Siska diarahkan masuk kedalam ruangan yang paling belakang oleh resepsionis di depan, di dalamnya ada banyak alat alat masak, ada 4 meja yang masing masing di beri jarak sekitar 1,5 m, disana 2 orang wanita sudah terlebih dahulu datang.
"Hallo, kursus juga ya?," Sapa seorang wanita berhijab yang berdiri di meja paling depan.
Siska mengangguk "iya mbak,"
"Kami juga kok sama, baru, saya Azkia," ucap wanita itu sopan.
"Saya Siska mbak," balas Siska sopan, wanita di sebelah Azkia pun memperkenalkan diri "saya Felicia," ucapnya.
Siska berdiri di meja paling kanan di barisan kedua, rupanya kelas hari ini hanya mereka ber-3, mereka bertiga masih masuk ke dalam kelas grade A untuk para pemula, mereka tidak buru-buru belajar membuat kue atau menghias kue, mereka hanya di perkenalkan dengan bahan bahan kue yang tersaji dan menghafalkannya satu per satu.
Intinya hari ini mereka hanya belajar hal basic mengenai kue, waktu belajar mereka 4 jam, sekali istirahat dan waktu salat di jam 6 sore kemudian kembali di lanjut.Pukul 7:21 pembelajaran selesai, Siska keluar dari dalam ruangan, Azkia dan Felicia masih di dalam sedang menyelesaikan masalah administrasi. Aroma tanah basah yang menguar karna tadi sempat hujan deras menjadi aroma yang Siska hirup saat keluar dari bangunan kursus.
"Siska!," Panggil seseorang membuat Siska yang tengah berjalan berbalik.
Pradikta melambaikan tangannya, "ayo pulang," ucap lelaki itu ketika sudah ada di hadapan Siska."Kok Lo ada di sini?," Tanya Siska heran.
Pradikta terkekeh "gue nunggu Lo tadi di sana," pradikta menunjuk kursi panjang di samping bangunan ruko.
Siska menggeleng gelengkan kepalanya "kenapa enggak pulang aja coba, gue kan bisa pulang sendiri,"
"Udah ngomelnya? Ayo pulang, nanti keburu ujan lagi," ucap pradikta menarik tangan Siska untuk cepat cepat masuk mobil.Hujan deras kembali turun saat mereka sampai di rumah, Siska menawarkan Dikta untuk mampir terdulu ke rumahnya, dan tentu saja usul itu langsung di setujui oleh Pradikta. Saat masuk ruangan Siska menyimpan tasnya di atas sofa ruang tamu, ujung rambutnya menyentuh bahu ketika ia berjalan cepat kearah kulkas untuk mengambil 2 buah susu UHT, 'mau?," Tanya Siska pada Pradikta tanpa suara.
Pradikta yang duduk di mini bar dapur menggeleng, "air putih aja," ucapnya sambil menggosok gosokkan hidungnya yang memerah.
Siska menyerahkan secangkir air putih hangat kepada pradikta. "Lo udah makan?," Tanya Siska tanpa menoleh
"Belum"
Kini siska berbalik menghadap nya
"Sebagai rasa terimakasih udah nganterin dan nungguin gue, Lo makan dulu deh di sini,"Siska terdiam berfikir "makan apa?,"
"Apa aja deh," ucap pradikta yang kini hidungnya semakin memerah."Mau masak?," Tanya pradikta
"Ya enggak, delivery aja mau apa KFC? HokBen? ," Pradikta menggelengkan kepalanya "jangan junk food deh," jawab pradikta
"Terus apa?," Tanya Siska tangannya lihai menscroll daftar makanan di layar handphone nya
"Sop ayam kuritno?," Tanya nya
Pradikta menggeleng
"Nasi bakar haji hasan?,"
Pradikta menggeleng "kurang enak," ucapnya
Siska menatap nya tajam "terus mau apa?,"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Chef
Literatura FemininaSiska yang seumur-umur tidak memiliki kemampuan memasak memutuskan membuka kafe di Jakarta untuk menunggu sang pacar. Sayangnya, suatu insiden tak menyenangkan terjadi di hari pertama kafenya di buka, yang membuat Siska pada akhirnya menengenal Prad...