lift tadi.

Pradikta membuka kaca mobilnya, lalu melirik kearah kaca spion, yang membuatnya kembali mendesah kesal, tidak ada tanda tanda Tak terawat atau sedih, malah wajahnya terlihat segar, terkutuklah kebodohan dirinya yang mengikuti saran abhi untuk merawat tubuhnya dengan dalih saat itu "visual itu no 1 bukan cuma buat cowok aja tapi buat cewek juga, lo harus kelihatan kece biar Siska terpesona lagi," nyata nya tidak, hatinya justru nyeri saat tadi Siska menatapnya dengan pandangan terluka Dan menyiratkan sedang tidak baik baik saja, wajah yang semakin tirus, Dan pucat, juga dark circle yang semakin menghitam kontras dengan dirinya yang terlihat baik baik saja, bisa bisa Siska menganggapnya malah baik baik saja setelah putus dari dia, dengan begitu kesempatan nya untuk membawa perempuan itu kembali akan semakin sulit.

lamunanya buyar saat Suara klakson terdengar riuh, Pradikta menatap kerah traffic light yang berubah menjadi hijau, ia langsung menginjak gas kuat kuat.

"Mama sudah lama enggak lihat Siska, apa kabarnya?," pertanyaan dari sang mama membuat Pradikta yang tengah mengupas kulit apel terhenti seketika.

Pradikta berdeham, "dia baik kok Ma," ucapnya Tanpa memandang wajah mamanya.

Mamanya tersenyum, lalu tertawa melihat tingkah putranya itu, "kamu Kira mama anak anak yang bisa kamu bohongi Ta?, Mama pernah muda, kamu kurang jago ngumpetin perasaan, persis papa kamu,"

Pradikta menghela nafas, ia melirik sang papa yang mendelik sambil membaca koran di hadapannya lantas tersenyum lalu berdiri dari sofa tempatnya duduk Dan memberikan apel yang sudah di potongnya keatas bangkar tempat mamanya berbaring.

"Jangan mikirin yang aneh aneh ma, fokus aja bikin mama Sehat, biar bisa ikut arisan lagi," sang papa menyahuti Tanpa mengalihkan pandangannya dari Koran yang di bacanya.

Mamanya cemberut, "anak kamu ini perlu di beri treatment khusus soal relationship, persis seperti kamu," jelasnya membuat Pradikta hanya mampu menghela nafas melihat pertengkaran di hadapannya.

"Sini nak duduk," mama Pradikta melirik kursi di sebelah bangkarnya.

Pradikta menghela nafas kemudian duduk di sebelah nya, seandainya ia memiliki kemampuan menghilang ia akan menggunakan kemampuan itu sekarang lagi pula tak biasanya mamanya repot-repot memikirkan tentang relationship nya.

"Mama enggak tahu masalah kalian, tapi kalau bisa dibicarakan baik baik, turunkan sedikit ego kamu, minta maaf duluan, wanita paling senang jika merasa di hargai,"

Pradikta hanya mengangguk menyahuti, andai mamanya tahu apa yang terjadi, ia yakin mamanya akan memarahinya karna telah tumbuh menjadi lelaki yang brengsek.

I'm Not ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang